Yulius Purwadi Hermawan
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Legitimasi, Efektivitas dan Akuntabilitas G-20 Sebagai Klub Eksklusif dalam Pembentukan Tata Kelola Ekonomi Global Purwadi Hermawan, Yulius
Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.844 KB)

Abstract

This paper examines the modalities and challenges the G-20 as an exclusive club in running inclusive mandate to tackle the global financial crisis and the global financial structure to form a robust and resilient to the financial crisis. A limited number of conceptually does provide an  opportunity for the club to prove its effectiveness in addressing the global financial crisis. However, this paper argues that the measure of success of the G-20 not only in its ability to address the needs of their members effectively, but also its ability to provide benefits to all the nations of the world, including those who are not members of the club.Keywords : G-20, Global Governance, Club Theory
Legitimasi, Efektivitas dan Akuntabilitas G-20 Sebagai Klub Eksklusif dalam Pembentukan Tata Kelola Ekonomi Global Purwadi Hermawan, Yulius
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.844 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v8i2.544.%p

Abstract

This paper examines the modalities and challenges the G-20 as an exclusive club in running inclusive mandate to tackle the global financial crisis and the global financial structure to form a robust and resilient to the financial crisis. A limited number of conceptually does provide an  opportunity for the club to prove its effectiveness in addressing the global financial crisis. However, this paper argues that the measure of success of the G-20 not only in its ability to address the needs of their members effectively, but also its ability to provide benefits to all the nations of the world, including those who are not members of the club.Keywords : G-20, Global Governance, Club Theory
Legitimasi, Efektivitas dan Akuntabilitas G-20 Sebagai Klub Eksklusif dalam Pembentukan Tata Kelola Ekonomi Global Yulius Purwadi Hermawan
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 8 No. 2 (2012)
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.844 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v8i2.544.%p

Abstract

This paper examines the modalities and challenges the G-20 as an exclusive club in running inclusive mandate to tackle the global financial crisis and the global financial structure to form a robust and resilient to the financial crisis. A limited number of conceptually does provide an  opportunity for the club to prove its effectiveness in addressing the global financial crisis. However, this paper argues that the measure of success of the G-20 not only in its ability to address the needs of their members effectively, but also its ability to provide benefits to all the nations of the world, including those who are not members of the club.Keywords : G-20, Global Governance, Club Theory
INTERREGIONALISME DAN TANTANGAN PEMBENTUKAN KOMUNITAS ASEAN Yulius Purwadi Hermawan
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2011)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak tahun 1970an ASEAN telah mengembangkan bi-regional arrangement dengan organisasi regional di luar kawasan Asia Tenggara dan hybrid interregionalism dengan negara-negara yang memiliki pengaruh di kawasan ini. Anggota-anggota ASEAN juga secara individual mengambil peran aktif dalam transregional arrangement dengan negara-negara non anggota ASEAN. Ragam interregionalisme semakin diperkuat sejak pemimpin-pemimpin ASEAN mencanangkan cita-cita pembentukan komunitas ASEAN di tahun 2003.Penelitian ini mengkaji kontribusi interregionalisme yang melibatkan ASEAN sebagai organisasi maupun negara-negara secara individual terhadap proses pembentukan komunitas ASEAN. Penelitian ini mengikuti argumentasi teoretisi Transaksionalisme, yang menyatakan bahwa interaksi intens dan ekstensif di antara aktor-aktor regional sangat penting untuk menghasilkan fondansi ‘we feeling’ yang fundamental bagi pembentukan komunitas regional. Berangkat dari konsepsi ini, penelitian ini melihat bahwa faktor determinan untuk penguatan institusi regional bersifat endogenous – terkait kemampuan bangsa-bangsa untuk mendefinisikan identitas regional, membangun kerangka normatif dan organisasional yang menjadi ‘code of conduct’ dalam interaksi reguler mereka; pendefinisian identitas regional ini merupakan hasil interaksi yang intens dan ekstensif di antara aktor-aktor yang menjadi bagian dalam proses integrasi. Pertanyaan penelitian tentang hubungan interregionalisme dan pembentukan komunitas ASEAN ini menjadi menarik untuk dikaji lebih jauh karena interregionalisme bersentuhan erat dengan faktor yang bersifat exogenous yang berpotensi untuk memperlemah pembentukan ‘identitas regional’.Penelitian ini menemukan bahwa bi-regional arrangement dan hybrid interregionalism yang dikembangkan negara-negara ASEAN secara kolektif-institusional maupun transregional arrangement yang melibatkan negara-negara dengan kapasitas individual masing telah menjadikan konstruksi komunitas ASEAN lebih bersifat terbuka dan adaptif terhadap pengaruh ekstra regional. Interregionalisme telah membantu negara-negara anggota untuk memperkuat modalitas dan kapasitas bagi integrasi politik keamanan dan ekonomik dan memfasilitasi konektivitas di antara bangsa-bangsa Asia Tenggara; dan dengan demikian secara potensial menumbuhkan nilai-nilai ke-ASEAN-an di antara mereka. Namun demikian, interregionalisme membawa tantangan aktual serius bagi konsolidasi integrasi ASEAN di bidang ekonomik dan politik-keamanan; konstruksi ASEAN tetap akan dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh eksternal yang diciptakan oleh mitra-mitra interregional ASEAN.
KETERLIBATAN DAN KEPATUHAN INDONESIA DALAM PROSES G-20 Yulius Purwadi Hermawan; Ratih Indraswari; Sylvie Tanaga
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2012)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.545 KB)

