Djoko Kisworo
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN), BATAN Kawasan Puspiptek-Tangerang Selatan 15314, Banten

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM Agus Jamaludin; Djoko Kisworo; Darma Adiantoro
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 7, No 14 (2014): Oktober 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.089 KB)

Abstract

ABSTRAK PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM. Telah dilakukan penentuan kestabilan sparking spektrometer emisi dengan menggunakan bahan paduan aluminium. Tujuannya adalah untuk mengetahui unjuk kerja alat spektrometer emisi dalam analisis unsur logam pada  bahan berbasis aluminium. Bahan yang digunakan adalah bahan standar sekunder aluminum dengan berbagai konsentrasi dan bahan standar Certificate Reference Material (CRM) ALCAN. Preparasi permukaan  bahan yang dikenakan sparking dilakukan melalui  proses pembubutan sampai rata dan halus, kemudian dibersihkan menggunakan air bebas mineral  dan aseton. Sparking dilakukan dengan menggunakan sumber eksitasi sesuai  program yang telah tersedia dalam program pengoperasian  alat.  Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kestabilan sparking tercapai pada sparking yang ke 8 dengan cacat permukaan bahan sesuai dengan persyaratan analisis dan nilai Alcorr sekitar 6. Pada kondisi ini dilakukan  pengukuran unsur Mn dan diperoleh unjuk keja alat yaitu  presisi dan bias pengukuran masing- masing dengan nilai 0,79% dan 1,129%. Kata kunci: sparking, spektrometer emisi, aluminium
ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600OC Triarjo .; Sugeng Rianto; Djoko Kisworo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 7, No 14 (2014): Oktober 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.737 KB)

Abstract

ABSTRAK ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600OC. Telah dilakukan analisis kerusakan tabung alumina tungku sinter mini pada proses pemanasan suhu 1600oC. Berdasarkan data catatan operasi alat dapat diketahui besar laju pemanasan, suhu penahanan dan laju penurunan atau pendinginan suhunya. Analisis dilakukan pada data buku catatan operasi tungku mini untuk operasi 1600oC, terdapat kejanggalan pada laju penurunan suhu tungku dan keluaran gas yang dimasukkan ke air pendingin tidak ada gelembung udara. Tujuan analisis adalah untuk mengetahui berapa besar suhu di dalam tungku agar tungku dapat dimatikan tanpa menimbulkan kerusakan pada tabung alumina. Metoda analogi digunakan dengan membandingkan  karakteristik tungku Sinter ME-06, yang sudah diketahui karakteristiknya. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penurunan suhu tungku sinter mini dari suhu 1548oC dengan laju penurunan  526 oC/jam, yang melebihi 300 oC/jam, dapat menyebabkan kerusakan pada tungku tersebut.   Kata kunci: Alumina, tungku sinter mini, penurunan suhu
PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H Djoko Kisworo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 1, No 02 (2008): Oktober 2008
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.437 KB)

Abstract

ABSTRAK PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KiLN / HEAT TREATMENT FURNACE TYPE N 41/H.Telah dilakukan pembuatan Heating Chamber pada Tungku Kiln Type N 41/H. Tungku ini mampu memanaskan sampel atau benda kerja mencapai temperatur maksimum 1280ºC, namun belum dilengkapi dengan pengendalian atmosfir. Untuk sempurnanya alat ini perlu dibuat Heating Chamber sebagai salah satu kelengkapan alat tersebut. Adapun bahan yang dipergunakan SS 304 pipa scedule no 10S yang berdiameter luar 88 mm, diameter dalam 82 mm, panjang 160 mm. Untuk saluran gas masuk dan saluran gas buang dibuat dari bahan pipa SS 304 berdiameter luar 6 mm dan diameter dalam 4 mm, panjang 1000 mm.Untuk end cap 1, end cap 2, flensa, rak tempat sampel dan dudukan chamber dibuat dari bahan SS 304 plat tebal 5 mm, berbentuk segi empat berukuran 120 mm, panjang 1000 mm, untuk dudukan rak tempat sampel dibuat bahan SS 304 plat tebal 2 mm, lebar 6 mm, panjang 100 mmBahan-bahan tersebut dibuat dengan cara dipotong, dibubut dan di milling dengan peralatan fabrikasi, Chamber ini dipasang perapat tutup yang dibuat dari bahan SS 304 plat tembaga tebal 5 mm panjang 105 mm, lebar 105 mm.Pada alat ini cara pemasangan sampel lewat end cap 2 yang bisa dibuka dan ditutup dengan pengunci mur baut. Dengan telah di buatnya Heating chamber ini di harapkan penelitian bahan struktur bisa berlangsung dengan baik dan dapat dilakukan dengan berbagai media atmosfir gas
PENGARUH APLIKASI METODA STANDAR INTERNAL PADA PENENTUAN UNSUR Cr DAN Ni DALAM ZIRKALOY 2 DENGAN METODA SPEKTROMETRI EMISI Dian Anggraini; Yusuf Nampira; Djoko Kisworo
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 15, No 2 (2009): April 2009
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.871 KB) | DOI: 10.17146/urania.2009.15.2.2592

