Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERHITUNGAN BIAYA INVESTASI DAN PENENTUAN HARGA TARIF LISTRIK PADA PEMBANGUNAN PLTN PERTAMA DI INDONESIA Mochamad Nasrullah; Sudi Arianto
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 7, No 1 (2005): Juni 2005
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2005.7.1.1936

Abstract

ABSTRAK Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai salah satu altematif pembangkit listrik yang akan dibangun di Indonesia diharapkan dapat menarik investor agar dapat menanamkan modalnya dalam sektor kelistrikan tersebut. Perhitungan biaya investasi dan penentuan harga tarif listrik pada pembangunan PLTN pertama di Indonesia menjadi penting bagi investor sebagai informasi awal untuk menanamkan modalnya pada proyek tersebut Dengan menggunakan spreadsheet dihitung biaya pembangunan termasuk eskalasi dan Interest During Construction (IDC) juga kelayakan finansial termasuk levelized tarif yang dihasilkan. Hasil kajian menunjukkan Biaya pembangunan sesaat (overnight cost) sebelum eskalasi adalah US $ 2.682.865.200,- dan setelah adanya eskalsi dan IDC biaya pembangunan menjadi US $ 3.795.712.088,-. atau sekitar 1.807,5 US$/kWe. Levelized Tarrif atau Power Purchase Agereement (PPA) PLTN menunjukkan nilai 4,57 cents/kWh. Levelized tarrif 3,5 cents/kWh tidak layak untuk proyek karena semua parameter finansial menunjukkan nilai negatif. Namun mulai tarif 4,0 cents/kwh sampai 5,5 cents/kWh pada penelitian tersebut secara finansial layak untuk dilanjutkan. Namun dari sisi investor tarif yang paling aman dan menguntungkan berkisar antara 4,87 cents/kWh sampai dengan 5.11 cents/kWh.   ABSTRACT Nuclear power plant as one alternative power plant for Indonesia is expected to attract interest of investors to invest in electricity sector. Calculation of investment cost and electricity tariff is an early necessary information needed by investors. Spreadsheet calculations on construction cost including Interest During Construction and escalation as well as financial viability are implemented. Result of the study show that overnight cost before escalation is US $ 2.682.865.200,- and after IDC and escalation it becomes US $ 3.795.712.088 or 1.807,5 US$ / kWe. Levelized Tarrif is at around 4,57 cents / kWh. Levelized Tarrif is 3,5 cents / kWh not feasible to the project of because all finansial paramter show negative value. The project is financialy feasible if calculated levlized tariff within a range of 4,0 cents / kwh - 5,5 cents / kWh. The most profitable tariff for investor is within a range of 4,87 cents / kWh - 5,11 cents / kWh.
PERHITUNGAN EKONOMI GTHTR 300 DENGAN MINI G4 ECONS SEBAGAI DASAR MENGHITUNG BIAYA PEMBANGKIT GTHTR 10 MWe Mochamad Nasrullah; Nurlaila Nurlaila
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 16, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2014.16.1.2550

