Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

CARA MENYUSUN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN RUMAH TINGGAL Haryadi, Bada
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 1,1994,TH.XIV
Publisher : LPPMP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8539.189 KB) | DOI: 10.21831/cp.v1i1.9018

Abstract

Dari keterangan pemerintah tentang rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun 1993/1994, pegawai negeri dan anggota ABRI di waktu-waktu mendatang peluang untuk dapat memiliki rumah sendiri, baik melalui KPR-BTN, Perumas maupaun dengan membangun rumah sendiri besar. Namun harus disadari bahwa selama ini penyusunan Rencana Anggaran Biaya Bangunan, khusunya bangunan pergedungan atau rumah tingal dilakukan oleh para ahli atau perencana.
KOMPETENSI SISWA SMK DALAM MENGESTIMASI BIAYA KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG HARYADI, BADA
Jurnal Kependidikan Vol. 30, No.2 (2000)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8480.439 KB) | DOI: 10.21831/jk.v30i2.5116

Abstract

KOMPETENSI SISWA SMK DALAM MENGESTIMASI BIAYA KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG
PENGEMBANGAN UNIT PRODUKSI SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KUi'iLITAS SMK Bada Haryadi
Jurnal Cakrawala Pendidikan No 2 (2002): Cakrawala Pendidikan edisi Juni 2002, Th. XXI, No. 2
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v2i2.8751

Abstract

The programs of vocational secondary school (SMK) arederived from the real requirement of employment Seriousattentions for productior! unit management are needed inrealizing such program and so are the participations of industgaland business. Production udit of vocational vocational secondaryschool is a business process conducted in school, which isprofit oriented in nature and the school members act as a player,optimizing resources of schools and its surroundings, into varietybusiness unit suitable to its capabilities and is managed professionally.By the professionalism of increasing production unit, thereare chances to improve the quality of vocational secondary schoolhigh school, educationally, economically, or socially In term ofeducation, students may irnbrove their knowledge. skills,organizing capabilities of business, practicing disciplines andinitiative, adding the study intensity, and be able to follow thescience and technological advancement; in term of economics,increasing the income and welfare, encourage decision taken uponeconomics consideration, increasing school's income for being more independent, increasing sources of facility maintenance cost,and increasing sources of school's operational cost; in term ofsocial, increasing the sense of togetherness -md responsibilities % .among all the school members in performing learning program,encourage business spirits to improve welfare, socializing schoolinto the community, business society, upon education operation,graduation, and business product.For production unit to run well, there are needed of ( I ) transparency,by which the participant will be attracted in productionunit activities. Transparency of financial in particular may leadto an honest behavior, admiration, and good examples; (2) fair in5 - distribution and working process by which all participant may , ,also be attracted in productjon unit activities; (3) power sharing,by which the working process should be accelerated by the handof expert; (4) risk taking, which is a consequence of performingproduction unit. Management may terminate the program whenthe risk is considered too much. To develop production unit thatlead to fill the requirement as complementary institution in fieldpractice of SMK students, its existence should be developed byfeasibility study and SWOT analyses.
PENDEKATANSISTEM UPAH TENAGA KERJA PROYEK Bada Haryadi
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 1,1992,TH.XII
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v1i1.8781

Abstract

Pe;rkembangan teknologi secara glol?al dan pe~kembanganpembangunan fisik yang semakin lama semakin kompleksdan. besar, menunjuk,kari pulaperkembangan atau perbaikanupah tenagakerja proyek di bidang' jasa konstroksi. pe'merintahsendiri melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep6461Men1199Q,No.Kep-273IMen/1991 dan No.Kep-81/Menl1991, telah berusaha untuk, mening~atkan upah.minim.untenaga kerja di daerah-daerah termasuk ..Daerah Jawa Tengahdan Yogyakarta. 'Pend~katan sistem upah tenaga -keJ;'ja dengan '·standarhariorang atau stand~r jam orang dipengaruhi oleh l~manyakerja~ lokasi pekerjaan, adanya' pe.rsaingan tenaga kerja,adanya kepadatan penduduk, tenaga. plnjaman, dan tenagaimpor, disarhpi~g ·pengaruh yang hiin .yang perlu dipertimbangkanberhubung adanya jenis pekerjaan 'k9uSUS. Ternyatabahwa. pendekat.an sistem upah tenaga. ·kerja proyek denganmenggunakan standar hari orang atau jam orang lebih baik.dibanding. ·upah tenagakerja proyek dengan sistem ~onven·sianalyang selaina ini dilakukan.
Kompetensi Siswa SMK dalam Mengestimasi Biaya Komponen Bangunan Gedung Bada Haryadi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 2, No 2 (2000)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v2i2.2097

