Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

RESPON VARIETAS PADI TAHAN SALIN TERHADAP BEBERAPA DURASI GENANGAN DENGAN TINGKAT SALINITAS BERBEDA Erick Firmansyah; Budiastuti Kurniasih; Didik Indradewa
AGROISTA : Jurnal Agroteknologi Vol. 1 No. 1 (2017): MEI
Publisher : Program Studi Agroteknologi INSTIPER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.87 KB) | DOI: 10.55180/agi.v1i1.7

Abstract

Indonesia population predicted to reach 304.9 million in 2035 and requires 70% more rice as food supply than today. The fulfillment of food supply experienced constraints such as submergence and salinity caused by climate change. Salinity and submergence stresses may occur in the same time, and the crop response to them has not been widely known. Research has been done to find out the responses of rice to salinity and submergence. The submergence level as the first factor consists of three levels (without submergence (R0); one-week submergence (R1); And two-week submergence (R2)}, salinity level as a second factor consists of two levels {non saline (S1); And saline (S2) to obtain six combinations and each combination is repeated three times. Observations were made on the ratio of the leaf area ratio, the typical leaf area, the canopy -root ratio, the typical leaf weight and the canopy growth rate of the canopy. The weight of grain per clump becomes the observed production parameter at the end of the generative phase. The results showed that there was interaction between submergence duration and salinity level on leaf area ratio, typical leaf area, and canopy-root ratio. Observation of typical leaf weight and relative growth rate showed the treatment of submergence and salinity gave an individual effect. Two weeks of submergence cause plant to death. The saline treatment in all submergence levels resulted in a decrease in the weight of grain per hill. Plants survived one-week non-saline submergence, but two weeks non-saline submergence caused the plant to di
PERTUMBUHAN DAN MORFOLOGI AKAR KELAPA SAWIT (Elaeis guinensis Jacq.) PADA SALINITAS GENANGAN BERBEDA Erick Firmansyah
AGROISTA : Jurnal Agroteknologi Vol. 1 No. 2 (2017): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Agroteknologi INSTIPER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.694 KB) | DOI: 10.55180/agi.v1i2.19

Abstract

Palm oil can experience high salinity waterlogging at the same place and time; however, the effects of these two conditions on growth and morphology of palm oil root was not fully understood. Research has been done by combining two levels of salinity (high salinity and low salinity) and three levels of waterlogging (without waterlogging, twoweek waterlogging intervals, and four-week waterlogging intervals). The study was conducted in pots for 4 months used 4 months old oil palm planting material. The results show that high salinity and waterlogging consistently decrease the oil palm root growth parameter. Longer duration of waterlogging decreases root growth greater than shorter waterlogging. High salinity and waterlogging do not consistently change the ratio of the area of each primary, secondary, and tertiary root tissue. Palm oil forms pneumatophore and aerenchyma under both non saline and saline waterlogging. High salinity followed by waterlogging can compensate the negative effects of salt ions (Na+ and Cl– ) through morphological adaptations, changes in ion absorption rate, and root membrane impermeability. Keywords : Morphology, Palm oil, Root, Salinity, Waterlogging
KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH PADA SISTEM BUDIDAYA DALAM POT DENGAN BERBAGAI MEDIA TANAM Arkadius Kompo; Erick Firmansyah
AGROISTA : Jurnal Agroteknologi Vol. 5 No. 1 (2021): MEI
Publisher : Program Studi Agroteknologi INSTIPER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.036 KB) | DOI: 10.55180/agi.v5i1.122

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam dan kepadatan tanaman terhadap pertumbuhan dan produktivitas kacang tanah (Arachis hipogeae L) pada sistem budidaya dalam Pot. Penelitian dilakukan menggunakan percobaan faktorial yang diatur dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah media tanam yang terdiri dari 3 aras yaitu: tanah+ sekam, tanah+pupuk organik, tanah+sekam+pupuk organik dan faktor kedua adalah jumlah tanaman/pot yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu: 1 tanaman/polibag, 2 tanaman/polibag, 3 tanaman/polibag, 4 tanaman/polibag. Teknik analisis data menggunakan sidik ragam, untuk mengetahui perlakuan yang berbeda dilakukan uji jarak berganda Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada jenjang α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam dan kepadatan tanaman memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun, berat basah tanaman, jumlah polong, jumlah biji kering kacang tanah (Arachis hipogeae L) pada sistem budidaya dalam Pot, tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap berat kering tanaman dan berat biji kering kacang tanah (Arachis hipogeae L) pada sistem budidaya dalam Pot.
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TANAMAN CENGKEH DI BEBERAPA KECAMATAN DI KABUPATEN TRENGGALEK Duta Mangku; Erick Firmansyah; Yohana Theresia Maria Astuti
AGROISTA : Jurnal Agroteknologi Vol. 4 No. 1 (2020): MEI
Publisher : Program Studi Agroteknologi INSTIPER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.387 KB) | DOI: 10.55180/agi.v4i1.142