Abstract

ABSTRAK Pengaruh aplikasi metoda standar internal pada dalam penentuan unsur Cr dan Ni dalam Zirkaloy 2 telah dilakukan dengan metoda Spektrometer Emisi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metoda internal standar terhadap akurasi hasil analisis. Kegiatan analisis  dilakukan dengan menggunakan alat Spektrometer Emisi PV 30  dan  untuk mendapatkan kurva kalibrasi digunakan bahan standar paduan Zirkonium CRM JAERI variasi konsentrasi. Hasil evaluasi kurva kalibrasi menunjukkan bahwa koefisien regresi unsur Cr dan Ni menggunakan metoda standar internal lebih tinggi  dibanding dengan metoda absolut. Nilai koefisien regresi unsur Cr  pada daerah kerja 0,041 - 0,15 % diperoleh sebesar 98,55 % dengan menggunakan metoda absolut dan menjadi 99,21%  pada penggunaan metoda standar internal. Untuk unsur Ni, pada rentang daerah kerja 0,021 - 0,094 % diperoleh nilai regresi sebesar  93,11 % menggunakan metoda absolute dan bila menggunakan metoda standar internal menjadi 98,55 %. Konsentrasi  Cr dalam bahan paduan Zirkaloy 2 menggunakan metoda absolut dan standar internal masing- masing diperoleh sebesar sebesar 0,1035 % dan 0,1081%. Berdasarkan uji t 0,5 kedua nilai tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan. Data ini membuktikan bahwa analisis menggunakan  metoda standar internal dapat menghasilkan data yang lebih akurat dari pada metoda absolut. Untuk unsur Ni, data yang diperoleh tidak dapat dievaluasi secara kuantitatif  karena intensitas pengukuran berada di luar daerah kerja pengukuran Ni.   Kata Kunci : Analisis Unsur (Cr,Ni),  zirkaloy 2, spektrometer emisi dan  Metoda Standar Internal     ABSTRACT The influence of application of standard internal method in the deter-mination of elements   Cr and Ni in ZirCaloy 2 has been done by  Emission Spectrometer technique. The objective of the analysis is to study the influence of internal standard method to the accuracy of the analytical result. This analysis has been done by using of emission spectrometer using Zirconium standard material CRM JAERI of various concentration to obtain calibration curves. the Evaluation of calibration curves indicate that the element regression coefficient of Cr and Ni by standard internal method is inclining in comparison to that by absolute method. The regression coefficient of Cr obtained at working area of 0.041 – 0.15% is 98.55% by using absolute method and 99.21% by standard internal method. The regression coefficient of Ni obtained at working area between 0.021 – 0.094% is 93.11% by absolute method and 98.55% by standard internal method. The concentration of Cr in Zirkaloy 2 obtained by standard internal and absolute method is similar in value, i.e. 0.1035% and 0.1081% respectively. Based on test t 0.5 however, both the concentration value for both methods has difference significantly. This fact proves that the analysis using standard internal method can yield more accurate data than that of absolute method. The data obtained for Ni cannot be evaluated quantitatively because the measurement intensity in the experiment was beyond the measurement working area of Ni.   Key Word : Elemental analysis Cr, Ni, zirkaloy 2 , emission spectrometer,   standard and Internal Method.
PENENTUAN KANDUNGAN Sn, Fe, Cr, Ni DAN PENGOTOR ZIRCALOY-2 SEBAGAI BAHAN KELONGSONG DAN TUTUP UJUNG ELEMEN BAKAR REAKTOR DAYA Arif Nugroho; Dian Anggraini; Rosika K; Djoko Kisworo
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 14, No 4 (2008): Oktober 2008
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.737 KB) | DOI: 10.17146/urania.2008.14.4.2570

