Rohmania Setiarini
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran: Media Informasi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan

BELL’S PALSY: SUATU TINJAUAN PUSTAKA Rohmania Setiarini
JURNAL KEDOKTERAN Vol 6 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36679/kedokteran.v6i2.363

Abstract

Bell’s palsy merupakan kelainan saraf fasialis yang paling banyak dijumpai. Gejala klinis bell’s palsy yaitu adanya lesi saraf fasialis akut tipe lower motor neuron yang terjadi secara tiba-tiba dan cepat. Sekitar 80% pasien sembuh spontan. Etiologi dan patofisiologi masih diperdebatkan. Kehamilan memiliki resiko tiga kali lipat terjadi bell’s palsy. Penegakkan diagnosis berdasarkan klinis. Terapi yang direkomendasikan yaitu pemberian steroid oral. Artikel ini merupakan sebuah studi pustaka.Kata kunci: Bell’s palsy, etiologi, diagnosis, penatalaksanaan ABSTRACTBell's palsy is the most common facial nerve disorder. The clinical symptom is acute lower motor neuron type facial nerve lesion that occurs suddenly and rapidly. About 80% of patients recover spontaneously. The etiology and pathophysiology are still being debated. Pregnancy has a threefold risk of developing Bell's palsy. Diagnosis based on clinical. The recommended therapy is oral steroid administration. This article was a literature review.Keyword: Bell’s palsy, diagnosis, etiology, treatment
HUBUNGAN DURASI PENYAKIT DENGAN GEJALA NON MOTORIK PENYAKIT PARKINSON Rohmania Setiarini; Subagya Subagya; Astuti Astuti
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif terbanyak kedua setelah alzheimer. Walaupun gejala motorik yang dipakai untuk menegakkan diagnosis penyakit parkinson, namun gejala non motorik penting sebagai penentu kualitas hidup pasien penyakit parkinson. Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui adakah hubungan durasi dengan gejala non motorik penyakit Parkinson. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang pada pasien parkinson di RSUP Dr. Sardjito pada bulan Februari-Juni 2017. Dilakukan analisis hubungan antara durasi penyakit dengan gejala non motorik penyakit parkinson. Pada penelitian ini gejala non motorik terdapat pada 94% pasien penyakit parkinson. Gejala non motorik yang sering muncul pada pasien yaitu gangguan buang air kecil, nyeri dan gangguan konsentrasi (44,4%). Durasi penyakit pasien parkinson berkisar antara 6-144 bulan dengan rata-rata 34,56 bulan. Tidak didapatkan hubungan antara durasi penyakit parkinson dengan gejala non motorik dengan nilai p 0,915. Penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara durasi penyakit dengan gejala non motorik penyakit parkinson
PROFIL PASIEN PARKINSON DI POLIKLINIK SARAF RSUP DR. SARDJITO Rohmania Setiarini; Subagya Subagya
JURNAL KEDOKTERAN Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit parkinson merupakan salah satu penyakit degeneratif yang banyak dijumpai setelah demensia alzheimer. Prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia, namun sejauh ini data epidemiologi penyakit parkinson di Indonesia masih terbatas, dan pada umumnya masih berupa studi epidemiologi yang berbasis di rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil pasien dengan penyakit parkinson di Poliklinik Saraf RS Dr Sardjito. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang disajikan secara deskriptif. Dilakukan dengan mengumpulkan data pasien dengan penyakit parkinson yang terdaftar di buku register di klinik gangguan gerak poliklinik saraf RSUP Dr Sardjito dalam satu tahun terakhir. Data pasien hanya diambil satu kali. Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah pasien penyakit parkinson sebanyak 25 orang, terdiri dari laki-laki 18 (72%) dan perempuan 7(28%). Berdasarkan usia didapatkan kelompok yang terbanyak berusia 60-79 tahun 14(56 %). Berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar adalah perguruan tinggi sebesar 13 (52%). Berdasarkan status pernikahan didapatkan pasien yang menikah 24(96%) sisanya 1(4%) tidak menikah. Pasien penyakit parkinson sebagian besar tinggal di Kabupaten Sleman 13 (52%) diikuti Kota Jogjakarta 5 (20%). Berdasarkan lama sakit, yang terbanyak menderita selama 2-3 tahun 11 (44%). Derajat penyakit parkinson menurut Hoehn dan Yahr sebagian besar derajat ringan (stadium I&II) 11 (44%) kemudian derajat sedang 5 (20%) dan berat 5 (20%). Gejala dominan yaitu tremor 15 (60%) dan bradikinesia 10 (40%). Disimpulkan bahwa profil pasien dengan penyakit parkinson yang berobat di klinik gangguan gerak poliklinik saraf RSUP Dr Sardjito lebih banyak pasien laki-laki, usia terbanyak 60-79 tahun, sebagian besar derajat ringan dan gejala dominan adalah tremor
HUBUNGAN LEUKOSITOSIS DENGAN LUARAN KLINIS PASIEN STROKE ISKEMIK Rohmania Setiarini; Abdul Gofir
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke merupakan penyebab kecacatan dan kematian ketiga di dunia. Leukositosis sering terjadi pada pasien stroke akut dan dicurigai mempunyai efek buruk terhadap luaran klinis pasien stroke. Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahui adakah hubungan leukositosis dengan luaran klinis pasien stroke iskemik. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif pada pasien stroke iskemik di Unit Stroke dan Bangsal Saraf RSUP Dr. Sardjito. Kadar leukosit diambil saat pasien datang, pemeriksaan klinis neurologi dinilai dengan SSGM saat pasien datang dan onset hari ketujuh. Dilakukan analisis kadar leukosit dengan selisih nilai SSGM. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara leukositosis dengan luaran klinis pasien stroke iskemik bermakna signifikan secara statistik (p 0,026)