Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengujian Ransum Kerbau Berbahan Baku Sorgum Sebagai Sumber Serat Secara In Vitro dan In Sacco Teguh Wahyono; Dewi Apri Astuti; Komang G. Wiryawan; Irawan Sugoro
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.353 KB) | DOI: 10.17146/jair.2014.10.2.2709

Abstract

Sorgum merupakan salah satu tanaman sumber serat untuk kebutuhan ransum kerbau yang potensial dikembangkan di Indonesia. Sorgum varietas Samurai 1 dan samurai 2 masing-masing merupakan hasil pemuliaan melalui mutasi radiasi yang berasal dari indukan sorgum varietas Pahat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi ransum yang mengandung sorgum samurai 2 sebagai sumber serat dibandingkan dengan ransum yang mengandung sorgum pahat dan bagas sorgum samurai 1. Potensi yang diamati adalah pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan mikroba rumen kerbau (in vitro) dan degradasi bahan pakan (in sacco). Rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan diterapkan dalam percobaan ini. Enam ransum yang diuji adalah: P1 (50% jerami sorgum pahat + 50% konsentrat), P2 (50% silase jerami sorgum pahat + 50% konsentrat), P3 (50% jerami sorgum samurai 2 + 50% konsentrat), P4 (50% silase jerami sorgum samurai 2 + 50% konsentrat), P5 (50% bagas sorgum samurai 1 + 50% konsentrat) dan P6 (50% silase bagas sorgum samurai 1 + 50% konsentrat). Peubah yang diamati adalah pH, konsentrasi amonia (NH3), Total Volatile Fatty Acid (TVFA), sintesis protein mikroba (teknik radioisotop 32P), degradasi Bahan Kering (BK), karakteristik degradasi BK, degradasi Neutral Detergent Fiber (NDF) dan karakteristik degradasi NDF. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi NH3, laju pertumbuhan bakteri rumen dan degradasi NDF tertinggi dihasilkan ransum P4 dengan nilai masing-masing 24,87 mg/100 ml; 8,11 mg/2 jam/100 ml dan 31,96%. Konsentrasi TVFA dan pH antar perlakuan tidak berbeda nyata. Keenam perlakuan ransum mampu mendukung fermentasi dan kecernaan pakan didalam rumen namun perlakuan yang terbaik adalah ransum yang mengandung silase sorgum samurai 2. Kata kunci : sorgum, kerbau, in vitro, in situ, radioisotop 32P
Kontribusi Nitrogen dari Bakteri Endofit pada Tanaman Padi Nur Maulidya Zain; Taufiq Bachtiar; Irawan Sugoro
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 14, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.431 KB) | DOI: 10.17146/jair.2018.14.1.4152

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pemberian isolat mikroba endofit yang berasal dari batang padi varietas Mira-1. Teknik 15N digunakan untuk mengetahui kontribusi masing-masing isolat pada serapan N dalam jerami dan gabah padi. Penelitian dilakukan pada bulan Nopember 2013 hingga Maret 2014 bertempat di Rumah Kaca dan Laboratorium Pemupukan dan Nutrisi Tanaman, PAIR BATAN, Jakarta Selatan. Rancangan acak lengkap dengan 5 kali ulangan digunakan dalam penelitian ini. Perlakuan yang diberikan meliputi pemberian isolat A1, A3, dan A6 sebagai pembanding digunakan kontrol (tanpa perlakuan) dan pemberian urea 100%. Isolat A3 memberikan peningkatan tertinggi terhadap berat kering tanaman padi dan jumlah malai dengan peningkatan berturut-turut sebesar 33.29% dan 37.73% dari kontrol. Teknik 15N menunjukkan bahwa kontribusi perlakuan A3 dan A6 tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol positif (pemberian urea rekomendasi). Perunutan dengan teknik 15N berhasil menggambarkan bahwa penambatan N2 paling banyak terjadi di jerami padi.
Degradasi Sorghum pada Rumen Kerbau dengan Suplementasi Probiotik BIOS-K2 secara In Sacco Irawan Sugoro; Nissa Kamila; Dewi Elfidasari
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.146 KB) | DOI: 10.17146/jair.2014.10.2.2708

