Hartika Samgryce Siagian
Staf Pengajar Prodi S1 Farmasi STIKes Imelda Medan

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HUBUNGAN TINDAKAN PERAWATAN LUKA DENGAN KEPUASAN PASIEN POST OPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSU SIDIKALANG TAHUN 2011 Hartika Samgryce Siagian
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 2 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA
Publisher : Program Studi S1/DIII-Keperawatan Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka operasi merupakan luka yang disebabkan karena prosedur pembedahan pada bagian tubuh. Luka operasi sangat mudah terinfeksi apabila tidak mendapatkan perawatan dengan baik. Untuk mencegah luka operasi agar tidak terinfeksi perlu dilakukan tindakan perawatan luka yang benar yang akan menghasilkan proses penyembuhan luka yang cepat sehingga kepuasan pasien post operasi akan terpenuhi. Kepuasan adalah sebagai perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tindakan perawatan luka dengan kepuasan pasien post operasi di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum Sidikalang Tahun 2011. Penelitian ini bersifat deskriptif korelasional dengan rancangan studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien post operasi yang berjumlah 33 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Metode pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk menilai kepuasan pasien di ruang rawat bedah di RSU Sidikalang Tahun 2011. Data di analisis dengan uji korelasi spearman rank dengan α 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan perawatan luka mayoritas cukup 63,6%. Kepuasan pasien mayoritas puas 42,4%. Diperoleh ada hubungan antara perawatan luka dengan kepuasan pasien dengan hasil yang signifikan dengan nilai p = 0,000 α < 0,05 nilai r = 0,580 yaitu korelasi kuat (r >0,5-0,75). Hal ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara tindakan perawatan luka dengan kepuasan pasien post operasi. Dalam hal ini perawat harus memberikan tindakan perawatan luka post operasi pada pasien agar pasien merasa puas dan senang selama proses perawatan luka post operasi.
PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA GUNA BUDI BHAKTI MEDAN Hartika Samgryce Siagian
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA
Publisher : Program Studi S1/DIII-Keperawatan Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jikeperawatan.v4i1.279

