This Author published in this journals
All Journal REKA KARSA
Yudha Buana Hakim
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sustainability Pada Bangunan Kolonial Bersejarah Museum Negeri Mulawarman Tenggarong, Kalimantan Timur Hakim, Bhanu Rizfa; Hakim, Yudha Buana; Rosadi, Imam; Firdausy, Ilham; Soewarno, Nurtati
REKA KARSA Vol 2, No 2
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1543.854 KB) | DOI: 10.26760/rekakarsa.v2i2.459

Abstract

ABSTRAK Sejalan dengan meningkatnya pembangunan maka meningkat pula luas lahan terbangun. Salah satu solusi untuk meminimalkan luas lahan terbangun adalah dengan memanfaatkan bangunan yang telah ada (reuse). Adaptive reuse kerap diberlakukan pada bangunan bersejarah yang dilestarikan. Bangunan ini telah melalui rentan waktu lebih dari 50 tahun sehingga telah terbukti tahan terhadap berbagai hal, salah satunya adalah terhadap iklim. Dengan pendekatan sustainable building dan grounded research penelitian ini melihat langsung ke lokasi bangunan eks-Kedaton Kutai Kartanegara di kota Tenggarong Kalimantan Timur yang kini telah beralih fungsi menjadi Museum Negeri Mulawarman. Bangunan ini termasuk ke dalam bangunan konservasi yang didirikan pada masa penjajahan Kolonial dengan mengadopsi gaya arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan iklim tropis. Penelitian ini akan menguji keberlangsungan bangunan eks Kedaton setelah dialih fungsikan menjadi museum. Selain itu dengan pendekatan greenship penelitian ini juga akan mengkaji kondisi tapaknya. Diperlukan persyaratan khusus untuk benda-benda pamer tertentu sehingga diperlukan campur tangan Pemerintah Daerah untuk mengkaji ulang alih fungsi bangunan tersebut.   Kata kunci: bangunan konservasi, sustainable building, greenship ABSTRACT In line with the increasing development also gives effect to the land use area. There is a one of solution to minimize the land use area is utilize existing buildings (reuse). The concept of adaptive reuse is often imposed on the preserved historic buildings. This building has been through a vulnerable period of more than 50 years that have proven resistant to a variety of things, one of which climate responds. With the approach of adaptive reuse and grounded research, this study aim to the site of the former building Kedaton Tenggarong Kutai in East Kalimantan which now has been converted to Museum Negeri Mulawarman. This building is one of conservation buildings, builded in colonialism that adobted Europe architecture style and adapted to local climate. With sustainable building approach, this research will examine the sustainability of the building after converted into a museum building. In addition to the approach greenship this study will also assess the site conditions of Museum Negeri Mulawarman. Necessary special requirements for certain objects and also the Local Government intervention is required to review the transfer functions of the building. Keywords: building conservation, sustainable building, greenship
Sustainability Pada Bangunan Kolonial Bersejarah Museum Negeri Mulawarman Tenggarong, Kalimantan Timur Bhanu Rizfa Hakim; Yudha Buana Hakim; Imam Rosadi; Ilham Firdausy; Nurtati Soewarno
REKA KARSA Vol 2, No 2
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v2i2.459

Abstract

ABSTRAK Sejalan dengan meningkatnya pembangunan maka meningkat pula luas lahan terbangun. Salah satu solusi untuk meminimalkan luas lahan terbangun adalah dengan memanfaatkan bangunan yang telah ada (reuse). Adaptive reuse kerap diberlakukan pada bangunan bersejarah yang dilestarikan. Bangunan ini telah melalui rentan waktu lebih dari 50 tahun sehingga telah terbukti tahan terhadap berbagai hal, salah satunya adalah terhadap iklim. Dengan pendekatan sustainable building dan grounded research penelitian ini melihat langsung ke lokasi bangunan eks-Kedaton Kutai Kartanegara di kota Tenggarong Kalimantan Timur yang kini telah beralih fungsi menjadi Museum Negeri Mulawarman. Bangunan ini termasuk ke dalam bangunan konservasi yang didirikan pada masa penjajahan Kolonial dengan mengadopsi gaya arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan iklim tropis. Penelitian ini akan menguji keberlangsungan bangunan eks Kedaton setelah dialih fungsikan menjadi museum. Selain itu dengan pendekatan greenship penelitian ini juga akan mengkaji kondisi tapaknya. Diperlukan persyaratan khusus untuk benda-benda pamer tertentu sehingga diperlukan campur tangan Pemerintah Daerah untuk mengkaji ulang alih fungsi bangunan tersebut.   Kata kunci: bangunan konservasi, sustainable building, greenship ABSTRACT In line with the increasing development also gives effect to the land use area. There is a one of solution to minimize the land use area is utilize existing buildings (reuse). The concept of adaptive reuse is often imposed on the preserved historic buildings. This building has been through a vulnerable period of more than 50 years that have proven resistant to a variety of things, one of which climate responds. With the approach of adaptive reuse and grounded research, this study aim to the site of the former building Kedaton Tenggarong Kutai in East Kalimantan which now has been converted to Museum Negeri Mulawarman. This building is one of conservation buildings, builded in colonialism that adobted Europe architecture style and adapted to local climate. With sustainable building approach, this research will examine the sustainability of the building after converted into a museum building. In addition to the approach greenship this study will also assess the site conditions of Museum Negeri Mulawarman. Necessary special requirements for certain objects and also the Local Government intervention is required to review the transfer functions of the building. Keywords: building conservation, sustainable building, greenship