Abstract

Tingkat kecernaan pakan ternak ruminansia dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan suplemen berupa probiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan adanya potensi BIOS-K2 sebagai probiotik secara in sacco dengan menggunakan substrat hijauan sorghum dalam cairan rumen kerbau. Penelitian ini dilakukan dengan 2 jenis perlakuan yaitu dengan pemberian probotik BIOS-K2 dan non-probiotik pada rumen kerbau. Probiotik dan sampel hijauan sorghum diberikan melalui fistula kerbau. Inkubasi sampel dilakukan sampai jam ke-48. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi cairan rumen setelah ditambah probiotik mengalami peningkatan kualitas dan terjadi degradasi pada pakan sorgum. Peningkatan kualitas cairan rumen ditunjukkan dengan nilai pH yang lebih stabil, konsentrasi ammonia yang menurun, VFA yang meningkat dan protein mikroba yang meningkat dibandingkan dengan non-probiotik. Degradasi pada pakan sorgum ditunjukkan dengan hasil kecernaan bahan kering, bahan organik, protein, lignin, selulosa dan hemiselulosa yang diberi probiotik lebih tinggi sebesar 25,75; 20,88; 52.68; 12,28; 59,52; dan 15,39% dibandingkan dengan non-probiotik. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka diketahui bahwa BIOS-K2 memiliki potensi sebagai probiotik ruminansia. Kata Kunci: Ruminansia, In Sacco, Sorgum, Probiotik, BIOS-K2
Evaluasi In Vitro Silase Sinambung Sorgum Varietas Samurai 2 yang Mengandung Probiotic BIOS K2 dalam Cairan Rumen Kerbau Shafa Imanda; Yunus Effendi; Sihono Sihono; Irawan Sugoro
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2016.12.1.3193

Abstract

Evaluasi In Vitro Silase Sinambung Sorgum Varietas Samurai 2 yang Mengandung Probiotik BIOS K2 dalam Cairan Rumen Kerbau. Kebutuhan pakan hijauan ternak ruminansia dapat ditingkatkan kualitasnya dengan pembuatan silase. Salah satu teknik silase yang dikembangkan adalah silase sinambung, yaitu suatu teknologi modifikasi pembuatan silase dengan waktu fermentasi yang lebih singkat akibat pemberian bibit silase pada saat awal pembuatannya. Peningkatan kualitas silase dapat dilakukan dengan menambah suplemen berupa probiotik seperti BIOS K2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pakan silase sinambung hijauan sorghum varietas Samurai 2 yang mengandung probiotik BIOS K2. Evaluasi pakan dilakukan dengan metode in vitro Hohenheim gas test menggunakan inokulum cairan rumen dari kerbau berfistula yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu 390C. Perlakuan terdiri dari pakan A (silase sorgum 21 hari), B (silase sinambung sorghum 3 hari), dan C (silase sinambung sorgum 7 hari). Parameter yang diuji adalah konsentrasi amonia, volatile fatty acids (VFA), sintesis protein mikroba (bakteri dan protozoa), degradasi bahan organik (%DBO), konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Data hasil perlakuan dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil pengujian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan perlakuan pakan terhadap konsentrasi amonia, konsentrasi VFA, sintesis protein mikroba dan %DBO, sedangkan untuk konsentrasi gas CO2 dan CH4 tidak ada pengaruh. Perlakuan pakan C menghasilkan konsentrasi amonia, VFA dan sintesis protein bakteri berturut-turut sebesar 0,44 mg/ml; 0,89 mg/ml; dan 5,18 mg/ml/jam, lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A dan B. %DBO tertinggi terjadi pada perlakuan A sebesar 47,30%, sedangkan B dan C sebesar 25,18 dan 37,15%. Sintesis protein mikroba protozoa tertinggi terjadi pada perlakuan A dan B sebesar 2,62 mg/ml/jam, sedangkan perlakuan C sebesar 2,55 mg/ml/jam. Disimpulkan dari percobaan ini bahwa pakan silase sinambung sorgum varitetas Samurai 2 dengan lama inkubasi selama 7 hari (C) memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan silase sorgum yang diinkubasi 21 hari (A).