Abstract

ABSTRAK PERHITUNGAN EKONOMI GTHTR 300 DENGAN MINI G4 ECONS SEBAGAI DASAR MENGHITUNG BIAYA PEMBANGKIT GTHTR 10 MWe. Rencana pemerintah membangun Reaktor Daya Eksperimen (RDE) membutuhkan kajian keekonomian yang terukur. Tujuan penelitian adalah menghitung kembali biaya pembangkit Gas Turbine High Temperature Reactor 300 MWe (GTHTR 300) dan membandingkan hasilnya dengan data referensi. Selanjutnya menghitung biaya pembangkit GTHTR 3, 5, dan 10 MWe yang menggunakan perhitungan factor skala. Metodologi yang digunakan meliputi perhitungan biaya pembangkitan dengan menggunakan model spread sheet Mini G4Econs yang dibuat oleh IAEA. Hasil verifikasi model menunjukkan hasil yang relatif sama, artinya hasil perhitungan model dapat digunakan untuk menghitung kasus lain yang sama. Selanjutnya dengan perhitungan faktor skala dapat dihitung biaya pembangkitan listrik PLTN daya kecil dan menengah (Small Medium Reactor, SMR). Disimpulkan bahwa biaya pembangkitan listrik PLTN SMR tipe HTR menggunakan load factor 90%, dan discount rate 10% untuk daya 3 MWe adalah sebesar 29,5 cets$/kWh, daya 5 MWe sebesar 22,68 cent$/kWh dan daya 10 MWe sebesar 16,17 cent$/kWh. Namun dengan pertimbangan PLTN yang dibangun non komersial daya 10 MWe, maka discount rate yang dapat dipilih adalah sebesar 5% atau 3%, yang masing-masing menghasilkan biaya pembangkit listrik sebesar 10,37 cent$/kWh dan 8,56 cent$/kWh. Hasil perhitungan keekonomian reaktor GTHTR dengan daya 10 MWe akan bermanfaat sebagai bahan untuk pengambilan keputusan dalam rencana pembangunan PLTN SMR tipe HTR dengan kapasitas daya maksimal 10 MWe. Kata kunci: GTHTR,  Biaya Pembangkit, Reaktor Daya Eksperimen ABSTRACT GTHTR 300 ECONOMIC CALCULATION WITH MINI G4ECONS AS A BASIS FOR GENERATION COST OF GTHTR 10 MWe CALCULATION. The government plan to build Experimental Power Reactor (EPR) requires measurable economic assessment. The purpose of the study was to recalculate Gas Turbine High Temperature Reactor of 300 MWe (GTHTR 300) and compare the results with reference data. Then calculate generation cost of GTHTR 3, 5 and 10 MWe using the scale factor calculation. The methodology used is covered the generation cost calculation using the Mini G4Econs spread sheet models published by IAEA. Result of the verification calculation showed that a relatively similar, which means that the calculation model could be used to calculate for same other cases. Afterward, using scale factor, smaller scale reactor could be calculated.  The calculation result show that electricity generation cost of SMR-HTR type with load factor 90% and discount rate 10% for power capacity 3, 5 and 10 MWe are 29.5, 22.68 and 16.17 cents$/kWh respectively. However, because the EPR is planning to be built as a non-commercial power reactors, then 5 % and 3 % of discount rate could be chosen, each of those discount rate will result electricity generation cost of 10.37 cents$/kWh and 8.56 cents$/kWh respectively. These result could be considered by the government for developing SMR type of HTR. Keywords: GTHTR, Generation Cost, Experimental Power Reactor 
PERHITUNGAN KEEKONOMIAN AKSELERATOR ELEKTRON Mochamad Nasrullah; Arnold Y. Soetrisnanto
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 2, No 1 (2000): Maret 2000
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2000.2.1.2011

Abstract

ABSTRAK PERHITUNGAN KEEKONOMIAN AKSELERATOR ELEKTRON. Perhitungan keekonomian sangat dibutuhkan pada setiap perusahaan agar dapat mengetahui proyek yang akan atau sedang dilaksanakan apakah layak secara ekonomis atau tidak. Demikian juga halnya dengan proyek akselerator elektron, dimana jasa perhitungan keekonomian terhadap akselerator elektron tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui kelayakan ekonominya. Perbandingan biaya iradiasi pada kasus referensi dengan kasus indonesia serta anatisis sensitivitasnya dapat dipakai untuk mencari pemecahan yang optimal dalam pengambilan keputusan. Diasumsikan nilai tukar sebesar Rp.6500 tiap 1 US dollars, umur ekonomis 20 tahun dan data referensi yang sudah disesuaikan dengan keadaan sekarang. Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan nilai NPV, IRR dan B/C untuk masing-masing kasus. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa kasus referensi sebaiknya tidak diambil sebab tidak layak secara ekonomi, karena NPV negatif, B/C kurang dari 1. Demikian halnya dengan kasus Indonesia walaupun biaya iradiasi lebih tinggi dari kasus referensi, tetapi untuk NPV, B/C, maupun IRR sama dengan kasus referensi oleh karena itu tidak layak juga secara ekonomi. Untuk layak secara ekonomi sebaiknya menggunakan kasus referensi dengan biaya iradiasi minimal sebesarRp1432 / kg, karena NPV menjadi positif, B/C lebih dari 1. Demikian juga untuk kasus Indonesia sebaiknya menggunakan biaya iradiasi minimal sebesar Rp. 2600 / kg, agar layak secara ekonomi.   ABSTRACT ECONOMIC CALCULATION OF ELECTRON ACCELERATOR. In general, economic calculation is needed in all of industrial development, in order to know that a project will be economically feasible or not. The same process has to be applied in the electron accelerator project, where this process will be considered in the feasibility study of the project. Comparison study of irradiation cost between reference case, Indonesian case and the sensitivity analysis could be used to find out the optimal solution for decision making. It is consider as assumption that exchange rate is 1 US$ for Rp. 6.500,- and all of economic data are adjusted to the present value. The Calculation is performed to find out the values of NPV, IRR and B/C for each case. The result obtained show that the reference case is not economically feasible to be applied, because the NPV value is negative and B/C less than one. The same result is obtained for the Indonesian case. Nevertheless, the reference case will become economically feasible if the irradiation cost has to be increased to Rp. 1.432,-/kg. For this value, the NPV value becomes positive and B/C more than one. The Indonesian case will become economically feasible if the irradiation cost is increased to Rp. 2.600,-/kg.
STUDI PERBANDINGAN HARGA LISTRIK RTT DENGAN SISTEM PEMBANGKITAN LAINNYA MENGGUNAKAN PROGRAM LEGECOST Mochamad Nasrullah; Arnold Y. Soetrisnanto
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 4, No 2 (2002): Desember 2002
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2002.4.2.2048

