Hafizhatul Kiromi MZ
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis dan Perancangan Software Simulasi Pertumbuhan Kebutuhan Proses Bisnis Pondok Pesantren Berdasarkan National Minimum Standards For Boarding School Vinna Yusnita Rahmawati; Muh. Nur Aslam; Hafizhatul Kiromi MZ; Muhammad Ainul Yaqin
ILKOMNIKA: Journal of Computer Science and Applied Informatics Vol 2 No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Agustus 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/ilkomnika.v2i2.70

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis dan merancang software simulasi pertumbuhan kebutuhan proses bisnis pondok pesantren yang didasarkan pada standar minimum sekolah berasrama (National Minimum Standards For Boarding Schools). Data-data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara terhadap pihak terkait yang memahami kebutuhan pondok pesantren secara umum, kemudian data-data tersebut disesuaikan dengan standar-standar yang telah ditetapkan sebagai kebutuhan minimum keasramaan. Berdasarkan pendataan tersebut, dihasilkan kumpulan rumus hitung yang dikelompokkan berdasarkan kebutuhan pondok pesantren. Adapun simulasi kebutuhan proses bisnis dibentuk menggunakan software Microsoft Excel dengan sample santri sejumlah 1-200 orang, hasil dari simulasi berupa grafik garis yang akan memberikan gambaran mengenai pertumbuhan kebutuhan pondok pesantren. Penelitian ini didukung dengan model pengembangan sistem model waterfall sehingga kesalahan dalam perancangan perangkat lunak yang dibentuk dapat diminimalisir. Pada penelitian ini, proses perancangan software terbatas pada prototype yang akan memberikan gambaran bentuk software yang akan dibentuk, user dapat memasukkan nilai berupa jumlah santri dan memilih kebutuhan yang diinginkan, lalu output dari software adalah hasil perhitungan kebutuhan pondok pesantren dan gambaran dari grafik pertumbuhan kebutuhan dari tahun sebelumnya (jika ada) sampai sekarang sehingga diharapkan user dapat mengetahui pertumbuhan kebutuhan pondok pesantren dari waktu ke-waktu dan menjadi pedoman pengambilan keputusan di masa mendatang.
Pengukuran Kinerja Manajemen Proyek Menggunakan Six Sigma Andhika Maulana Effendi; Vinna Yusnita Rahmawati; Hafizhatul Kiromi MZ; Muhammad Ainul Yaqin
ILKOMNIKA: Journal of Computer Science and Applied Informatics Vol 3 No 3 (2021): Volume 3, Nomor 3, Desember 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/ilkomnika.v3i3.354

Abstract

Pengukuran kinerja dengan Six Sigma merupakan pengukuran kinerja proyek yang beralaskan perusahaan data maupun ilmu statistik yang dapat diukur dengan menggunakan variabel-variabel pengukuran yang telah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan angka yang menunjukkan kualitas kinerja manajemen proyek. Metode Six Sigma diperlukan pada pengukuran kinerja karena untuk mengetahui kasus apa yang bisa diukur dengan Six Sigma dan tidak bisa diukur, yang mana pada desain eksperimen penulis menyajikan bukti-bukti dengan kasus tertentu untuk mengetahui hasil akhir sebagai perbandingan keunggulan Six Sigma dengan metode lain untuk menghasilkan manajemen proyek yang efisien dan mampu memanifestasikan tahap pelaksanaan proyek yang detail dan efektif. Peneliti menggunakan data primer yang berjudul “A Guide to The Project Management Body of Knowledge PMBOK GUIDE Sixth Edition”. Karenanya dibutuhkan PMBOK sebagai standar acuan untuk mewujudkan keberhasilan proyek yang meliputi 5 fase dan 10 knowledge areas dalam manajemen proyek. Kecenderungan masing-masing knowledge pada PMBOK lebih berfokus pada perhitungan perencanaan sebelum dilakukan eksekusi terhadap proses produksi, keberhasilan dan kecacatan proses yang tidak semua knowledge area dapat diukur dengan angka menjadi sebab bahwa tidak dapat dilakukan pengukuran kinerja pada masing-masing knowledge melainkan terbatas pada knowledge yang sudah diketahui hasil pengerjaannya di lapangan. Dari semua knowledge area dapat diukur hanya Project Quality Management saja yang dapat diukur dengan metode Six Sigma.