Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA UNIVERSITAS KUNINGAN Hartati Ratna Juwita; Ida Hamidah
Jurnal Semantik Vol 7, No 2 (2018): Volume 7 Number 2, September 2018
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.386 KB) | DOI: 10.22460/semantik.v7i2.p80-89

Abstract

MAKSIM KESANTUNAN YANG DIGUNAKAN OLEH DEDDY COURBUZIER PADA ACARA “HITAM PUTIH” DAN ANDI FLORES NOYA PADA ACARA “KICK ANDY” Ida Hamidah; Dedeh Supriatin
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 9, No 2 (2016): JURNAL FON
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v9i2.1019

Abstract

Judul penelitian ini adalah Maksim Kesantunan yang Digunakan Oleh Deddy Courbuzier Pada Acara “Hitam Putih” dan Andi Flores Noya Pada Acara “Kick Andy”. Rumusan Masalah: 1) Maskim apa saja yang digunakan Deddy Corbuzier pada acara “Hitam Putih?” 2) Maksim apa saja yang sering digunakan Deddy Corbuzier pada acara “Hitam Putih?” 3) Maskim apa saja yang digunakan Andi Flores Noya Pada Acara “Kick Andy?” 4) Maksim apa saja yang sering digunakan Andi Flores Noya Pada Acara “Kick Andy?” 5) Bagaimanakah perbedaan penggunaan maksim kesantunan oleh Deddy Corbuzier pada acara “Hitam Putih dan Andi F. Noya pada acara “Kick Andy?” Metode: deskriptif kualitatif. Simpulan: maksim kesantunan yang digunakan oleh Deddy Corbuzier Pada Acara “Hitam Putih” yakni maksim kebijaksanaan 8 (delapan) kali, maksim penghargaan 22 (dua puluh dua) kali, maksim kesederhanaan 2 (dua) kali, maksim permufakatan/kecocokan 13 (tiga belas) kali, dan maksim kesimpatian 41 (empat puluh satu) kali dan maskim yang sering digunakan adalah maksim kesimpatian. Sementara Andi Flores Noya Pada Acara “Kick Andy” menggunakan maksim kebijaksanaan 2 (dua) kali, maksim kedermawanan 1 (satu) kali, maksim penghargaan 32 (tiga puluh dua) kali, maksim permufakatan/kecocokan 4 (empat) kali, dan maksim kesimpatian 18 (delapan belas) kali dan maksim yang sering digunakan adalah maksim penghargaan. Perbedaan penggunaan maksim kesantunan oleh Deddy Corbuzier Pada Acara “Hitam Putih” dan Andi Flores Noya Pada Acara “Kick Andy” adalah bahwa Deddy Corbuzier lebih sering menggunakan maksim kesimpatian sementara Andi Flores Noya lebih sering menggunakan maksim penghargaan.Kata kunci : maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan/kecocokan, dan maksim kesimpatian.
ANALISIS KALIMAT DIALOG DALAM NASKAH DRAMA “PADA SUATU HARI” KARYA ARIFIN C. NOER Ida Hamidah; Hesti Angreaningsih
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10, No 1 (2017): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v10i1.1031

Abstract

Judul penelitian ini adalah Analisis Kalimat Dialog dalam Naskah Drama “Pada Suatu Hari” Karya Arifin C. Noer (Sebuah Analisis Pragmatik tentang Deiksis dan Praanggapan). Rumusan masalah:1) bagaimana deiksis persona (orang) yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer?;2)bagaimana deiksis ruang yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer?;3) bagaimana deiksis waktu yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer?;4)bagaimana praanggapan yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer?Metode: deskriptif kualitatif. Simpulan: 1) deiksis persona yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer yaitu deiksis sayadilontarkan oleh tokoh Kakek, Nenek, Nyonya Wenas, Pesuruh, dan Novia ketika berdialog dengan tokoh lain; 2) deiksis ruang yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer yaitu deiksis itu, sini, kemari, kamar, ini, rumah, kamar praktek, dan di belakang dilontarkan olehtokoh Kakek, Nenek, Nyonya Wenas, dan Novia ketika berdialog dengan tokoh lain; 3) deiksis waktu yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer yaitu deiksis sekarang, dulu, nanti, kemarin, hari ini, besok, beberapa hari yang lalu, sebelas tahun yang lalu, tadi pagi, dan nanti dilontarkan oleh tokoh Kakek dan Nenek ketika berdialog dengan tokoh lain; 4) praanggapan yang terdapat pada kalimat dialog dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noer dapat disimpulkan bahwa beberapa diantara kalimat dialog yang dilontarkan oleh tokohnya menggunakan kalimat-kalimat yang dalam keseharian mudah dipahami namun kalimat dialog tersebut yang justru menyiratkan makna lain sehingga menimbulkan dugaan-dugaan dalam memaknai kalimat dialog tersebut.Kata kunci: kalimat dialog, naskah drama, deiksis persona, deiksis ruang, deiksis waktu, dan praanggapan.
Pelatihan Membaca Permulaan Bagi Anak-Anak Di Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat Ida Hamidah; Andriyana Andriyana
JURNAL PRODIKMAS Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan membaca permulaan bagi anak-anak yang dilaksanakan di Desa Longkewang Kecamatan Ciniru Kabupaten Kuningan. Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan yang kurang dan adanya Pandemi Covid-19 yang menyebabkan anak-anak di Desa longkewang harus belajar secara daring. Hal tersebut menyebabkan anak-anak mengalami keterlambatan membaca dan perlu mendapatkan bantuan berupa pelatihan membaca khusunya pada membaca permulaan. Pelatihan membaca permulaan pada anak-anak di Desa Longkewang bertujuan untuk melatih membaca anak-anak dan memberikan pelatihan membaca permulaan kepada orang tua siswa, agar anak-anak mampu mengejar ketertinggalnnya dalam hal membaca. Metode yang digunakan adalah metode pelatihan yang dilaksanakan selama tiga hari. Hasil pengabdian masyarakat berhasil meningkatkan kemampuan membaca anak-anak di Desa Longkewang dan berhasil memberikan pelatihan kepada para orang tua siswa sehingga meningkatkan kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan. Pelatihan membaca yang dilaksanakan menggunakan metode membaca permulaan global atau metode kalimat. Melalui metode membaca global, anak anak lebih antusias dan tertarik untuk belajar membaca. Dengan hasil tersebut diharapkan  para orang tua mampu menerapkan metode pembelajara membaca yag tepat dan kemudian anak-anak di Desa Longkewang tidak lagi tertinggal dalam hal membaca juga mulai menyadari akan pentingnya pendidikan.