Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Agritechnology : Jurnal Teknologi Pertanian

Uji Lapang Mesin Pemarut Sagu Tipe Silinder Bertenaga Motor Bakar Bensin Darma Darma; Arif Faisol; Mario M. Selano
Agritechnology Vol 2 No 2 (2019): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v2i2.38

Abstract

Bengkel permesinan agroindustri Fateta Unipa telah menghasilkan berbagai prototype mesin pemarut sagu, salah satu diantaranya yaitu tipe silinder menggunakan sistem pemarutan dengan pengupasan kulit batang. Suatu prototype mesin wajib dilakukan uji lapang agar diketahui kinerja mesin pada kondisi yang sesungguhnya (real condition). Tujuan penelitian ini adalah pengujian lapangan mesin pemarut sagu tipe silinder bertenaga motor bakar bensin. Uji lapang dilakukan di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari dengan melibatkan 2 keluarga pemilik dusun sagu. Evaluasi kinerja mesin pada kondisi lapang dilakukan dengan mengukur parameter (a) kapasitas pemarutan, (b) rendemen pati, (c) hasil pati, (d) kehilangan pati pada ampas dan (e) konsumsi bahan bakar bensin. Dari hasil uji lapang menunjukkan bahwa semua bagian mesin berfungsi dengan baik dan petani dengan mudah dapat mengoperasikan mesin tersebut. Selama pengujian tidak ditemui adanya kendala teknis. Performansi mesin pada kondisi lapang yaitu: (a) kapasitas pemarutan 621 kg/jam, (b) rendemen pati 41,5%, (c) hasil pati 479 kg/pohon, (d) kehilangan pati pati pada ampas 6,79% dan (e) konsumsi bahan bakar 1,05 liter/jam.
Komparasi Citra Satelit Hujan Resolusi Tinggi dalam Mengestimasi Curah Hujan Harian di Provinsi Papua Barat Arif Faisol; Bertha Ollin Paga
Agritechnology Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v4i1.81

Abstract

Hujan merupakan salah satu penyebab utama bencana banjir dan tanah longsor. Oleh sebab itu ketersediaan data hujan yang akurat dengan rentang data lebih dari 20 tahun sangat dibutuhkan. Saat ini data hujan di Provinsi Papua Barat diperoleh dari hasil pengamatan 7 (tujuh) stasiun iklim yang dikelola oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) yang tersebar di Provinsi Papua Barat, sehingga secara spasial belum mewakili data hujan di Provinsi Papua Barat. Disamping itu data yang tersedia pada umumnya kurang dari 20 tahun. Saat ini telah tersedia data hujan hasil pemantauan satelit dengan durasi perekaman lebih dari 20 tahun serta memiliki tingkat keterwakilan spasial yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengkomparasi performa Global Precipitation Measurement (GPM), Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM), dan Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations (CHIRPS) dalam mengestimasi hujan harian di Provinsi Papua Barat. Penelitian ini terdiri atas 5 (lima) tahapan utama yaitu; inventarisasi data, ekstraksi data, seleksi data, evaluasi data, dan komparasi data. Data GPM, TRMM, CHIRPS, dan data hujan harian tahun 2015 – 2019 hasil pengamatan pada stasiun iklim Rendani – Kabupaten Manokwari, Torea – Kabupaten Fakfak, dan Utarom – Kabupaten Kaimana digunakan pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TRMM, GPM, dan CHIRPS sangat baik dalam menggambarkan distribusi hujan di Provinsi Papua Barat dengan tingkat keterwakilan spasial yang tinggi. Disamping itu TRMM, GPM, dan CHIRPS dapat mendeteksi hujan dengan baik. Namun, hasil uji statistik menunjukkan TRMM, GPM, dan CHIRPS kurang akurat dalam mengestimasi curah hujan harian di Provinsi Barat serta terdapat perbedaan yang signifikan dengan data hasil pengamatan pada stasiun iklim. Oleh sebab itu, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan rentang data yang lebih panjang.
Evaluasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Pertanian di Provinsi Papua Barat Melalui Analisis Iklim Oldeman dan Data Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations Arif Faisol; Bertha Ollin Paga; Risma Ulli Situngkir
Agritechnology Vol 4 No 2 (2021): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v4i2.82

