Charles D Lakidang
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengaruh Temperatur Terhadap Sifat Mekanik Komposit Polyester Berpenguat Serat Buah Lontar Charles D Lakidang; Kristomus Boimau; Dominggus G. H. Adoe
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana (LJTMU ) Vol 1 No 1 (2014): April 2014
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.785 KB) | DOI: 10.1234/ljtmu.v1i1.436

Abstract

ABSTRAK Model analisis perilaku mekanik komposit polimer yang sering disajikan oleh peneliti didasarkan pada asumsi kondisi lingkungan (hygrothermal) yang konstan. Namun dalam kenyataannya, aplikasi material komposit sering kali berada pada kondisi lingkungan yang tidak konstan atau selalu berubah seperti pada blade turbin angin, panel cool box ikan dan perahu berbahan fiber glass yang selalu bekerja pada kondisi kelembaban dan temperatur yang berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap sifat mekanik komposit polyester berpenguat serat buah lontar dengan fraksi volume serat (Vf) sebesar 40%. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah serat buah lontar dan resin poliester. Specimen uji tarik dibuat sesuai standar ASTM D638 sedangkan spesimen uji bending sesuai standar ASTM D790. Spesimen uji dicetak dengan metode hand lay up diikuti dengan penekanan dan dibiarkan selama 24 jam. Selajutnya komposit hasil cetakan dipotong sesuai standar uji tarik dan bending, kemudian spesimen uji tersebut diberi perlakuan yang berbeda pemanasan yakni dengan cara spesimen uji tersebut di letakan dalam oven dengan temperatur yang berbeda sesuai dengan jam yang sudah ditentukan.Proses pengujian tarik dan bending dilakukan sesaat setelah spesimen dikeluarkan dari dalam oven, kemudian spesimen tersebut langsung diuji. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa spesimen yang diberi perlakuan panas 800C selama satu jam memiliki kekuatan tarik lebih besar dibandingkan dengan yang lain yakni sebesar 20,95 Mpa, sedangkan kekuatan tarik terendah sebesar 10,17 Mpa yang diperoleh pada spesimen yang mendapat perlakuan 1500C selama 3 jam. Hasil uji bending pun menunjukkan bahwa spesimen dengan perlakuan panas 800C selama 1 jam memiliki kekuatan bending terbesar yakni sebesar 240,856 Mpa, sedangan kekuatan bending terendah sebesar 78,236 Mpa yang diperoleh pada spesimen dengan perlakuan pemanasan selama 1500C selama 3 jam. Hasil foto makro menunjukkan adanya retak pada specimen uji bending, sedangkan pada spesimen uji tarik terlihat adanya fiber pullout.