Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Syiah Kuala

Pendekatan tatalaksana refluks gastroesofagus (RGE) pada anak Sulaiman Yusuf
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 8, No 2 (2008): Volume 8 Nomor 2 Agustus 2008
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.   Refluks  Gastroesofagus  (ROE)  merupakan suatu  keadaan  fisiologis    yang  sering  ditemukan  pada anak.,  namun  dapat berkembang  menjadi  patologis   sehingga menirnbulkan bagi  anak.  Esofagitis  merupakan gambaran patologis/komplikasi    yang sering  ditemukan  akibat pajanan asam lambung pada dinding   esophagus secara berlebihan.   Refluks Oastroesofagus  yang tidak  ditatalaksana   dengan  baik  dapat menurunkan  kualitas hidup anak dan rnenyebabkan  komplikasi   yang  berat, seperti gagal  tumbuh,  striktur  esofagus,  atau esofagus Barrets. Tatalaksana   ROE  pada  anak perlu   dipaharni secara tepat agar  penanganan  dapat dilakukan  sedini mungkin   untuk  mencegah  terjadinya  komplikasi   dikemudian   hari,   Pada  RGE  yang  dicurigai   telah  terjadi komplikasi   (esofagitis),   maka pemeriksaan  endoskopi merupakan pilihan pertama.  Pemantauan pH esophagus dengan  rnenggunakan  pH-metri  merupakan   prosedur  diagnostik  baku emas  saat  ini untuk  diagnosa  RGE. Golongan   prokinetik   merupakan obat yang rnernberikan   hasil efektifpada  anak dengan RGE.  (JKS 2008; 2:113-121) Kata kunci:  Gastro oespophaqeal refluks, oesophaqltls, pH-metry endoscopy. Abstract. Refluks Gastroesofagus  (ROE) is a physiological   frequently  found in children, but can develop into patologic.   Esofagitis   is  patologic   symtomp/  complications   that are frequently  found due to exposure of the acid side wall of the esophagus redundant.  Refluks Gastroesofagus which  didn't   treat well can decrease the quality  of  life  of children   and  cause  serious   complications,   such as  failure  to grow,  striktur csofagus,  or esofagus Barrets.  Treatment  ROE on children   need to understand precisely  so that the handling  can be done as early as possible  to prevent  the occurrence  of complications   dikemudian   days.  On the ROE suspected complications   have  occurred  (esofagitis),   the  endoscope   examination  is  the  first  choice.  Esophagus  pH monitoring  using  a  pH-metri  diagnostic   procedures  are  currently  the  gold  standard  for  diagnosis  RGE. Prokinetik Group is a drug ~t provides  effective results  in children with RGE.  (JKS 2008,· 2: IJJ-121) Kata kunci:   Refluks Gastroesofagus, esofagitis, pH-metri,  endoskopi.
Pendekatan tatalaksana refluks gastroesofagus (RGE) pada anak Sulaiman Yusuf
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 8, No 2 (2008): Volume 8 Nomor 2 Agustus 2008
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.   Refluks  Gastroesofagus  (ROE)  merupakan suatu  keadaan  fisiologis    yang  sering  ditemukan  pada anak.,  namun  dapat berkembang  menjadi  patologis   sehingga menirnbulkan bagi  anak.  Esofagitis  merupakan gambaran patologis/komplikasi    yang sering  ditemukan  akibat pajanan asam lambung pada dinding   esophagus secara berlebihan.   Refluks Oastroesofagus  yang tidak  ditatalaksana   dengan  baik  dapat menurunkan  kualitas hidup anak dan rnenyebabkan  komplikasi   yang  berat, seperti gagal  tumbuh,  striktur  esofagus,  atau esofagus Barrets. Tatalaksana   ROE  pada  anak perlu   dipaharni secara tepat agar  penanganan  dapat dilakukan  sedini mungkin   untuk  mencegah  terjadinya  komplikasi   dikemudian   hari,   Pada  RGE  yang  dicurigai   telah  terjadi komplikasi   (esofagitis),   maka pemeriksaan  endoskopi merupakan pilihan pertama.  Pemantauan pH esophagus dengan  rnenggunakan  pH-metri  merupakan   prosedur  diagnostik  baku emas  saat  ini untuk  diagnosa  RGE. Golongan   prokinetik   merupakan obat yang rnernberikan   hasil efektifpada  anak dengan RGE.  (JKS 2008; 2:113-121) Kata kunci:  Gastro oespophaqeal refluks, oesophaqltls, pH-metry endoscopy. Abstract. Refluks Gastroesofagus  (ROE) is a physiological   frequently  found in children, but can develop into patologic.   Esofagitis   is  patologic   symtomp/  complications   that are frequently  found due to exposure of the acid side wall of the esophagus redundant.  Refluks Gastroesofagus which  didn't   treat well can decrease the quality  of  life  of children   and  cause  serious   complications,   such as  failure  to grow,  striktur csofagus,  or esofagus Barrets.  Treatment  ROE on children   need to understand precisely  so that the handling  can be done as early as possible  to prevent  the occurrence  of complications   dikemudian   days.  On the ROE suspected complications   have  occurred  (esofagitis),   the  endoscope   examination  is  the  first  choice.  Esophagus  pH monitoring  using  a  pH-metri  diagnostic   procedures  are  currently  the  gold  standard  for  diagnosis  RGE. Prokinetik Group is a drug ~t provides  effective results  in children with RGE.  (JKS 2008,· 2: IJJ-121) Kata kunci:   Refluks Gastroesofagus, esofagitis, pH-metri,  endoskopi.
Hepatitis virus B akut pada anak Sulaiman Yusuf
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 8, No 3 (2008): Volume 8 Nomor 3 Desember 2008
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.   Hepatitis  B  merupakan  proses inflamasi   sel  hati yang disebabkan  oleh   virus hepatitis    B yang dapat mengakibatkan  kerusakan  hati.   I lepatitis   virus  B terut.ama ditularkan   melalui  darah  atau  cairan   tubuh (jalur parenteral)   yang terdiri dari transmisi  vertikal  (perinatal)   dan horizontal. Gejala  dan tanda hepatitis ini  adalah mual,  muntah, nyeri perut, demam, kuning (ikterus),   urin seperti  teh (merah  tua), perubahan  wama  tinja  dan hepatomegali   atau  splenomegali.    Terapi   suportif  dan simptomatis    tanpa  rnembutuhkan  terapi  antivirus,   dan imunisasi aktif sangat penting sebagai pencegahan. Di laporkan  sebuah kasus hepatitis   virus B akut pada anaklaki-laki   5 tahun dimana diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis  dan perneriksaan penunjangyaitu  ditemukan  adanya  peningkatan  nilai  enzim  aminotransferase,  nilai  HBsAg  dan   lg  M anti  HBc yang positif  dan nilai lg  M anti HAV negatif   Pada hasil  ultrasonograf   abdomen  menunjukkan  hasil   yang sesuai dengan hepatitis. Setelah  mendapat pengobatan  suportif  dan sirnptomatis,   klinis   pasien   mengalami   perbaikan. (JKS 2008;  3: US-150) Kata kunci: hepatitis virus B, HBsAg, lgM antiHBc, terapi suportif dan simptomatis. Abstract.  Hepatitis  B is an inflammation process on  liver cells caused by the hepatitis 8 virus that lead to liver damage.  Hepatitis  B virus  is  transmitted  primarily  through  blood  or  body  fluids  (parenteral   routes),  which consists  of  vertical  transmission  (perinatal)  and  horizontal.  Signs  and  symptoms   of  hepatitis   are  nausea, vomiting,  stomach  pain,  fever,  yellow  (icterus),  urin  such  as  tea  (cherry  red),  color   changes  on  feces and hepatomegali   or   splenomegali.   Suportif   therapy   and  sirnptomatis    without   antiviral    therapy,   and  active immunization are very important as prevention. It's reported a case of acute hepatitis B virus in the boys 5 years old, that diagnosed   based on anamnesis,  clinical  symptoms and laboratoeium  finding of increasing  in the value of aminotransferase  enzyme,  the value of F ig  HBsAg -and anti HBc positive  and the value  of F ig  anti HAV negative . In the abdomen ultrasonografi  results show that the results in accordance  with hepatitis. After being suportifand  simptomatis treatment, patients  experienced  clinical improvement.  (JKS 2008; 3: US-150) Keyword :  viral hepatitis  B, HBsAg, lgM, supportif and symptomatic therapy
HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN MENGI PADA ANAK DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) ISLAM TERPADU AL-AZHAR Mulya Safri; Kulsum Kulsum; Sulaiman Yusuf; Novita Andayani; Jufitriany Ismy; Mala Hayati
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 18, No 1 (2018): Volume 18 Nomor 1 April 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v18i1.11211