Abstract

ABSTRAK STUDI PERBANDINGAN HARGA LISTRIK RTT DENGAN SISTEM PEMBANGKIT LAINNYA MENGGUNAKAN PROGRAM LEGECOST. Krisis ekonomi dan moneter di Indonesia mengakibatkan perencanaan tentang masalah kebutuhan dan pemakaian tenaga listrik berubah sehingga memeriukan peninjauan ulang. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan dana baik dari pemerintah maupun perusahaan swasta. Mengingat keterbatasan dana tersebut, maka perhitungan keekonomian dalam setiap aspek sangat penting dilakukan, khususnya dalam hal ini menentukan harga. Pada makalah ini dikaji biaya beberapa pembangkit listrik dengan menggunakan bahan bakar fosil dan nuklir, termasuk Reaktor Temperatur Tmggi (RTT). Pertama-tama dilakukan perhitungan biaya pembangkitan listriknya masing-masing dengan maksud untuk membandingkan harga listrik dari beberapa pembangkit listrik, sehingga dapat diketahui pembangkit listrik mana yang kompetitif. Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan program Levelized Generation Cost (LEGECOST) yang mengacu dari IAEA (International Atomic Energy Agency), sehingga dapat dibandingkan masing-masing biaya pembangkitan listriknya. Kemudian analisis kepekaan dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter ekonomi dan skenario, sehingga diketahui faktor yang mempengaruhi biaya pembangkitan listrik tersebut. Disimpulkan bahwa biaya pembangkitan pada RTT lebih kompetitif dibandingkan biaya pembangkitan dengan bahan bakar fossil maupun nuklir lainnya. ABSTRACT COMPARATIVE STUDY ON ELECTRIC GENERATION COST OF HTR WITH ANOTHER ELECTRIC PLANT USING LEGECOST PROGRAM. Monetary and economic crisis in Indonesia resulted in impact of electricity and demand and supply planning that it has to be re-evaluated. One of the reasons is budget limitation of the government as well as private companies. Considering this reason, the economic calculation for all of aspect could be performed, especially the calculation of electric generation cost. This paper will discuss the economic aspect of several power plants using fossil and nuclear fuel including High Temperature Reactor (HTR). Using Levelized Generation Cost (LEGECOST) program developed by IAEA (International Atomic Energy Agency), the electric generation cost of each power plant could be calculated. And then, the sensitivity analysis has to be done using several economic parameters and scenarios, in order to be known the factors that influence the electric generation cost. It could be concluded, that the electric generation cost of HTR is cheapest comparing the other power plants including nuclear conventional.
STUDI PERBANDINGAN HARGA LISTRIK REAKTOR TEMPERATUR TINGGI DENGAN SISTEM PEMBANGKIT LAINNYA MENGGUNAKAN PROGRAM LEGECOST Mochamad Nasrullah; Arnold Y. Soetrisnanto; Tosi Prastiadi; Adiwardojo Adiwardojo
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 2, No 3 (2000): September 2000
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2000.2.3.2017