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor biotik, faktor abiotik dan faktor managemen yang mempengaruhi produktivitas tanaman cengkeh serta untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor biotik, faktor abiotik dan faktor managemen terhadap produktivitas tanaman cengkeh, telah dilaksanakan pada bulan Desember 2019 di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Munjungan, Kecamatan Panggul dan Kecamatan Pule. Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini merupakan kegiatan survey berdasarkan judul yang akan di teliti. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan petani dengan menggunakan quisioner. Data sekunder adalah data yang sudah tercatat pada dinas terkait berupa data-data produksi dan data pendukung lain seperti, data curah hujan dan iklim 5 tahun terakir, data produksi cengkeh selama 5 tahun terakir, luas areal tanam cengkeh 5 tahun terakir, peta wilayah, monografi desa dan kecamatan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang di formulasikan sebagai berikut, Yi = β0 + β1X1 + β2X2 + E, Dimana: Y = Produktifitas Cengkeh, X1 = Luas Lahan (Ha), X2 = Curah hujan, E = error. Hasil penelitian Produktivitas tanaman cengkeh dipengaruhi faktor biotik berupa hama penyakit tanaman, dan faktor abiotik berupa luas lahan. Factor biotik berupa hama penyakit tanaman secara langsung menyerang tanaman hingga tanaman mati, sedangkan faktor abiotik berupa luas lahan menyebutkan semakin luas lahan maka semakin rendah produktivitas tanamam cengkeh atau sebaliknya. Kata kunci : produktivitas tanaman cengkeh, faktor biotik dan abiotik.
UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA SUMBER DOLOMIT TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS JAGUNG MANIS Dicky Saputra; Erick Firmansyah
AGROISTA : Jurnal Agroteknologi Vol. 5 No. 1 (2021): MEI
Publisher : Program Studi Agroteknologi INSTIPER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.434 KB) | DOI: 10.55180/agi.v5i1.149

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai sumber dolomit dan Dosis pupuk dolomit terhadap tanaman jagung manis telah dilakukan di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mulai bulan desember 2020 hingga februari 2021. Metode percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah berbagai sumber dolomit dari 3 aras Kapur pertanian kebo mas, Kapur dolomit super dan Kapur Petro-cas. Faktor kedua adalah dosis pupuk dolomit terdiri dari 3 aras, yaitu 10 g, 20 g, dan 400 g. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis of Variance (sidik ragam) pada jenjang nyata 5%. Apabila ada perbedaan nyata pengujian dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) dengan jenjang nyata 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada interaksi nyata antara sumber dolomit dan dosis pupuk dolomit terhadap pertumbuhan jagung manis.
REKAYASA IKLIM MIKRO DALAM PRODUKSI BAHAN TANAM TANAMAN PORANG (Amorphophallus muelleri) Pandhu Adhil Bahtiar; Erick Firmansyah; Dian Pratama Putra
AGROISTA : Jurnal Agroteknologi Vol. 4 No. 1 (2020): MEI
Publisher : Program Studi Agroteknologi INSTIPER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.278 KB) | DOI: 10.55180/agi.v4i1.171

Abstract

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh macam naungan dan ukuran umbi katak terhadap pertumbuhan bibit porang, telah dilakukan di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) Instiper Yogyakarta pada bulan Agustus hingga Oktober 2020 di Desa Wedomarani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah macam naungan yang terdiri dari empat macam yaitu : tanpa naungan, plastik dengan paranet 55%, plastik dengan paranet 75% dan plastik. Faktor kedua adalah ukuran umbi katak yang terdiri dari 3 aras yaitu ukuran kecil (<5 g), sedang (6 g - 15 g) dan besar (>16 g). Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis of Variance (sidik ragam) pada jenjang nyata 5%. Apabila ada perbedaan nyata pengujian dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) dengan jenjang nyata 5%. Untuk membandingkan antara perlakuan dengan kontrol dilakukan uji kontras orthogonal. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada interaksi nyata anatara macam naungan dan ukuran umbi katak terhadap pertumbuhan bibit porang. Macam naungan plastik dengan paranet 75% memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan bibit poran. Sedangkan ukuran umbi katak sedang memberikan rata-rata hasil terbaik dari parameter pertumbuhan berat segar, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, lama bertunas dan jumlah tunas. Kata kunci: Porang, Umbi katak, Pembibitan, Iklim mikro
PEMBANGUNAN SISTEM REKOMENDASI PEMUPUKAN BERBASIS WEB BAGI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT Erick Firmansyah; Shinta Ihtamma Dewi; Arif Umami
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 1 (2021): Edsi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v23i1.1285

Abstract

Kelapa sawit merupakan tanaman perennial yang membutuhkan ketercukupan nutrisi sepanjang tahun. Penyediaan nutrisi tanaman melalui pemupukan harus sesuai dengan kebutuhan spesifik kelapa sawit. Pengetahuan tentang jenis pupuk, perhitungan dosis, dan penaksiran karakteristik iklim sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pemupukan. Penentuan rekomendasi pemupukan melalui analisis tanah dan daun seringkali tidak dapat dilakukan oleh petani akibat faktor biaya dan pengetahuan yang terbatas. Penentuan jenis, dosis, dan waktu pemupukan ditentukan oleh factor internal dan eksternal tanaman. Pembangunan sistem rekomendasi melibatkan 3 domain pengetahuan pemupukan kelapa sawit, yaitu domain tanah, tanaman, dan iklim. Perhitungan kebutuhan nutrisi didasarkan pada defisit antara unsur pemasok dan unsur penghilang nutrisi pada agroekosistem kelapa sawit. Langkah penentuan dosis pupuk diawali dari perhitungan defisit nutrisi, identifikasi jenis pupuk penyuplai nutrisi, penentuan aturan matematis, dan penentuan waktu pemupukan berdasarkan data iklim. Sistem rekomendasi pemupukan kelapa sawit ditampilkan dengan format antarmuka berupa website (http://smartferti.com/).