This Author published in this journals
All Journal Jurnal Rekayasa
Alexander Purba
Universitas Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PROYEKSI PENUMPANG BANDARA PERINTIS SERAI LAMPUNG BARAT - PROVINSI LAMPUNG Alexander Purba
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 13, No 1 (2009): Edisi April Tahun 2009
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandara perintis Serai Lampung Barat yang mulai dibangun dua tahun lalu di pesisir pantai baratSumatera, memang terutama ditujukan untuk mitigasi bencana mengingat kawasan ini memangsangat rawan bencana gempa tektonik. Kini, landasan pacu dan fasilitas utama yang lain terusdikerjakan dengan harapan bandara bisa diuji coba dalam waktu dekat. Analisis sederhanamenyimpulkan potensi penumpang Bandara Serai hanya sebesar 1.565 orang setahun atau 2 orangper hari. Jika bukan untuk kepentingan yang khusus, angka ini tentu sangat jauh dari sisikelayakan, kendati sektor lain terutama pariwisata dan perikanan memang sangat potensial untukdikembangkan. Analisis ini sekaligus dapat menjadi semacam “warning” bagi pemerintah daerah,agar tidak gegabah memutuskan untuk membangun bandar udara baru, sebelum melihat secararasional berapa besar potensi penumpang yang mungkin berpindah moda ke angkutan udara.
GREEN PORT, KEHARUSAN BAGI PELABUHAN INTERNASIONAL MENUJU HUB PORT Alexander Purba
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 14, No 2 (2010): Edisi Agustus Tahun 2010
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Green port memang merupakan hal baru bagi sebagian besar pelabuhan nasional maupun pelabuhan internasional di Indonesia. Kendati pe labuhan merupakan restricted area, namun hampir semua ocean going port di negara maju sudah  sejak lama menerapkan green port di pelabuhan-pelabuhannya. Pelabuhan tidak saja disibukk an dengan aktivitas bongkar-muat barang, namun juga sangat dekat dengan kegiatan bersifat ol ahraga dan wisata bahari. Namun, untuk dapat menggabungkan berbagai fungsi tersebut, pela buhan harus memiliki serta menjaga kawasan pelabuhan dengan konsep green port secara berkelanjutan. Pencemaran pantai, terutama akibat aktivitas bongkar-muat, misalnya, harus ditekan pada tingkat minimal. Demikian halnya keberadaan ruang terbuka hijau, harus diupayakan dan dijaga hingga tingkat maksimal, sehingga fungsi-fungsi konservasi di kawasan pelabuhan dapat tetap dipertahankan.