Abstract

ABSTRAK STUDI PERBANDINGAN HARGA LISTRIK REAKTOR TEMPERATUR TINGGI DENGAN SISTEM PEMBANGKIT LAINNYA MENGGUNAKAN PROGRAM LEGECOST. Krisis ekonomi dan moneter di Indonesia mengakibatkan perencanaan tentang masalah kebutuhan dan pemakaian tenaga listrik berubah sehingga memerlukan peninjauan ulang. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan dana baik dari pemerintah maupun perusahaan swasta. Mengingat keterbatasan dana tersebut, maka perhitungan keekonomian dalam setiap aspek sangat penting dilakukan, khususnya dalam hal penentuan harga. Dalam makalah ini dikaji biaya beberapa pembangkit listrik dengan menggunakan bahan bakar fosil dan nuklir, termasuk Reaktor Temperatur Tinggi (RTT). Pertama-tama dilakukan perhitungan biaya pembangkitan listrik masing-masing dengan maksud untuk membandingkan harga listrik dari beberapa pembangkit listrik, sehingga dapat diketahui pembangkit listrik yang kompetitif. Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan program Levelized Generation Cost (LEGECOST) yang mengacu IAEA (International Atomic Energy Agency), sehingga dapat dibandingkan masing-masing biaya pembangkitan listriknya. Analisis kepekaan dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter ekonomi dan skenario, sehingga diketahui faktor yang paling mempengaruhi biaya pembangkitan listrik tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa biaya pembangkitan pada RTT lebih kompetitif dibandingkan biaya pembangkitan dengan bahan bakar fosil maupun nuklir lainnya.   ABSTRACT COMPARATIVE STUDY ON ELECTRIC COST OF HIGH TEMPERATURE REACTOR USING LEGECOST PROGRAM. Monetary and economic crisis in Indonesia resulted in the re­evaluation of electricity and demand and supply planning. One of the reasons is budget limitation of the government as well as private companies. Considering this reason, the economic calculation for all of aspect could be performed, especially the calculation of electric generation cost. This paper will discuss the economic aspect of several power plants using fossil and nuclear fuel including High Temperature Reactor (HTR). Using Levelized Generation Cost (LEGECOST) program developed by IAEA (International Atomic Energy Agency), the electric generation cost of each power plant could be calculated. And then, the sensitivity analysis was done using several economic parameters and scenarios, in order to know the factors that influence the electric generation cost the most. It could be concluded, that the electric generation cost of HTR is more competitive compared to the other power plants including conventional nuclear power plants.
DAMPAK PEMBANGUNAN PLTN-DESALINASI TERHADAP EKONOMI NASIONAL DAN JAWA TIMUR Ratya Anindita; Sriyana Sriyana; Mochamad Nasrullah
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 8, No 1 (2006): Juni 2006
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2006.8.1.1964