Abstract

ABSTRAK PENENTUAN KANDUNGAN Sn, Fe, Cr, Ni DAN PENGOTOR ZIRCALOY-2 SEBAGAI BAHAN KELONGSONG DAN TUTUP UJUNG ELEMEN BAKAR REAKTOR DAYA. Telah dilakukan pengukuran unsur  pemadu dan pengotor dalam zircaloy-2 menggunakan alat spektrometer emisi dan X-Ray Flouresence (XRF). Tujuan penelitian ini adalah memverifikasi spesifikasi bahan zircaloy-2 (Zry-2) yang digunakan secara kualitatif dan kuantitatif. Langkah pertama yang dilakukan adalah seluruh permukaan bahan sampel standar dan sampel zircaloy-2 dihaluskan menggunakan mesin bubut, dan dibersihkan menggunakan alkohol. Sampel yang sudah bersih dan kering diukur menggunakan alat spektrometer emisi dan XRF dengan tujuh kali pengulangan. Pengukuran bahan standar dengan berbagai variasi konsentrasi unsur digunakan untuk membuat kurva kalibrasi hubungan antara konsentrasi unsur dengan intensitas. Hasil pengukuran intensitas unsur dalam sampel zircaloy-2 kemudian diplotkan ke kurva kalibrasi sehingga konsentrasi unsur dalam sampel zircaloy-2 dapat diketahui. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai metode analisis pengukuran zircaloy-2, karena alat spektrometer emisi dan XRF selektif untuk mengukur unsur-unsur logam dalam suatu bahan. Hasil pengukuran unsur pemadu dalam sampel zircaloy-2 adalah Sn 1,346%, Fe 0,2151%, Cr 0,12 % dan Ni 0,039%. Sedangkan kandungan unsur pengotor Al 42,7275 ppm, Cu 6,0335 ppm, Si 54,0706 ppm, Ti 39,9182 ppm, Co, Mn dan Mo tidak terdeteksi. Hasil analisis unsur yang diperoleh masih dalam kisaran nilai sertifikat zircaloy-2 sehingga zircaloy-2 dapat digunakan sebagai bahan kelongsong sesuai yang dipersyaratkan fabrikasi. Konsentrasi pengotor lainnya seperti B, C, Ca, Cd, Hf, H, Mg, N, Na, Nb, Pb, Ta, U, V, W dan O belum bisa ditentukan, karena keterbatasan bahan standar dan detektor yang digunakan pada alat spektrometer emisi. Kata kunci : Zircaloy-2, metode spektrometri emisi dan X-ray fluorescence (XRF)   ABSTRACT Determination of Sn, Fe, Cr, Ni and Zr-2 impurities as cladding material and end cup of fuel element for power reactor. A measurement of major and poison elements in zircaloy-2 using emission spectrometer and X-Ray Fluorescence (XRF) equipment has been conducted. The objective of this investigation is for verifying specification of zircaloy-2 material by qualitative and quantitative method. Firstly, the surface of standards and a Zr-2 sample were smoothed by lathe equipment, and cleaned by using alcohol. The clean and dry samples were measured by emission spectrometer and XRF equipment seven times. The measurement of standard elements with different concentrations was carried out to prepare calibration curves of element concentrations versus intensity. Hence, the element intensities of zircaloy-2 sample were plotted to calibration curve so that the concentration can be found. The result of measurement is expected to be used as zircaloy-2 measurement analysis method, since emission spectrometer and XRF equipment are selective for measuring metal element in the materials. The results obtained were Sn 1.346%, Fe 0.2151%, Cr 0.12 % and Ni 0.039%, whilst the impurities were  Al 42.7275 ppm, Cu 6.0335 ppm, Si 54.0706 ppm, Ti 39.9182 ppm, and Co, Mn and Mo were not detected. The result analysis showed that the specification of Zr-2 sample is still in the limit so that it can be used as a cladding material. The other impurities such as  B, C, Ca, Cd, Hf, H, Mg, N, Na, Nb, Pb, Ta, U, V, W and O could not measured because the standard materials and the detectors  are not available in place. Key words: Zircaloy-2, emission spectrometry method and X-ray fluorescence (XRF).
PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KETAHANAN KOROSI BATAS BUTIR BAJA TAHAN KARAT TIPE 316 Maman K Ajiriyanto; Djoko Kisworo; Rohmatulloh Nabhani; Sri Mulijani
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 14, No 3 (2008): Juli 2008
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/urania.2008.14.3.2581

