Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konsep Smart Port di Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia Chyntia Limas; Okti Setyaningsih; okkie Putriani; Ibnu Fauzi
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 23, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v23i2.1847

Abstract

Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pemerataan ekonomi dan pembangunan di Indonesia. Konsep Ibu Kota Negara baru ialah sebagai kota yang smart, green, beautiful, sustainable, dan berwawasan lingkungan. Lokasi Pelabuhan Balikpapan berdekatan dengan Kawasan Ibu Kota Negara akan menjadi infrastruktur pendukung IKN sesuai dengan demand dan konsep IKN. Penelitian ini berfokus pada analisis mengenai potensi smart port yang dapat diterapkan pada Pelabuhan Balikpapan sebagai penopang Ibu Kota Negara dalam aspek perekonomian. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka digunakan metode deskriptif untuk menganalisis potensi penerapan smart port di Pelabuhan Balikpapan berdasarkan kondisi eksisting pelabuhan, konsep IKN, serta konsep smart port. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa arus peti kemas di Pelabuhan Balikpapan menurun dari tahun 2014-2019, yaitu dengan rata-rata sebesar 12,25% di Terminal Kariangau. Jumlah penduduk di Kawasan Ibu Kota Negara sebanyak 2,9 juta jiwa juga akan mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 0,1%. Peningkatan arus peti kemas diakibatkan pertumbuhan demand di Kawasan IKN dapat ditopang dengan penerapan smart port. Penggunaan teknologi yang belum dilakukan secara maksimal, penggunaan energi dan sistem keamanan keselamatan yang masih konvensional, serta belum adanya manajemen lingkungan memadai meningkatkan urgensi penerapan konsep smart port di Pelabuhan Balikpapan.
ANALISIS PENERAPAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT STUDI KASUS: JALAN LAKSDA ADISUCIPTO, JALAN JANTI, DAN JALAN BABARSARI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Wendra Nalanda Winata; Putra Apriyanto Habirun; Okkie Putriani; Ibnu Fauzi
Berkala Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi Vol. 1 No. 3 (2023): Berkala Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Publisher : Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember dan Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/berkalafstpt.v1i3.609

Abstract

Realizing a sustainable city in the application of Transit Oriented Development (TOD), one of which can be seen in the existence of a motorcycle custody area managed by the community. The study area is within 800 m with a motorcycle custody area as a transit node covering Jalan Laksda Adisucipto, Babarsari, and Janti in the Special Region of Yogyakarta, Indonesia. This area is the centre of business, economy, education and tourism. The development of residential areas (Barsa City) and business areas (Sahid Raya Hotel - J-Walk) are the indicators of TOD activity. This study analyses whether TOD can be adequately developed to increase the national economy and tourism mobility. The methods used in this research are literature review, interview, and field survey. The result is the TOD region's clustering with the transit node as the centre. This study concludes that further studies are needed to optimize the TOD area, which has the potential to support community aspects, one of which is in the economic sector. ABSTRAK Perwujudan kota berkelanjutan dalam penerapan Transit Oriented Development (TOD), salah satunya dapat dilihat adanya area penitipan sepeda motor yang dikelola oleh masyarakat. Wilayah studi yang dilakukan adalah radius 800 m dengan area penitipan motor sebagai simpul transit yang mencakup Jalan Adisucipto, Babarsari, dan Janti di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Wilayah ini merupakan pusat bisnis, ekonomi, pendidikan, dan pariwisata. Adanya pembangunan kawasan perumahan (Barsa City) dan bisnis (Sahid Raya Hotel - J-Walk) menjadi indikator dari aktivitas TOD. Kajian ini menganalisis apakah TOD dapat dikembangkan dengan baik dalam meningkatkan mobilitas perekonomian dan pariwisata nasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review, metode wawancara, dan survei lapangan. Hasil luaran penelitian adalah klasterisasi wilayah TOD dengan simpul transit sebagai pusatnya. Kesimpulan penelitian ini masih diperlukan kajian lebih lanjut terhadap optimasi kawasan TOD yang berpotensi dalam mendukung aspek masyarakat, salah satunya di sektor ekonomi.
Analisis Biaya Operasi Kendaraan dan Penentuan Load Factor Minimal Kendaraan Bus Trans Jogja Rute 3B Fauzan Prima Yodha; Maria Laura Alviani Muda Makin; Okkie Putriani
JURNAL INERSIA Vol. 16 No. 1 (2024): Jurnal Inersia (Edisi Khusus Seminar Nasional Forum Ketua Jurusan Teknik Sipil
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v16i1.976

Abstract

Salah satu metode transportasi yang dapat digunakan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan mengurangi bangkitan dan tarikan perjalanan di suatu wilayah adalah angkutan umum, salah satunya adalah Trans Jogja. Trans Jogja diharapkan dapat memperbaiki sistem angkutan di perkotaan wilayah Yogyakarta yang ada, sehingga tercipta angkutan umum perkotaan yang aman, nyaman dan tepat waktu. Salah satu trayek atau rute dari Trans Jogja yang memiliki rute paling panjang adalah rute 3B dari Terminal Giwangan ke Terminal Condongcatur yang memiliki rute 19,4 km dengan melewati 17 Halte. Untuk mengetahui kebutuhan operasional dari penyelenggaraan rute tersebut perlu dilakukan analisis Biaya Operasi Kendaraan (BOK) untuk armada yang digunakan, dan didapatkan hasil bahwa Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Trans Jogja Rute 3B adalah sebesar 5.675 Rp/Km yang terdiri dari biaya tidak tetap sebesar 2.556 Rp/Km dan biaya tetap sebesar 2.604 Rp/Km serta biaya overhead sebesar 519 Rp/Km. Dari hasil tersebut dihitung pula besaran pendapatan rata rata yang diperoleh oleh kendaraan bus Trans Jogja Rute 3B adalah sebesar 5.196 Rp/Km sehingga kendaraan Trans Jogja Rute 3b memiliki fare box ratio sebesar 0,92 yang artinya penyelenggara mendapatkan kerugian dan didapatkan hasil load factor minimal agar penyelenggara mendapatkan keuntungan adalah minimal 68%.