Abstract

ABSTRAK DAMPAK PEMBANGUNAN PLTN - DESALINASI TERHADAP EKONOMI NASIONAL DAN JAWA TIMUR. Tujuan dari studi ini adalah menentukan dampak ekonomi dari dibangunnya PLTN - Desalinasi 2 x 100 Mwe tipe SMART yang dikopel dengan instalasi desalinasi sebesar 4 x 10.000 m3/hari. Studi ini dimulai dari pra-pembangunan sampai dengan selesainya pembangunan PLTN - Desalinasi tersebut. Waktu cakupan studi ini adalah 2008 hingga 2017, dan pembangunan dilakukan di Pulau Madura, Jawa Timur. Perkiraan tabel l-O tahun 2008 sampai dengan tahun 2017 telah dibuat dengan proyeksi l-O dinamis. Dampak ekonomi diestimasi dengan multiplier efek (efek pengganda) yang rrieliputi dampak langsung maupun dampak tak langsung, demikian juga yang menyebabkan dampak (induced effect). Belanja pengeluaran dari proyek pembangunan PLTN - Desalinasi SMART ke kontraktor domestik diperkirakan berjumlah sekitar US$ 88,2 juta atau sekitar 25,6% dari semua belanja pengeluaran. Dampak total dari proyek tersebut terhadap ekonomi nasional sebesar Rp. 6.329.347 juta, Rp. 8.439.130 juta dan Rp. 12.658.695 juta untuk masing-masing skenario nilai US dollar terhadap rupiah sebesar Rp. 7.500/US$, Rp. 10.000/US$, dan Rp. 15.000/US$, masing-masing mewakili skenario pertumbuhan dinamis. Dampak langsung kumulatif selama pra-konstruksi sampai periode konstruksi telah dihitung sebesar US$ 101,8 juta, sektor nomor48 (perlengkapan listrik), 52 (bangunan) dan 62 (jasa perusahaan). Hal ini akan memberikan dampak yang cukup banyak secara nasional maupun regional Jawa Timur untuk sektor-sektor lain.   ABSTRACT IMPACT OF NUCLEAR POWER AND DESALINATION PLANT CONSTRUCTION TOWARD NATIONAL AND EAST JAWA ECONOMIC. The objective of this study is to determine the economic impacts of the construction of the nuclear power plant 2 x 100 MW(e) SMART type with desalination 4 x 10.000 m3 which would conduct in years.2008 to 2017 in Madura Island, East Java. The predicted IO tables of 2008-2017 have been created by the application of dynamic IO projection. The economic impact was estimated through multiplier effect which covers direct impact and indirect impact as well as the induced effect. The expenditures of SMART nuclear power and desalination plant to the domestic contractors is estimated to amount to 88.2 million US$ or 25.6 % of the whole expenditures. The total impact of the project to the national economy would be Rp. 6.329.347 million, Rp.8.439.130 million, and Rp. 12.658.695 million for each scenario of the exchange rate as high as Rp.7500/US$,Rp.10000/US$,Rp.15000/US$, respectively for the scenario of dynamic growth. The total impact of the project to the provincial economy of East Java would be as much as Rp. 3.253.498 million, Rp. 4.337.997 million, and Rp. 6.506.995 million for each scenario of the exchange rate as high as Rp.7500/US$, Rp.10000/US$, Rp.15000/US$, respectively under the former scenario. Cumulative direct impact since pre-construction to construction period had been calculated as much as US$ 101,8 million for sectors number 48, 52, and 62. This have brought much impact on other sectors in national or provincial levels of economy. Keywords: Economic impact, nuclear power plant construction, input-output.
PERHITUNGAN BIAYA OPERASI DAN PERAWATAN PLTN SKALA BESAR DAN KECIL Mochamad Nasrullah; Wiku Lulus Widodo
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 17, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2015.17.2.2616