Abstract

ABSTRAK PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KETAHANAN KOROSI BATAS BUTIR BAJA TAHAN KARAT TIPE 316. Dalam industri nuklir, baja tahan karat, paduan alumunium dan zirkaloy digunakan sebagai komponen pendukung reaktor riset atau daya dalam bentuk tangki bertekanan, pipa, kelongsong, dan bahan struktur. Baja tahan karat tipe 316 dan 316L digunakan sebagai kelongsong bahan bakar reaktor LMFBR dimana temperatur operasinya bisa mencapai sekitar 500oC. Pada suhu tinggi jenis baja ini akan mengalami sensitasi. Ketahanan sensitasi ini akan ditentukan menggunakan alat Potensiostat dengan metode uji potensiodinamik dan pengamatan permukaan hasil uji korosi dengan alat SEM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh perlakuan panas terhadap ketahanan korosi terutama terhadap serangan kondisi batas butir. Bahan SS 316 yang telah dilaku panas normalizing pada suhu 550 dan 650 dan solution treatment pada suhu 350, 450, 550 dan 65 oC diuji korosi menggunakan alat potentiostat. Dari uji korosi dihasilkan bahwa laju korosi meningkat dengan meningkatnya suhu perlakuan panas baik proses normalizing maupun solution treatment. Laju korosi sampel yang dilaku panas pada suhu 550 dan 650 oC tanpa solution treatment menghasilkan laju korosi lebih besar dibanding dengan proses solution treatment, dengan perbedaan laju korosi sebesar 35,82 mpy untuk suhu 550 oC dan 24,97 mpy untuk suhu 650 oC. Hasil pengamatan morfologi permukaan memperlihatkan adanya korosi batas butir pada rentang suhu 550 – 650, sedangkan untuk rentang suhu 350 – 450 tidak menunjukkan terjadinya korosi batas butir. Kata Kunci : korosi batas butir, baja tahan karat austenitik, sensitasi   ABSTRACT Heat Treatment fluence to  intergrannular corrosion succeptibility of stainless steel type 316. Stainless steel was used in nuclear industry as cladding of Liquid Metal Fast Breeder Reactor (LMFBR), which operation temperature above 500 0C. According to the theory, resistance of stainless steel type 316 is good enough, but in the high temperature tend to influence by intergranular corrosion. The sensitization degree of Stainless Steel type 316 ( SS 316 ) was calculated by potentiostat using potentiodynamic method, and was observed by scanning electron microscope ( SEM ). The objective of this research was to analized the effect of heat treatment on corrosion resistance. First, samples were heat treated at 1,000°C for 3 hours and then were quenched in the water for 30 minutes. Samples were heat treated for 6 hours on the temperature : 350, 450, 550, and 650°C. The heat treated samples were corrosion tested by Potensiostat model M 273 with Potensiodynamic method. The surface of samples were observed by SEM. Three kinds of SS 316 samples : blank, solution treatment, and ageing for 650oC  were characterized by x–ray diffractometer. The result showed that the corrosion rates increased with the increasing temperature. The corrosion rate of samples heat treated at 550 and 650°C were 105,9 and 118.37 mpy, the samples were heat treated at 350 and 450 °C after solution treatment did not exhibit intergranular, corrosion rate respectively were 89,39 and 91,06 mpy. The corrosion rates of samples that were heat treated at 550°C and 650°C without solution treatment, revealed were higher than with solution treatment. Keywords : intergranular corrosion, austenitic stainless steel, sensitization