Abstract

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk tidur. Aromaterapi merupakan terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aroma terapi lavender terhadap penurunan insomnia pada lanjut usia. Penelitian dilakukan pada April 2017. Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan cara pendekatan one group pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini lanjut usia penghuni Panti werdha Guna Budi Bhakti Medan yang berjumlah 62 orang dan sampel sebanyak 13 orang yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis statistik yang digunakan uji chi-square. Hasil analisis univariat, didapat bahwa mayoritas responden sebelum diberi aromaterapi mayoritas menderita insomnia sedang yaitu sebanyak 14 orang (93,33%) dan minoritas menderita insomnia berat sebanyak 1 orang (6,67%). Setelah diberi aromaterapi mayoritas responden mengalami insomnia ringan yaitu sebanyak 13 orang (86,67%), sedangkan minoritas responden mengalami insomnia sedang yaitu sebanyak 2 orang (13,33%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa sebelum diberi aromaterapi ada 14 orang reponden mengalami insomnia sedang dan 1 orang mengalami insomnia berat, sedangkan pada post test terjadi penurunan tingkat insomnia menjadi 13 orang insomnia ringan dan 2 orang insomnia sedang. Uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai probabilitas p 0,000 < 0,005 yang berarti terdapat pengaruh aromaterapi terhadap penurunan tingkat insomnia pada lanjut usia. Disarankan bagi profesi keperawatan untuk mampu melanjutkan dan lebih meningkatkan terapi komplementer yang berguna untuk meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya dalam keperawatan lanjut usia dan aromaterapi.
PENGEMBANGAN DAN STANDARISASI PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS X SEMESTER II SESUAI DENGAN TUNTUTAN KTSP Hartika Samgryce Siagian
JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda) Vol. 1 No. 1 (2017): Vol. 1 No. 1, September Tahun 2017
Publisher : Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.238 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dan standarisasi buku penuntun praktikum kimia. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui materi kimia kelas X semester II yang layak dan tepat dipraktikumkan sesuai dengan tuntutan KTSP. (2) untuk mengembangkan Penuntun Praktikum Kimia kelas X semester II sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (3) menstandarisasi Penuntun Praktikum Kimia SMA kelas X semester II yang telah disusun oleh peneliti. (3) untuk menghasilkan Penuntun Praktikum Kimia SMA kelas X yang dapat dipergunakan untuk mendukung minat belajar dan pemahaman siswa dalam pembelajaran kimia. Ada 3 tahap yang dilakukan dalam pengembangan Buku Penuntun Praktikum ini, yaitu: (1) tahap perencanaan, meliputi pengumpulan data terkait penggunaan buku penuntun praktikum di sekolah, mengumpulkan buku-buku sebagai acuan, (2) tahap pelaksanaan, meliputi uji kelayakan kepada guru dan dosen Kimia kemudian melakukan revisi, melakukan uji coba buku penuntun praktikum kepada siswa, (3) tahap menganalisis data berdasarkan teknik analisis kualitatif. Buku Penuntun Praktikum Kimia SMA kelas X semester II yang disusun terdiri dari 3 (tiga) pokok bahasan yaitu Larutan Elektrolit-Non Elektrolit, Reaksi Redoks dan Hidrokarbon, yang terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, judul, tujuan, gambar alat yang digunakan, simbol serta bahaya dari zat yang digunakan, keselamatan kerja, dasar teori, alat dan bahan, prosedur kerja, hasil pengamatan, serta tugas.Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada 5 (lima) guru kimia yang mengajar di kelas X SMA menyatakan penuntun praktikum layak (81%), 2 (dua) orang Dosen Kimia Unimed menyatakan penuntun praktikum sangat layak (95%) dan 93 orang siswa kelas X menyatakan penuntun praktikum sangat layak (88%) Produk penelitian ini berupa Buku Penuntun Praktikum Kimia yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia di kelas X SMA pada semester II berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KSTP).
STUDI DAYA SERAP FILM KITOSAN-MIKROKRISTAL SELULOSA ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) SEBAGAI ADSORBEN LOGAM KADMIUM (Cd) MENGGUNAKAN METODE ADSORPSI-FILTRASI KOLOM Hartika Samgryce Siagian
JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda) Vol. 1 No. 2 (2018): Vol. 1 No. 2, Maret Tahun 2018
Publisher : Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.211 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian pemanfaatan mikrokristal selulosa dari alang-alang (Imperata cylindrica) sebagai bahan pengisi (filler) dalam film kitosan untuk menurunkan kadar logam kadmium (Cd) menggunakan metode filtrasi-adsorpsi kolom. Mikrokristal selulosa (MCC) yang ditambahkan ke dalam larutan film kitosan dengan variasi massa 0,1 g; 0,2 g; 0,3 g. Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama adalah pembuatan MCC dari batang alang-alang yang didigesti dengan NaOH 17,5% menghasilkan α-selulosa kemudian dihidrolisis dengan HCl 2,5 N menghasilkan MCC. Analisis ukuran partikel selulosa mikrokristal dengan PSA sebesar 82,278 µm. Tahap kedua adalah pembuatan film kitosan-MCC. Pengujian sifat mekanik terbaik terjadi pada film kitosan dengan penambahan 0,3 g MCC dengan ketebalan film sebesar 0,24 mm dan nilai uji kuat tarik sebesar 10,409 MPa. Hasil analisis sampel film sebagai adsorben logam kadmium menunjukkan bahwa film kitosan dengan penambahan 0,3 g MCC menghasilkan peningkatan daya serap logam kadmium (Cd) paling tinggi yaitu sebesar 79,519% dibandingkan film kitosan tanpa penambahan MCC. Hasil ini didukung oleh hasil analisis SEM menunjukkan bahwa di dalam film terlihat bahwa MCC tersebar merata.. Hasil analisis TGA film kitosan-MCC menunjukkan bahwa film kitosan-MCC memiliki termal yang lebih baik daripada kitosan dan MCC.
HUBUNGAN PERAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN PENERAPAN PRINSIP TUJUH BENAR PEMBERIAN OBAT DI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA (IPI) MEDAN TAHUN 2018 Hartika Samgryce Siagian; Jane Elnovreny; Mila Rosa
JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda) Vol. 2 No. 2 (2019): Vol. 2 No. 2, Maret Tahun 2019
Publisher : Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.45 KB)