Abstract

Penelitian kualitatif ini secara umum bertujuan untuk melihat bagaimana tata kelola ekonomi global dapat dibentuk melalui keterlibatan dan kepatuhan negara-negara yang mengambil bagian dalam pendekatan klub inklusif global. Secara khusus penelitian ini mengkaji dua pertanyaan utama: (1) inisiatif dan peran Indonesia dalam proses G-20 dan (2) kepatuhan Indonesia terhadap komitmen yang dibuatnya dalam G-20. Inisiatif dan peran dilihat dengan mengacu pada ide-ide yang disampaikan dalam G-20 dan keaktivan Indonesia dalam kelompok-kelompok kerja yang dibentuk G-20. Kepatuhan Indonesia melihat pada penerapan komitmen dalam bentuk kebijakan, regulasi maupun upaya lain yang dirancang untuk mengimplementasikan komitmen prioritas dalam G-20 khususnya dalam sektor finansial dan pembangunan. Penelitian ini juga melihat keterlibatan masyarakat sipil (CSO) dalam proses G-20 dengan memfokuskan pada persepsi CSO terhadap G-20 dan usulan-usulan yang mereka ajukan pada periode setelah penyelenggaraan KTT G-20 di Seoul (KTT Cannes dan Meksiko).
MATERIALISASI IDE INDONESIA DALAM INSTITUSI-INSTITUSI INTERNASIONAL Yulius Purwadi Hermawan; Ratih Indraswari; Ruth Ayu Hapsari; I Made Diangga
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1285.134 KB)

Abstract

Indonesia dalam lima tahun belakangan ini telah diasosiakan sebagai ‘emerging economy’, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia (the world’s third largest democracy), dan the world’s largest Muslim country.  Penelitian kualitatif ini mengkaji seberapa jauh ‘peningkatan label profil power’ Indonesia (setidaknya dalam bidang ekonomi dan demokratisasi) meningkatkan kemampuan pemerintah Indonesia dalam mempengaruhi proses pembentukan agenda dalam PBB, APEC, OKI, GNB dan G-20. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana Indonesia mendefinisikan peran ideational ketiga organisasi internasional tersebut dan bagaimana Indonesia berkontribusi dalam merealisasikan idenya dalam institusi-institusi internasional tersebut.
OPINI PUBLIK TERHADAP INTEGRASI REGIONAL Ratih Indraswari; Yulius Purwadi Hermawan; Adityo Anugroho Prananto; Judika Putri Sinaga
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.567 KB)

