Silvia Devi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ADAPTASI MASYARAKAT DI TUAPEJAT KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI PROPINSI SUMATERA BARAT Silvia Devi
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 02 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.946 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i02.6

Abstract

Mentawai is an area consisting of several islands. However, there is one island that was initially notoccupied by the Mentawai people. It was Sipora located exactly in Tuapejat. The island was originallyonly used as a stopover for people who cross the island. However, as the region expands and thensearches for the capital region of the Regency, Sipora Island is chosen as a strategic location for theMentawai people who are on another island. In the past, Mentawai was still part of Pariaman Regency.Then this region became one of the transmigration areas of the population both from West Sumatraitself and from the island of Java. Because of the first entry of transmigration, as well as the existenceof Mentawai people from other islands, they mixed together with a variety of customs and habits.Therefore this paper examines the forms of community adaptation in Tuapejat, Mentawai, West SumatraProvince. This paper uses qualitative approach. The data are collected through interview andobservation. The result of the research shows that there is good adaptation ability among the people inMentawai with the newcomers. The first proces of adaptation is done from the family environment. Theadoption of value is first done in the family before family members interact in the wider environmentsuch as the community. Religious and cultural differences are common in Tuapejat society, especiallyfor Mentawai people. Religious and cultural differences are not a problem among them because theygive priority to mutual respect and value for each difference.
MODAL SOSIAL MASYARAKAT NAGARI SIJUNJUNG DALAM BATOBO KONSI Silvia Devi
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.54 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i2.87

Abstract

Modal social dimiliki dalam setiap kelompok masyarakat. Modal social terbentuk dari adanya nilainilai dan norma-norma yang dianut dan dipatuhi dalam suatu kelompok masyarakat yang memiliki tujan hidup yang lebih baik yang menjadi acuan dalam bersikap, bertindak dan bertingkahlaku dengandasar kepercayaan.Tujuan penelitian ini adalah melihat bagaimanat obokons isebagai salah satu organisas itradisional yang memiliki modal social bersifat gotong royong dalam masyarakat Nagari Sijunjung yang utamanya bergerak di bidang pertanian, akan tetapi berkembang tidak hanya bidang ekonomi,melainkan social dan budaya. Penelitian ini menggunakakan metode observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan tobo kons isangat efektif dan membantu dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin eksisnya tobo konsi dengan semakin banyaknya anggota dalam setiap tobo yang ada di Nagari Sijunjung.
MITOS JENIS KELAMIN BAYI PADA IBU HAMIL DI MASYARAKAT MINANGKABAU Silvia Devi
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.095 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i1.110

Abstract

Peristiwa kehamilan pada setiap perempuan berbeda pengalamannya. Bahkan dari satu ibu saja ketika hamil anak pertama akan mengalami perbedaan dengan kehamilan anak selanjutnya. Oleh karena itu banyak mitos tanda-tanda yang ditampilkan ibu hamil dan memiliki mitos sendiri bagi masyarakat Minangkabau dalam menebak jenis kelamin bayi.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mitos tandatanda dan usaha yang dilakukan oleh seorang ibu hamil guna mendapatkan anak dengan jenis kelamin tertentu.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara dengan informan yakni tiga orang tukang urut dan lima orang perempuanyang pernah melakukan upaya mendapatkan anak berjenis kelamin tertentu. Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian dari mitos tanda-tanda dan usaha yang dilakukan untuk mendapatkan anak dengan jenis kelamin tertentu diyakini kebenarannya. Namun sebagian lain tidak membuahkan hasil. Akan tetapi, hal ini tidak menyurutkan usaha dari seorang perempuan untuk mendapatkan keinginananak dengan jenis kelamin tertentu yang didambakannya.