Abstract

Abstrak: Mengi adalah gejala asma yang paling umum pada anak.Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya mengi adalah pemberian susu sapi pada anak.Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian susu sapi dengan kejadian mengi pada anak di PAUD Islam Terpadu AL-AZHAR. Jenis studi ini adalah analitik observasional dengan desain cross-sectional. Responden studi ini adalah 60 orang tua dari anak dengan rentang usia 6 bulan – 5 tahun. Hasil studi didapatkan dengan menggunakan kuisioner yang telah valid dan reliabel yaitu kuisioner ISAAC dan kuisioner pemberian susu sapi. Hasil analisis data dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan p value 0,045 (α0,05) sehingga terdapat adanya hubungan pemberian susu sapi dengan kejadian mengi pada anak. Kesimpulan dari studi ini adalah anak yang diberi susu sapi dapat meningkatkan risiko mengi dibandingkan anak yang tidak diberi susu sapi.Kata kunci: susu sapi, mengi, anak 6 bulan-5 tahun.Abstract:Wheezingis the main symptom of asthma in children. One of the factors predisposing this symptom is cow's milk consumption.The objective of this study is to identify the association between cow's milk consumption and wheezing incidence in children at PAUD Islam Terpadu AL-AZHAR.This is an analytic observational study with cross-sectional design. The sample of this study include 60 parents of children aged from 6 months to 5 years old. The result is obtained using valid and reliable questionnaires, ISAAC and cow's milk consumption questionnaire. Analyzed using Chi Square test, the result revealed p value of 0.045 (α0,05), indicating an association between cow's milk consumption and wheezing incidence in children. The conclusion of this study is that children consuming cow's milk have higher risk for experiencing wheezing.Keywords: cow's milk, wheezing, 6-month to 5-year-old children