Abstract

ABSTRAK PERHITUNGAN BIAYA OPERASI DAN PERAWATAN PLTN SKALA BESAR DAN KECIL. Biaya pembangkit PLTN terdiri dari tiga komponen, yaitu biaya investasi, bahan bakar dan operasi perawatan (O & M). Besarnya biaya O&M pada PLTN besar dan kecil tidaklah sama. Studi ini bertujuan untuk menghitung biaya O&M PLTN skala besar dan kecil dengan mempertimbangkan parameter teknis dan ekonomis yang diambil dari berbagai data sekunder dan sumber lainnya. Studi dilakukan menggunakan data dari PLTN jenis PWR dengan daya 1343 MWe untuk PLTN ukuran besar dan daya 90 MWe untuk PLTN ukuran kecil. Asumsi digunakan tingkat eskalasi sebesar 5%, faktor kapasitas 90%. Metodologi yang digunakan adalah menghitung dengan spreadsheet yang meliputi skala masing-masing komponen O&M. Hasil perhitungan menunjukkan biaya O & M jika dihitung dengan satuan juta US$/tahun, maka biaya O&M PLTN 1343 MWe sebesar 99,21 juta US$/tahun lebih mahal dari PLTN 90 MWe sebesar 45,13 juta US $/tahun. Namun jika biaya O & M PLTN 1343 MWe dihitung dengan satuan mills $/kWh, maka hasilnya  sebesar 9,37 lebih murah dibandingkan dengan PLTN 90 MWe yaitu sebesar 63,70 mills $/kWh. Hal ini berarti semakin kecil ukuran kapasitas dayanya maka biaya operasi dan perawatannya semakin mahal. Penyebab perbedaan biaya operasi dan perawatan antara PLTN skala besar dan kecil, adalah kapasitas daya, faktor kapasitas, jumlah personal yang bekerja pada biaya administrasi umum pegawai dan manajemen, operasi pembangkit tahunan, biaya tenaga kerja offsite. Kata kunci : Biaya operasi dan perawatan, PLTN, LEGECOST ABSTRACT CALCULATION OF OPERATION AND MAINTENANCE COST FOR LARGE AND SMALL SCALE NPP. The generation cost of nuclear power plant consists of three components:  investment costs, fuel cost operation and maintenance (O&M) cost. O&M costs in the large scale of NPP is different from small scale NPP. The objective of this study are to calculate the O&M cost of large NPP and small NPP by considering technical and economic parameters from secondary data and  other references. This study uses 1343 MWe PWR data for large NPP and 90 MWe PWR for small NPP. The assumptions are 5% escalation level and 90% capacity factor. The methodology for calculation using spreadsheet with scaling methods for each O&M components. The results shows that the O &M cost if calculated in units of million US$/year, the O&M cost of NPP 1343 MWe is US$million 99.21/ year which is more expensive than the O&M cost of NPP 90 Mwe which is only US$million 45.13/ year.  But if the cost of O&M 1343 MWe nuclear power plant unit is calculated in units of mills $/kWh, the result shows that the O&M cost is 9.37 mills $/kWh which is less than the 90 MWe NPP which reaches $ 63.70 mills/kWh. The conclusion is  lower NPP capacity  has higher O&M cost. Different O&M cost is caused by power capacity, capacity factor, the amount of worker on site staff, the annual net generation and the offsite technical support. Keywords: Operation and maintenance cost, NPP, LEGECOST 
HARGA DAN TARIF LISTRIK PLTN DI DUNIA Mochamad Nasrullah; Sriyana Sriyana
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 12, No 1 (2010): Juni 2010
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2010.12.1.1444

Abstract

ABSTRAKHARGA DAN TARIF LISTRIK PLTN DI DUNIA. Pembangunan PLTN masih menjadi isu kontroversi. Kalangan industri nuklir dan pihak-pihak yang pro nuklir berusaha menyajikan perhitungan biaya listrik PLTN yang optimistik. Sementara kalangan industri pembangkitan dan pihak-pihak yang anti nuklir menyajikan perhitungan biaya listrik PLTN pesimistik. Untuk itu penelitian biaya pembangkit listrik berbahan bakar nuklir perlu disajikan secara ilmiah apa adanya agar kontroversi dapat dikurangi. Penelitian menggunakan data capital cost untuk EPC (Engineering Procorument Construction) PLTN berasal dari benua Asia, Amerika dan Eropa, biaya operasional dan perawatan menggunakan data pengalaman PLN, dan biaya bahan bakar nuklir menggunakan data tahun 2008 dengan skenario harga tertinggi, terendah dan rata-rata. Metodologi yang digunakan adalah membandingkan biaya pembangkit listrik dengan menggunakan program LEGECOST yang dikeluarkan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency), sedangkan perhitungan harga tarif listrik menggunakan program yang dibuat oleh PLN Litbang. Dengan menggunakan discount rate 10%, hasil perhitungan menunjukkan bahwa harga keekonomian PLTN termurah kurang dari 3,7 cents US$/kWh (China) dan harga tarif listrik termurah rata-rata 5,5 cents US$/kWh (Korea Selatan). Sedangkan di negara-negara Eropa, sedikit lebih mahal dari harga tarif listrik PLTN di Asia. Biaya pembangkitan dan harga tarif listrik PLTN di Amerika Serikat kurang kompetitif karena biaya investasinya relatif mahal. Perbedaan biaya pembangkitan dan harga tarif listrik di masing-masing negara disebabkan perbedaan gaji dan upah tenaga kerja, pengaruh kenaikan bahan material, struktur spesifikasi konstruksi yang dibuat, peraturan yang terkait dengan PLTN dan masalah lingkungan.Kata kunci: biaya pembangkitan listrik, harga tarif listrik, PLTN ABSTRACTNPP ELECTRICAL PRICE AND TARIFF IN THE WORLD. Construction of a Nuclear Power Plant (NPP) is always become a controversial issue. Nuclear utility and other party which support the NPP present a calculation of NPP electricity cost too optimistic. However for utility and other party that contra to nuclear present a calculation of NPP electricity cost too pessimistic. This study present to reduce the controversy of nuclear cost. In this study, capital cost (Engineering Procurement Construction, EPC) was taken from Asian, America and Europe, operating and maintenance cost uses experience data of PLN, and nuclear fuel cost uses data year of 2008 with high price, low price and average price scenario. The methodological tools used to compare electricity generation cost was LEGECOST, a program developed by IAEA (International Atomic Energy Agency), while for electricity tarif- price calculation using a program developed by PLN research and development centert. With the discount rate 10%, the resulst shows that the cheapest electricity generation cost of NPP is less than 40 mills/kWh, and average electricity tariff was 55 mills/kWh. In the Europe countries the electricity tariff more expensive than NPP in Asia. However generating cost and electricity tariff of NPP in United Stated of America (USA) less competitive because investment cost more expensive. Generating cost and electricity tariff was different at each country depend on salary, labor wage, materials price, construction specification, regulation related to NPP and environment aspect.Keyword: electricity generating cost, electricity tariff, Nuclear Power Plant
PENERAPAN MODEL PENDANAAN SEWA-BELI UNTUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA Mochamad Nasrullah; Arnold Y. Soetrisnanto
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 1, No 3 (1999): September 1999
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.1999.1.3.2000