Abstract

Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun ke depan ASEAN akan memasuki babak baru dalam sejarah organisasi regional tersebut, yaitu pembentukan ASEAN Community 2015. Pembentukan komunitas ASEAN tersebut menandai dimulainya proses integrasi regional yang mengedepankan sebuah sebuah identitas regional: identitas ASEAN. Namun, kritik mempertanyakan apakah identitas ASEAN mungkin terbentuk mengingat ASEAN selama ini dipandang sebagai sebuah organisasi elit. Penelitian ini kemudian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat ASEAN (mahasiswa Hubungan Internasional se-Bandung) terhadap proses integrasi regional; khususnya penganalisaan opini publik atas peran dari ASEAN identity terhadap proses integrasi regional. Penelitian dengan metode face-survei ini menggunakan pendekatan Lauren McLaren dalam pembentukan opini publik terhadap integrasi ASEAN, dengan memokuskan pada faktor: cognitive mobilization, rational-utilatiranism, socio-tropic utilitarinism dan symbolism threat.
Diplomasi Budaya di Kawasan Asia Tenggara Ratih Indraswari; Yulius Purwadi Hermawan
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1077.225 KB)

Abstract

Relasi politik di antara aktor-aktor internasional yang terus mengalami perubahan telah membentuk konstelasi politik kontemporer yang dinamis. Namun, diplomasi tetaplah menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari interaksi negara-negara di dunia. Perkembangan yang terjadi saat ini memaksa pada pembuat kebijakan untuk kembali melakukan evaluasi atas kebijakan-kebijakan yang telah ada. Pengerahan pasukan sebagai parameter kapasitas militer maupun pencapaian-pencapaian ekonomi saja terbukti tidak cukup. Dalam keadaan ini diplomasi budaya menawarkan solusi alternatif untuk mengurai komplesitas dari hubungan internasional, dengan mengutamakan budaya sebagai dasar dari soft power. Berbeda dengan diplomasi konvensional yang bergantung pada aktor-aktor formal maupun negara, konsep dari diplomasi modern ini memberikan ruang yang lebih luas bagi keterlibatan dari aktor-aktor non-negara. Hal ini sejalan dengan kenyataan praktik diplomasi saat ini yang tidak terbatas hanya pada hubungan antar-negara, namun telah meluas pada hubungan antar-masyarakat serta perorangan. Karya tulis ini mencoba untuk mengaplikasikan konsep diplomasi budaya pada kawasan Asia Tenggara dengan menggunakn analisis aktor yang berfokus pada peran dari aktor negara serta aktor non-negara.  
Identifikasi Potensi Perempuan di Akar Rumput dalam Upaya Perlindungan Buruh Migran Perempuan Indonesia Sylvia Yazid; Elisabeth Dewi; Mabella Rehastri Azalia; Rizkita Mardea Nurdiandra; Gin Gin Ginanjar; Yulius Purwadi Hermawan
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.994 KB)

Abstract

Penelitian yang dilakukan di tingkat akar rumput ini telah berhasil mengidentifikasi peran perempuan dalam upaya perlindungan buruh migran perempuan (BMP) di Indonesia. Aktivis perempuan dari Paguyuban Seruni di Kecamatan Sumbang, Banyumas menjadi model pemberdayaan perempuan untuk dapat melakukan serangkaian aktivitas perlindungan BMP Indonesia. Melalui pengembangan diri, proses pengayaan dan pencapaian yang optimal disertai dengan akses pendidikan dan demokratisasi sederhana, tiga aktivis perempuan yang diwawancara secara mendalam telah memberikan masukan-masukan yang sangat berguna bagi upaya perlindungan BMP di tingkat akar rumput. Tentu ada keterbatasan, ada permasalahan, tetapi itu semua tetap menjadi pemicu semangat mereka untuk maju dan berkarya sesuai dengan sumber daya, proses dan pencapaian diri dan komunitas yang saling berkaitan.
Diplomasi Publik dan Nation Branding Ratih Indraswari; Yulius Purwadi Hermawan
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.01 KB)

Abstract

Penelitian ini mencoba mengaplikasikan konsep diplomasi publik dan nation branding terhadap kegiatan diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Akan digunakan lima pendekatan utama yang ditawarkan oleh Szondi terkait hubungan antara konsep diplomasi publik dan nation branding. Penelitian ini kemudian akan mencoba mengidentifikasi pendekatan yang sesuai dalam melihat upaya diplomasi Indonesia di dalam hubungannya dengan diplomasi publik dan nation branding.