Abd Muid N
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HERMENEUTIKA KESADARAN DALAM MEMAHAMI TEKS AL-QUR’AN Abd Muid N; Muhammad Adlan Nawawi
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam Vol 3, No 01 (2020): Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
Publisher : STIT AL-AMIN KREO TANGERANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36670/alamin.v3i1.42

Abstract

Relasi antara Al-Qur’an sebagai obyek penafsiran dan manusia sebagai subyek penafsiran adalah relasi yang dinamis. Keragaman metode penafsiran dan keragaman hasil penafsiran adalah bukti kenyataan tersebut. Justru, jika terjadi keseragaman metode penafsiran dan keseragaman hasil penafsiran, maka pasti ada yang keliru di dalam relasi antara Al-Qur’an dengan penafsirnya. Kesimpulan tersebut diambil setelah menelaah relasi antara Al-Qur’an dengan penafsirnya dari sudut pandang fenomenologi. Al-Qur’an merupakan teks yang hidup dan beritentraksi dengan horison yang mengitarinya. Demikian pula horison pembaca dan penafsir. Keberadaan subjek sebagai pembaca dan penafsir menghasilkan beragam cara dan output pemahaman. Subjek berbicara dengan teks dalam ruang lingkup keduanya yang saling berinteraksi adalah sebentuk aktivitas fenomenologis. Subjek mempersepsi teks sebagai tanda yang menunjuk pada beragam realitas. Dalam kajian fenomenlogi, fenomena tidak terselubung oleh tirai realitas yang dihasilkan dari persepsi subjek. Dengan demikian, makna-makna teks tidaklah lahir dalam ruang hampa, melainkan selalu melibatkan kesadaran subjek. Konsekuensi dari hal ini adalah bahwa perkembangan pemahaman dan perkembangan metodologi dalam memahami Al-Qur’an (teks) adalah sebuah keniscayaan. Horison teks akan senantiasa berinteraksi dengan horison subjek berdasarkan kesadaran yang tumbuh dalam kurun waktu dan zaman.
KONSTRUKSI WACANA RASIONALITAS DALAM BUKU ARGUMEN KESETARAAN JENDER KARYA NASARUDDIN UMAR Muhammad Adlan Nawawi; Abd Muid N
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam Vol 2, No 02 (2019): Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
Publisher : STIT AL-AMIN KREO TANGERANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.995 KB) | DOI: 10.36670/alamin.v2i02.27

Abstract

Konsep “rasionalitas” yang menjadi dasar pegangan untuk memahami sebuah objek permasalahan selalu bermuara pada kesimpulan yang beraneka macam ataupun bertentangan. Perbincangan tentang al-Qur’an dan Filsafat sebagai sumber rujukan dalam memahami permasalahan sosial-kemasyarakatan, pun selalu menghadirkan pemahaman yang berlawanan. Al-Qur’an bersumber pada konsepsi ilahiah, sementara filsafat berpegang pada otoritas manusia. Kesimpulan awal ini sudah menunjukkan perbedaan yang cukup ekstrem. Hasilnya pun sudah dipastikan memiliki “logika” nya masing-masing. Kritik Wacana memberi perspektif tentang sejauh mana kita memandang persoalan dengan latar belakang yang beraneka macam, tidak satu paradigma. Rasionalitas pun tidak lagi memiliki sumber yang tunggal, meski pada prinsipnya, rasionalitas adalah instrumen memahami al-Qur’an dan filsafat. Atas dasar itu, tidaklah relevan mempertentangkan antara al-Qur’an dan filsafat, sejauh rasionalitas yang dipakai untuk memahami keduanya merupakan instrumen bagi manusia dalam memahami objek persoalan di sekitarnya.
KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM Abd Muid N; Rizka Arfeinia
Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam Vol 2, No 2 (2020): Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : Institut PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36671/andragogi.v2i2.105

Abstract

Tulisan ini membahas tentang kebijakan pemerintah terhadap pendidikan Islam. Tulisan ini memfokuskan bahasannya pada bagaimana posisi madrasah dalam kerangka otonomi daerah khususnya dalam menyikapi Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam proses kerjanya, penelitian menggunakan studi literatur yang terkait dengan posisi madrasah dalam otonomi daerah. Kajian ini memperlihatkan bahwa posisi madrasah menjadi tanggung, yaitu tetap dikelola oleh pemerintah pusat pada saat yang sama, semua sekolah lainnya telah didesentralisasikan pengelolaannya. Karenanya madrasah menjadi sebuah anomali pada era otonomi yang berkembang dewasa ini. Kesimpulan dari kajian ini adalah undang-undang yang berlaku secara umum masih belum banyak memperhatikan eksistensi madrasah baik dalam kebijakan pembinaan pendidikan, anggaran maupun bantuan sarana prasarana. terutama yang berkaitan dengan alokasi anggaran daerah yang tidak mempertimbangkan aspek rasionalisasi anggaran pendidikan dengan jumlah lembaga yang berada dibawah pembinaan Kementerian pendidikan dan kebudayaan dan lembaga pendidikan yang berada dibawah pembinaan Kementerian agama, sehingga undang-undang tentang otonomi daerah tersebut perlu ditinjau ulang.
POLITIK DALAM KANDUNGAN AL-QUR’AN Eman Sulaeman; Nurbaiti Nurbaiti; Muhaemin B; Abd Muid N
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman Vol 6, No 01 (2022): Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Keislaman
Publisher : Institut PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36671/mumtaz.v6i01.276

Abstract

Al-Qur’an bukanlah buku Ilmu Pengetahuan, meski di dalamnya terdapat ayat-ayat yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an bukan buku Sejarah, meski di dalamnya berisi ayat-ayat tentang kisah-kisah umat terdahulu dan peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada jaman Nabi Muhamad SAW. Al-Qur’an bukan pula buku Fiqih, meski di dalamnya terdapat ayat-ayat yang terkait dengan masalah fiqih dan ibadah. Demikian juga dengan bidang-bidang yang lainnya dalam kehidupan manusia yang disampaikan penjelasannya di dalam Al-Qur’an, tidak lantas menjadikan Al-Qur’an disebut dengan buku bidang tersebut. Namun pandangan Al-Qur’an terhadap suatu bidang atau permasalahan dalam kehidupan manusia tentu harus menjadi kajian dan ladasan utama seorang muslim dalam mengambil sikap. Lantas bagaimana Al-Qur’an berbicara tentang politik? Tulisan ini mencoba memaparkan bagaimana politik dalam perbincangan Al-Qur’an. Atau dengan kata lain seperti apakah Al-Qur’an berbicara tentang politik.