Abstract

ABSTRAK PENERAPAN MODEL PENDANAAN SEWA-BELI UNTUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA. Dalam proses pengadaan pembangkit tenaga listrik di negara berkembang, pendanaan merupakan salah satu masalah yang sangat penting, mengingat model pendanaan akan menentukan harga jual listriknya. Di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis moneter dan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar, maka harga listrik yang ditentukan dengan pendanaan yang dihitung dalam dolar menjadi sangat mahal, padahal di sisi lain krisis ekonomi menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Untuk itu harus diusahakan model pendanaan yang cocok dengan situasi saat ini, di mana kemampuan pemerintah dalam menyediakan kredit ekspor untuk model pendanaan konvensional sangat kecil. Salah satu model pendanaan yang perlu dikaji adalah model sewa-beli (leasing), yang merupakan salah satu alternatif pengganti, terutama untuk jenis pembangkit listrik yang memerlukan modal investasi besar. Pada kasus pembangunan PLTN 2x900 MWe menggunakan dua buah struktur modal untuk membiayai proyek, yaitu model konvensional dan model sewa-beli. Dalam kajian ini, proses yang dilakukan adalah dengan mediskontokan arus kas keluar bersih setelah pajak ke nilai sekarang dalam setiap alternatif, dengan menggunakan biaya pinjaman setelah pajak sebagai tingkat diskonto. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model sewa-beli pada kondisi tertentu lebih menguntungkan untuk diterapkan, dibandingkan dengan model konvensional. ABSTRACT LEASE FINANCING MODEL APPLICATION FOR ELECTRICITY GENERATION DEVELOPMENT IN INDONESIA. Financing for the NPPs in developing countries, due to investment/capital cost and electricity prices, is a very important problem. Especially in Indonesia who is facing the economic crisis and depreciation for the rupiah exchange rate, the price of electricity will increase, because of the financing scheme decision that is normally taken into account in dollar value. The price of electricity will become expensive and consequently, the purchase power of the people will decrease. For this purpose, the cheapest financing scheme has to be found out and leasing financing scheme is one of the possibilities for the construction of NPP where huge capital is needed as an alternative to the conventional financing scheme. This study has an objective to make a comparison between leasing financing and conventional financing for the NPP construction of 2x900 Mwe. If the discount rate and taxes are taking into account the capital cost, the leasing financing scheme is more advantageous in certain conditions.
STUDI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP INDUTRIALISASI DI MADURA Aziz Jakfar; Mochamad Nasrullah; Sriyana Sriyana; Moch. Djoko Birmano
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 9, No 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2007.9.2.1961

