This Author published in this journals
All Journal Idea Nursing Journal
Sri Wahyuni
Fakultas Keperawatan, Universitas Syiah Kuala

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN VAKSINASI COVID-19 DI BANDA ACEH Sri Wahyuni; Teuku Samsul Bahri; Riski Amalia
Idea Nursing Journal Vol 12, No 3 (2021): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52199/inj.v12i3.22372

Abstract

Wabah penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi global akibat penyebarannya yang sangat cepat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pengembangan vaksin COVID-19 menjadi upaya besar dalam memerangi pandemi COVID-19. Provinsi Aceh menjadi provinsi yang paling rendah tingkat penerimaan vaksin COVID-19 dari semua provinsi di Indonesia. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/ penularan COVID-19 dan mencapai kekebalan kelompok ( herd immunity ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan vaksinasi COVID-19 di Kecamatan Kuta Alam kota Banda Aceh 2021. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study.Populasi pada penelitian ini yaitu masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesma Kuta Alam yaitu sebanyak 109 orang. Teknik pengumpulan sampel adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner menggunakan 3 poin skala Likert yang membuka 30 pertanyaan. Analisa data menggunakan univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 5 faktor penerimaan vaksinasi (akses, keterjangkauan, kesadaran, penerimaan, dan aktivasi) faktor yang paling berpengaruh adalah faktor kesadaran (70,6%), keterjangkauan (68,8%) dan penerimaan (64,2%) serta faktor yang kurang berpengaruh yaitu faktor aktivasi (57,8) dan akses (51,4). Hal ini dilakukan bahwa promosi kesehatan dan edukasi terhadap masyarakat perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi banyaknya berita hoax yang beredar negatif dimasyarakat sehingga masyarakat memiliki stigma tentang vaksin COVID-19.