Rudy Hartanto
Department Of Animal Science, Faculty Of Animal And Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semarang, 50275

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Agripet

Produksi Susu dan Komposisi Susu Sapi Friesian Holstein yang Mendapat Suplemen Tepung Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) Dian Wahyu Harjanti; Arif Mustaqim; Rudy Hartanto
Jurnal Agripet Vol 21, No 1 (2021): Volume 21, No. 1, April 2021
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v21i1.16170

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produksi susu dan komposisi susu sapi Friesian Holstein (FH) yang mendapat suplemen tepung temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb). Materi penelitian menggunakan sapi FH berjumlah 12 ekor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 perlakuan dan 6 kelompok. Perlakuannya adalah T0 = pakan basal (kontrol), T1 = pakan basal + suplemen temulawak (1% kebutuhan BK). Parameter yang diamati yaitu konsumsi bahan kering, produksi susu dan komposisi susu. Data yang diperoleh di analisis menggunakan sidik ragam, untuk data komposisi susu dilakukan uji lanjut dengan Paired T test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen temulawak tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi BK, produksi susu dan komposisi susu (laktosa, lemak dan protein). Konsumsi BK T0 sebesar 18,06 kgBK, T1 sebesar 18,15 kgBK, rataan produksi susu T0 sebesar 6,49 liter/hari, T1 sebesar 6,30 liter/hari dan komposisi susu T0 dan T1 secara berturut pada laktosa sebesar 4,58 dan 4,56, kandungan lemak secara berurutan 3,65 dan 3,78 serta kandungan protein secara berurutan sebesar 3,16 dan 3,16. Disimpulkan bahwa pemberian suplemen temulawak 1% kebutuhan BK belum mampu meningkatkan konsumsi bahan kering, produksi dan komposisi susu sapi perah laktasi. (Milk production and milk composition of friesian holstein cows fed with temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) supplement) ABSTRACT. This study aims to examine the milk production and milk composition of friesian holstein cows that fed with temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) supplement. The material of research using 12 FH cows. The study used a randomized block design with 2 treatments and 6 groups. The treatments were T0 = basal feed (control), T1 = basal feed + Curcuma supplement (1% dry matter (DM)). The parameters observed were DM consumption, milk production and milk composition. Data obtained were analyzed using ANOVA, for milk composition data were analyzed using Paired T test. The results showed that the administration of temulawak supplement was not proven significantly towards the dry matter intake, milk production and milk composition (lactose, fat and protein). Dry matter intake T0 group was 18,06 kg, dry matter intake T1 group was 18,15 kg, the average milk production T0 group was 6,49 liters / day, milk production T1 group was 6,30 liters / day. Lactose concentration of group T0 and T1 was 4, 58% and 4,56%, fat concentration of group T0 and T1 was 3,65% and 3,78% and protein concentration of group T0 and T1 was 3,16% and 3,16%. In conclusion, supplements of curcumma 1% DM were not alter dry matter intake, milk production and milk composition.
Hubungan antara Morfologi Ambing, Produksi Susu dan Komponen Susu pada Sapi Friesian Holstein Dian Wijayanti Solechah; Dian Wahyu Harjanti; Rudy Hartanto
Jurnal Agripet Vol 19, No 2 (2019): Volume 19, No. 2, Oktober 2019
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v19i2.14713

Abstract

ABSTRAK. Ukuran-ukuran ambing merupakan salah satu indikator yang menentukan produksi susu sapi perah. Morfologi ambing dapat digunakan untuk menilai produktivitas ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ukuran-ukuran ambing, produksi susu dan komponen susu. Materi yang digunakan yaitu 30 ekor sapi (Friesian Holstein) FH periode laktasi III-V dan bulan laktasi 3-4. Analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang nyata (P 0,05) antara kedalaman ambing belakang dan panjang ambing terhadap produksi susu secara berturut-turut dengan persamaan regresi Y = -1,142 + 0,435 X (r = 0,494 dan R2 = 0,244),Y = -9,197 + 0,463 X (r = 0,625 dan R2 = 0,390), lebar ambing belakang terhadap produksi susu dan jarak antar puting depan dengan produksi susu dengan persamaan regresi secara berturut-turut Y = 1,236 + 0,28 X (r = 0,397 dan R2 = 0,157) dan Y = 17,203-0,996 X (r = 0,367 dan R2 = 0,134). Kesimpulan yang didapat bahwa ada hubungan antara ukuran-ukuran ambing dengan produksi susu sapi Friesian Holstein, dimana terdapat hubungan yang signifikan antara kedalaman ambing belakang, panjang ambing serta lebar ambing belakang dan jarak antar puting depan dengan produksi susu dengan koefisien korelasi (r) tertinggi sebesar 0,625 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 39%.  (Relationship between udder morphology, milk production and milk components of friesian holstein cows) ABSTRACT. The size of the udder is one indicator that determines the production of dairy cows. The udder morphology can be used to assess livestock productivity. This study aimed to determine the relationship between udder measurements, components of milk and milk production. The material used was 30 Holstein Friesian (FH) lactation periods III-V and lactation months 3-4. The analysis used was a simple linear regression with SPSS 16. The results showed a significant relationship (P 0.05) between the depth of the udder and length of the udder to milk production in a row with the regression equation Y = -1,142 + 0,435 X (r = 0,494 and R2 = 0,244), Y = -9,197 + 0,463 X (r = 0,625 and R2 = 0,390), width of the rear udder to milk production and the distance between the front nipple and milk production with consecutive regression equation Y = 1,236 + 0,28 X (r = 0,397 and R2 = 0,157) and Y = 17,203 – 0,996 X (r = 0,367 and R2 = 0,134). The conclusion that there is a relationship between udder measurements with Holstein Friesian milk production, where there is a significant relationship between the depth of the udder, udder length and width of the udder and the distance between the front nipples with milk production with the highest correlation coefficient (r) of 0,625 and the coefficient of determination (R2) of 39%.