Abstract

ABSTRAK STUDI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP INDUTRIALISASI DI MADURA. Tujuan dari penelitian adalah memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai kesiapan SDM terhadap industrialisasi di Madura dengan : 1). Menentukan arah pengembangan industrialisasi; 2).Mengidentifikasi faktor pendukung dan kendala; 3).Mengidentifikasi alternatif solusi; 4).Menentukan analisis kapasitas SDM dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI); 5).Mengidentifikasi strategi pengembangan ketenagakerjaan; 6).Mengidentifikasi peran pendidikan dalam pengembangan SDM; 7).Merumuskan agenda pengembangan SDM. Arah dari pengembangan kawasan industrialisasi di Madura adalah memberikan iklim kondusif bagi investor untuk mengoptimalkan industri berbasis potensi dan perluasan/ekspansi industri dari daerah lain. Faktor pendukung skenario industrialisasi di Madura : Jembatan Suramadu, perluasan Gerbang Kertosusiia menjadi Germa Kertosusila dan tersedianya sarana dan prasarana. Faktor kendalanya : rendahnya persepsi masyarakat terhadap pentingnya industrialisasi dan adanya keterbatasan pasokan energi listrik dan air. Alternatif solusi terhadap faktor kendala : sosialisasi pentingnya industrialisasi bagi kemajuan Madura oleh semua komponen stake holders. Sedangkan, keterbatasan pasokan energi listrik dan air bersih di masa mendatang dapat dipertimbangkan alternatif PLTN Desalinasi. Pembangunan kapasitas SDM di Madura masih belum layak dan jauh di bawah rata-rata di Jawa Timur, ditandai dengan rendahnya nilai rataan di Madura. Namun demikian, secara ekonomi sebenarnya sudah baik ditandai dengan nilai daya beli (IDB) diatas rataan jawa Timur. Strategi kebijakan pengembangan ketenagakerjaan yang dapat dilakukan adalah :1). Meningkatkan aksesibilitas untuk memperlancar aliran investasi dan produksi dan menciptakan keterkaitan ekonomi; 2).Mendorong pemanfaatan potensi SDA yang belum tergali; 3). Meningkatkan kelangsungan usaha yang sudah ada; 4). Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah untuk menarik investor berdasar keunggulan komparatif dan kompetitif; 5). Meningkatkan kapasitas SDM daerah yang lebih profesional. Kata kunci: sumberdaya manusia (SDM), industrialisasi, PLTN-Desalinasi, tenaga kerja, pendidikan.   ABSTRACT THE STUDY ON HUMAN RESOURCES TOWARD INDUSTRIALIZATION IN MADURA. This research aims at arriving at rich description about human resources’ readiness toward industrialization by 1) determining the direction of industrialization development, 2) discovering supporting as well as interfering factors, 3) identifying alternative solution to the problems, 3) analyzing human resources capacity in terms of Human Development Index, 5) recognizing labor development strategy, 6) noticing the role of education in developing human resources, 7) formulating human resources development agenda. The goal of industrialization development in Madura region is to create such conducive circumstances for the investors that it is likely to trigger optimal industries with its potency and expansion based. Some supporting factors associated with the industrial development scenario in Madura are Suramadu bridge, the expansion of Gerbang Kertosusila into Germa Kertosusila and the availability of facilities and infrastructure. In addition, there are some interfering factors to be considered such as low perception of the local community on the importance of industrialization as well as the shortage of electricity and water intake. The alternative solutions to the obstacles above are to promote socialization program on the importance of industrialization for the advancement of Madura region by all related stakeholders while considering the use of PLTN desalination over water and electricity problems.mHowever, human resources development capacity of Maduresse, whose average capacity is considered both improper and far below the average capacity of the whole population in East Java. Nevertheless, Maduresse relatively has already attained sufficient purchasing power (nilai daya beli/IDB) which is above the average on East Java population as a whole. Labor development strategy policy can be carried through; 1) improving accessibility to Madura to speed up the flow of outside investment, production as well as business; 2) promoting local labor force; 3) improving the prevailing economics activities; 4) improving local government capacity to attract outside investors based on its comparative and competitive superiority; 5) promoting qualified capacity toward local human resources Keywords: human resources, industrialization, PLTN-Desalination, labor force, education.