Abstract

Supervisi adalah suatu proses fasilitasi sumber-sumber yang diperlukan staf dilaksanakan dengan cara perencanaan, pengarahan, bimbingan, motivasi, evaluasi dan perbaikan agar staf dapat melaksanakan tugasnya secara optimal. Pemberian obat oleh perawat dengan memperhatikan prinsip tujuh benar ini akan mempengaruhi keberhasilan pengobatan dan kesembuhan penyakit pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran supervisi kepala ruangan dengan penerapan prinsip tujuh benar pemberian obat di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan. Penelitian dilakukan pada Juli 2018 dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan dan sampel sebanyak 134 orang yang ditentukan dengan menggunakan teknik sampel random sampling. Analisis statistic yang digunakan uji chi square. Hasil analisis univariat, mayoritas responden mengatakan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan baik yaitu sebanyak 54 orang (87,1%), mayoritas responden menerapkan prinsip tujuh benar pemberian obat dengan tepat yaitu 59 orang (95,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan Uji Chi Square yang dilakukan diperoleh nilai p = 0,004 (< 0,05) artinya ada hubungan peran supervisi kepala ruangan dengan penerapan prinsip tujuh benar pemberian obat. Disarankan bagi perawat agar dapat menginternalisasikan penerapan prinsip tujuh benar pemberian obat dengan optimal. Kepala ruangan juga dapat lebih mengoptimalkan pelaksanaan supervisi dalam penerapan prinsip tujuh benar pemberian obat.
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2018 Hartika Samgryce Siagian; Aktivitas Harefa
JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda) Vol. 3 No. 1 (2019): Vol. 3 No. 1, September Tahun 2019
Publisher : Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.322 KB) | DOI: 10.52943/jifarmasi.v3i1.206

Abstract

Gaya kepemimpinan adalah sebagai cara penampilan karakteristik atau tersendiri/khusus yang ditunjukkan oleh pimpinan. Gaya kepemimpinan autokratis: merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekaryaan. Gaya kepemimpinan demokratis: merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide-ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Berdasarkan gaya kepemimpinan mayoritas kepala ruangan memiliki gaya kepemimpinan demokratis yaitu sebanyak 43 orang (75,40%), minoritas dengan gaya kepemimpinan otokratis yaitu 14 orang (24,60%). Berdasarkan kinerja mayoritas kinerja kurang baik yaitu 1 orang (1,76%). Berdasarkan hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja diketahui bahwa dari 14 responden yang mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan gaya kepemimpinan otoriter, 13 orang dengan kinerja baik dan 1 orang dengan kinerja kurang baik, sedangkan dengan 43 responden yang mempersepsikan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan gaya kepemimpinan demokratis mayoritas kinerja perawat baik sebanyak 43 orang dan tidak ada kinerja perawat yang kurang baik. Uji Chi-Square diperoleh nilai phitung = 0,07 maka phitung > pvalue (0,05) maka dikatakan (H0) diterima dan (Ha) ditolak, artinya kedua variabel secara statistik tidak mempunyai hubungan yang signifikan.
HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMELDA PEKERJA INDONESIA Hartika Samgryce Siagian; Roby Pahala Gultom; Paian P.H.Munthe
JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda) Vol. 3 No. 2 (2020): Vol. 3 No. 2, Maret Tahun 2020
Publisher : Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.19 KB) | DOI: 10.52943/jifarmasi.v3i2.211

Abstract

Pelaksanaan pelayanan keperawatan akan optimal apabila perawat diberi kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme perawat dan merefleksikan praktik keperawatan yang sudah dilaksanakan sebagai upaya evaluasi untuk perbaikan. Kepuasan kerja bisa ditingkatkan dengan berbagai macam cara seperti menciptakan kondisi kerja, sistem supervisi yang baik, pemberian wewenang dan otonomi, umpan balik, kesempatan berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis hubungan supervisi dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Imelda Medan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan rancangan studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada April tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat rawat inap di RS Imelda Pekerja Indonesia sebanyak 57 orang. Tehnik sampling pada penelitian ini adalah tekhnik total sampling dengan demikian jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 57 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan supervisi klinis dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan dimana secara statistik nilai probabilitas (p) = 0,000 < 0,05. Disarankan bagi rumah sakit untuk meningkatkan supervisi klinis bagi kepala ruangan untuk membenahi kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan supervisi klinis.