Erna Dwi Setiyaningrum
Program Studi Diploma III Farmasi Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

EVALUASI PENGELOLAAN STOK OBAT YANG MENDEKATI KADALUWARSA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE JANUARI – JUNI 2019 Erna Dwi Setiyaningrum; Yoga Dwi Saputra
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.99

Abstract

Instalasi farmasi RS mengharuskan obat dikelola dengan efektif dan efisien agar tidak terjadi masalah adanya stok obat kadaluwarsa. Terjadinya stok obat kadaluwarsa menimbulkan kerugian materi yang ditanggung oleh rumah sakit. Persentase obat kadaluwarsa dan rusak yang dimusnahkan tahun 2018 rata-ratadidapatkan 3,402%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran persentase obat yang dikelola setelah dikembalikan ke gudang dan mengevaluasi pengelolaan dan perlakuan terhadap perbekalan farmasi mendekati kadaluwarsa di Farmasi RS Bethesda Yogyakarta periode Januari – Juni 2019. Metode yang digunakan yaitu metode observasional yang bersifat kualitatif. Penelitiaan dilakukan di Farmasi Gudang RS Bethesda Yogyakarta pada bulan Januari 2020. Sampel yang digunakan adalah 2398 item dengan hasil 188 item yang mendekati kadaluwarsa yang dikelola di Farmasi RS Bethesda Yogyakarta,dimana data diperoleh melalui data primer dan sekunder. Analisa data berupa hasil klasifikasi obat mendekati kadaluwarsa yang dikelola berupa persentase, dan analisa pengelolaan dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara dengan teori dan SPO yang diterapkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan obat yang mendekati kadaluwarsa di Farmasi RS Bethesda Yogyakarta sudah berjalan dengan baik sesuai dengan SPO, namun masih ditemukan 3,419% obat yang dimusnahkan pada periode Januari – Juni 2019 dari 2398 item obat karena menedekati kadaluwarsayang dimusnahkan yang tidak sesuai dengan standar WHO yaitu dibawah 1%.