Amelia Setiawan
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi Value Chain pada Bidang Fashion sebagai Bagian dari Industri Kreatif Untuk Membuat Bandung Juara Amelia Setiawan; Ria Satyarini; Agus Hasan P.A; Retno L. Adriani
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1595.066 KB)

Abstract

Industri kreatif adalah Industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Industri kreatif saat ini sedang berusaha dimajukan oleh pemerintahan Indonesia. Pelopor dari industri kreatif di Indonesia adalah Kota Bandung, dengan dibentuknya Bandung Creative City Forum (BCCF)yang merupakan langkah awal terjunnya kota Bandung menjadi kota kreatif.Dari semua sub sektor dari industri kreatif yang ada, terdapat tiga sektor yang terlihat terus berkembang dan menjadi acuan para wisatwan untuk datang ke Kota Bandung, sektor tersebut adalah sektor fesyen, kerajinan serta kuliner. Dari ketiga sektor tersebut, yang terlihat cukup menarik untuk diamati adalah sektor fesyen. Melihat dari sejarah Bandung, maka Bandung sangat terkenal akan industri tekstil serta garmen. Kedua industri ini yang menjadikan kota Bandung tidak dapat terlepas dari industri fesyen secara keseluruhan. Industri fesyen saat inimenuntut para pelaku usahanya untuk selalu selalu berinovasi, hal tersebut dikarenakan persaingan pada industri ini sangat berat.Salah satu bagian dari industri fesyen adalah distro (distribution outlet). Perkembangan dari distro ini sangat baik sehingga banyak pelaku usaha muda yang kemudian mencoba terjun kebidang ini. Yang cukup menarik adalah distro dibandung dibangun dengan system yang sama sekali berbeda dari system yang sudah ada. Bagaimana suatu produk distro yang diawali dari bahan mentah sampai ke produk akhir yang akhirnya sampai ketangan konsumen sangat menarik untuk diteliti.Aktivitas penciptaan nilai disetiap rantai proses produksi tersebut disebut dengan value chain. Dengan mengetahui dan dapat menganalisa value chain yang ada diharapkan dapat dijadikan suatu model yang kemudian dapat dijadikan percontohan untuk industri-industri lain, atau bahkan model tersebut di modifikasi agar menjadi model yang lebih efektif dan efisien.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana pengambilan datanya berdasarkanmetode survey, Focus Group Discussion dan penyebaran kuesioner.Keywords: competitive advantage, industri kreatif, industri fesyen, value chain  
Inovasi Produk Jamur untuk Meningkatkan Animo Konsumen akan Produk Jamur Kelompok Usaha Jamur dan Produk Jamur Parongpong Cimahi Ria Satyarini; Amelia Setiawan; Muliawati Muliawati; Fernando Mulia
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.185 KB)

Abstract

Keberadaan suatu cluster pada suatu wilayah dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Kelompok usaha jamur dan produk jamur Parongpong, Cimahi menjadi salah satu contoh pembentukan dan pembinaan suatu kelompok atau cluster yang cukup berhasil meski masih dalam skala kecil. Keberhasilan awal dari cluster usaha jamur dan produk jamur tersebut ditunjukkan dengan kemampuan menghasilkan produksi jamur yang dapat diterima oleh pasar dan kreativitas individu yang mampu membuat produk olahan dari jamur yang digemari di pasar saat ini, yaitu keripik dan sate jamur.Saat ini produk olahan jamur yang ada hanya berupa dua jenis produk olahan, keripik jamur yang sudah dijual dibanyak tempat, serta sate jamur yang dapat ditemukan di Floating Market, Lembang. Pelaku bisnis pada pengolahan jamur ini merasakan bahwa mereka menghadapi beberapa persoalan, diantaranya yang berhubungan dengan pengolahan jamur menjadi makanan olahan yang diminati oleh konsumen.Saat ini tim pengabdian masyarakat FE UNPAR menjadi mitra bagi petani dan pelaku usaha pengolahan jamur yang berlokasi di Parongpong Cimahi. Pendampingan yang dilakukan bertujuan untuk membantu para pelaku usaha pengolahan jamur untuk membantu mengembangkan produk jamur olahan sehingga para pelaku usaha dapat menjadi lebih maju dan usahanya lebih bervariasi sehingga dapat menjangkau konsumen yang luas.  
Identifikasi dan Analisis Value Chain pada Usaha kecil yang dikelola Mahasiswa Amelia Setiawan; Ria Satyarini
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.584 KB)

Abstract

Usaha kecil dan menengah tidak dapat dipandang sebelah mata. Bagaimanapun bentuk usaha ini yang bertahan disaat Indonesia jatuh pada krisis tahun 1998. Karena pentingnya usaha ini maka pemerintah memang perlu memberikan perhatian lebih pada usaha yang ukurannya kecil ini. Usaha kecil ini biasanya dibentuk oleh perorangan, merupakan usaha dengan omzet dibawah Rp 1 Milyar serta memiliki karyawan kurang dari 20 orang. Mudahnya membuka usaha kecil membuat banyaknya orang memulai usaha dengan membuka usaha yang termasuk kategori usaha kecil. Apabila usaha-usaha kecil ini tidak dibina, maka masa hidup mereka akan semakin pendek. Kecenderungan mahasiswa saat ini membuka usaha kecil sebetulnya suatu fenomena yang baik, dimana mereka mau membuka lapangan kerja dan tidak bergantung pada tersedianya lapangan pekerjaan dipasar, membuka industri baru, serta semakin tingginya inovasi.Keywords: usaha kecil dan menengah, anak muda, value chain, entrepreuneurship