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat kompetensi mengestimasi biaya komponen bangunan; tingkat kemampuan membaca gambar teknik; tingkat pengetahuan teknik bangunan; tingkat pengetahuan dasar matematika; dan tingkat pengalaman praktek lapangan siswa SMK Program Studi Bangunan Gedung, (2) hubungan antara ubalian kemampuan membaca gambar tekmk, pengetahuan teknik bangunan, pengetahuan dasar matematika dan pengalaman praktek lapangan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dcngan kompetensi mengestimasi biaya komponen bangunan dari siswa SMK Program Studi Bangunan Gedung, (3) besamya bobot sumbangan yang diberikan ubahan kemampuan membaca gambar teknik, pengetahuan tekmk bangunan, pengetahuan dasar matematika dan pengalaman praktek lapangan terhadap kompetensi mengestimasi biaya komponen bangunan dari siswa SMK Program Studi Bangunan Gedung. Populasi penelitian adalah siswa kelas 3 (SMK 3 tahun) dan kelas 4 (SMK 4 tahun) Program Studi Bangunan Gedung yang telah melaksanakan praktek kerja lapangan atau telah melaksanakan PSG tahun ajaran 1998/1999. Pengambilan sampel dilakukan dcngan teknik proportional random sampling dari jumlah populasi sebesar 294. Dcngan menggunakan rumus Cohen dan standard kesalahan 5 %, ditetapkan sampel sebesar 135 siswa. Pengumpulan data dengan menggunakan tes dan angket. Tes digunakan untuk pengumpulan data tentang kompetensi mengestimasi biaya, kemampuan membaca gambar teknik, pengetahuan teknik bangunan, pengetahuan dasar matematika, sedang angket digunakan untuk pengumpulan data tentang pengalaman praktek lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) analisis deskriptip, (2) analisis korelasi parsial, dan (3) analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) pada umumnya siswa SMK program Studi Bangunan Gedung memiliki tingkat kemampuan mengestimasi biaya komponen bangunan gedung, kemampuan membaca gambar teknik, pengetahuan teknik bangunan, pengetahuan dasar matematika cukup baik. Sedang pengalaman praktek lapangan yang dimiliki masih tergolong rendah, (2) terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara kompetensi mengestimasi biaya komponen bangunan gedung dengan: kemampuan membaca gambar teknik (r= 0,35), pengetahuan teknik bangunan (r = 0,34), pengeta-huan dasar matematika (r = 0,35), dan pengalaman praktek lapangan (r = 0,38), (3) secara bersama-sama terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca gambar teknik, pengetahuan teknik bangunan, pengetahuan dasar matematika dan pengalaman praktek lapangan dengan kompetensi mengestimasi biaya komponen bangunan gedung siswa SMK Program Studi Bangunan Gedung di Daerah Istimewa Yogyakarta (R = 0,57). Besamya sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap kompetensi siswa dalam mengestimasi biaya komponen bangunan gedung secara berturut-tunit adalah: kemampuan membaca gambar teknik sebesar 12,19%, pengetahuan teknik bangunan sebesar 8,79%, pengetahuan dasar matematika sebesar 6,11% dan pengalaman praktek lapangan sebesar 5,65%.
KOMPETENSI TENAGA KERJA KONSTRUKSI DALAM MENGHADAPI ERA LIBERALISASI Bada Haryadi
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 6, No 1 (2010): Mei
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.511 KB) | DOI: 10.21831/inersia.v6i1.10572

Abstract

One factor affecting the quality in the construction section is the qualit of the work force. As we have seen in the last decade, the order of life in general and the order of economic, in particular, is undergoing to shift the paradigm towards global. In one side, the opportunity of cooperativeness among countries become wide open, the competition among countries increasingly tight. The un-competitive countries will be wiped out by those free trade and only the competitive countries will survive. To enhance the ability of competition in the free trade, required capabilites and competitiveness of power of human resources. The ability or the competence of the human resources in the construction services sector, is the only active resources that can determine the stability of the construction process. Construction of labour in conditions more commonly known by the constructors (construction’s craff) is the mostadvanced involved and deal directly with the implementation of a construction site. As a builder of the most advanced labor course must have specialization and competence in specific areas and certified. This is important and needs to be prepared within the framework of the current workforce in the era of liberalization. Given the specialization and certification of construction of Indonesian workers are expected to be accepted and able to compete with foreign construction workers. Besides having the competence and certification of construction workers are expected to not be labeled as low labor who only follow orders from the foreman, but also can take the initiative and be proactive to avoid failures during construction. One way that can be taken so thatworkers have the adequate specialization and competence is to conduct training and certification required by the engineer.Keyword: workforce, competence, certified.