Abstract

Several areas in West Papua have been designated as National Agricultural Area Development, i.e. Manokwari, Sorong, Tambrauw, Teluk Wondama, Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, Sorong Selatan, Kaimana, Fakfak, dan Raja Ampat. The priority commodities to be developed include rice, shallots, chilies, cocoa, palm oil, and nutmeg. Climate is one of the parameters that have a significant effect on growth and productivity, especially rain. This study aims to evaluate the policy of developing agricultural areas in West Papua through climate suitability analysis based on Oldeman climate zoning. Oldeman's climate zoning was analyzed using Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations (CHIRPS) data recorded from 1981 to 2020. Research showed that the commodities and the area designated as Agricultural Area Development in West Papua are suitable with climatic conditions based on Oldeman climate zoning. However, the shallot is not suitable to be developed in West Papua Province.
Comparison between Standardized Precipitation Index (SPI) and Standardized Precipitation Evapotranspiration Index (SPEI) Methods to Identify Meteorological Drought in West Papua Arif Faisol; Budiyono Budiyono
Agritechnology Vol 5 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v5i2.89

Abstract

The Standardized Precipitation Index (SPI) and Standardized Precipitation Evapotranspiration Index (SPEI) methods have been widely used to monitor meteorological droughts, especially in Indonesia. This study aims to compare the SPI and SPEI methods in identifying meteorological drought in West Papua. This research consists of 3 (three) main stages, i.e., climate data inventory acquired from 1996 to 2020, drought level analysis using SPI and SPEI methods, and comparison SPI and SPEI drought index. The results showed that the drought level in West Papua is moderately dry to moderately wet based on the SPI method, and near normal to moderately wet based on the SPEI method. Generally, the SPI and SPEI methods have a strong correlation in analyzing drought in West Papua although in some periods there were significant differences in index values.
Proyeksi Kebutuhan Lahan Sawah di Kabupaten Manokwari untuk Memenuhi Kebutuhan Konsumsi Beras Masyarakat Menggunakan Analisis Sistem Dinamis Arif Faisol; Siti Asfihana Rahmawati; Hostalige Hutasoit
Agritechnology Vol 6 No 2 (2023): Vol 6 No 2 : Edisi Desember 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v6i2.115

Abstract

Beras merupakan salah satu bahan pangan di Kabupaten Manokwari. Pada tahun 2022 Kabupaten Manokwari masih defisit beras ± 6.846,54 ton karena jumlah lahan sawah yang dimanfaatkan untuk tanaman padi hanya 47% dari total lahan sawah yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan proyeksi kebutuhan lahan sawah minimal menggunakan sistem dinamis agar kebutuhan pangan penduduk Kabupaten Manokwari dapat tercukupi. Secara umum penelitian ini terdiri atas 4 (empat) tahapan utama, yaitu; inventarisasi data, penyusunan model dinamis, analisis data, dan validasi model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan sawah yang tersedia di Kabupaten Manokwari akan mampu memenuhi kebutuhan beras untuk konsumsi penduduk Kabupaten Manokwari sampai tahun 2046 apabila lahan tersebut dimanfaatkan 100% untuk tanaman padi dengan Indeks Pertanaman (IP) 2 kali, kebutuhan beras akan tercukupi sampai tahun 2050 apabila menggunakan tanaman padi varietas Inpago 11, dan mampu memenuhi kebutuhan beras untuk konsumsi penduduk Kabupaten Manokwari sampai tahun 2072 apabila IP ditingkatkan menjadi 3 kali.