Abu Anwar
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN DAN UNSUR-UNSUR KELEMBAGAAN DI PESANTREN Abu Anwar
POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam Vol 2, No 2 (2016): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/potensia.v2i2.2536

Abstract

Pesantren is basically a traditional Islamic education where the students lived with and studied under the guidance of one (or more) teachers are better known as kyai. Although pesantren was considered traditional, but still exist and survive in modern age and global era. Obviously because this institution has its own characteristics and maintain institutional elements that have formed since former. The characteristics of education in pesantren classified to two: (1) the general pattern of education, which are pesantren institutions introducing levels, from that teach simple texts until sublime pesantren that teach high level texts. (2) Teaching systems are the sorogan system and bandongan system. As for the institutional elements in pesantren are cottage, mosques, students, kyai, classical islamic books
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BERBASIS ISLAM PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI DI PROVINSI RIAU Bambang Kariyawan; M Nazir; Abu Anwar
POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam Vol 7, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/potensia.v7i2.14696

Abstract

This paper aims to determine the integration model in the development of Islamic-based Sociology modules and their implementation at Islamic Senior High Schools in Riau Province. The research method used is research and development (Research and Development) with the ADDIE model (Analyze, Design, Development, Implementation, and Evaluation). The schools that were sampled in the research and module trials consisted of 8 Islamic Senior High Schools located in Riau Province. With data collection techniques in the form of questionnaires, interviews, and observations, the results obtained that the integration model in the development of an Islamic-based Sociology module can be displayed in the aspect of content feasibility with indicators such as the suitability of the material with the SK and KD, the accuracy of the material, the up-to-date of the material, and encouraging curiosity was assessed 64% very good. The aspect of presentation feasibility with indicators of presentation technique, presentation support, learning presentation, and coherence in the flow of thought is considered very good 51%. Aspects of contextual assessment with indicators of contextual nature and contextual components rated 71% very good. From the linguistic aspect, it was rated 69% very well and the graphic aspect was rated at 54% as very good. Based on interviews and observations of testing the use of the module on students, 72% of the Sociology module based on Islam is very feasible to use. Suggestions and views from sociologists, commentators on the Qur'an and hadith, and module preparation experts add to the completeness and accuracy of the material and appearance of this module. The Islamic-based Sociology module can be developed at other levels and general subjects in the Islamic Senior High School environment. Keywords: Integration, Module, Sociology, Islam, Islamic Senior High SchoolAbstrakTulisan ini bertujuan untuk mengetahui model integrasi dalam pengembangan modul Sosiologi berbasis Islam beserta implementasinya pada Madrasah Aliyah Negeri di Provinsi Riau. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan model ADDIE (Analiyze, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Madrasah yang dijadikan sampel dalam penelitian dan uji coba modul terdiri dari 8 Madrasah Aliyah Negeri yang berada di Provinsi Riau. Dengan teknik pengumpulan data berupa angket, wawancara, dan observasi diperoleh hasil bahwa model integrasi dalam pengembangan modul Sosiologi berbasis Islam dapat ditampilkan dalam aspek kelayakan isi dengan indikator berupa kesesuaian materi dengan SK dan KD, keakuratan materi, kemutakhiran materi, dan mendorong keingintahuan dinilai 64% sangat baik. Aspek kelayakan penyajian dengan indikator teknik penyajian, pendukung penyajian, penyajian pembelajaran, koherensi dan keruntutan alur pikir  dinilai 51% sangat baik. Aspek penilaian kontekstual dengan indikator hakikat kontekstual dan komponen kontekstual dinilai 71% sangat baik. Dari aspek kebahasaan dinilai 69% sangat baik dan aspek kegrafikaan dinilai 54% sangat baik. Berdasarkan wawancara dan observasi ujicoba penggunaan modul pada siswa bahwa 72% modul Sosiologi berbasis Islam ini sangat layak untuk digunakan. Saran dan pandangan dari ahli Sosiologi, ahli tafsir Al Quran dan hadis, dan ahli penyusunan modul menambah lengkap dan ketepatan materi serta penampilan modul ini. Modul Sosiologi berbasis Islam dapat dikembangkan pada jenjang dan mata pelajaran umum yang lain di lingkungan Madrasah Aliyah. Kata Kunci: Integrasi, Modul, Sosiologi, Islam, MAN.   
Kemampuan Guru Dalam Menganalisis Kebutuhan Pembelajaran Berbantuan Information & Communication Technologies (ICT) Pada Madrasah Ibtidaiyah Durrah Sakinah; Ilham Ismail Lubis; Abu Anwar; Diara Rizky Prayitno
Jurnal Basicedu Vol 7, No 3 (2023): June
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i3.4508

Abstract

Seorang guru yang profesional seharusnya memiliki pemahaman yang komprehensif tentang tuntutan profesi, baik dalam hal administrasi maupun praktik, terutama dalam merancang pembelajaran yang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa pendidik tidak mampu memahami karakter peserta didik sehingga tidak dapat menganalisis kebutuhan dalam pembelajaran dengan baik. Maka, perlunya kegiatan menganalisis kebutuhan pembelajaran peserta didik di MI Al-Kifayah Riau, MI Tahfizh Cendikia, dan MI Taskim Pekanbaru. Sehingga peran guru dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran yaitu dapat mengidentifikasi masalah, memvalidasi, memformulasikan kebutuhan, merumuskan tujuan, menyesuaikan tujuan sekarang dan tujuan yang baru, memvalidasi tujuan yang telah disesuaikan. Selain itu, melakukan perencanaan, pengumpulan data, menganalisa, dan membuat laporan akhir. Kendala yang dialami guru yaitu terbatasnya sarana prasarana sekolah, dan pola pikir peserta didik belum terbuka. Maka dari itu, dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran, disertai pendukung yaitu berbasis ICT, yang diharapkan mampu memberi titik terang dalam kegiatan menganalisis kebutuhan pembelajaran
Kemampuan Guru Dalam Menganalisis Kebutuhan Pembelajaran Berbantuan Information & Communication Technologies (ICT) Pada Madrasah Ibtidaiyah Durrah Sakinah; Ilham Ismail Lubis; Abu Anwar; Diara Rizky Prayitno
Jurnal Basicedu Vol 7, No 3 (2023): June
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i3.4508

Abstract

Seorang guru yang profesional seharusnya memiliki pemahaman yang komprehensif tentang tuntutan profesi, baik dalam hal administrasi maupun praktik, terutama dalam merancang pembelajaran yang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa pendidik tidak mampu memahami karakter peserta didik sehingga tidak dapat menganalisis kebutuhan dalam pembelajaran dengan baik. Maka, perlunya kegiatan menganalisis kebutuhan pembelajaran peserta didik di MI Al-Kifayah Riau, MI Tahfizh Cendikia, dan MI Taskim Pekanbaru. Sehingga peran guru dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran yaitu dapat mengidentifikasi masalah, memvalidasi, memformulasikan kebutuhan, merumuskan tujuan, menyesuaikan tujuan sekarang dan tujuan yang baru, memvalidasi tujuan yang telah disesuaikan. Selain itu, melakukan perencanaan, pengumpulan data, menganalisa, dan membuat laporan akhir. Kendala yang dialami guru yaitu terbatasnya sarana prasarana sekolah, dan pola pikir peserta didik belum terbuka. Maka dari itu, dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran, disertai pendukung yaitu berbasis ICT, yang diharapkan mampu memberi titik terang dalam kegiatan menganalisis kebutuhan pembelajaran
Kemampuan Guru Dalam Menganalisis Kebutuhan Pembelajaran Berbantuan Information & Communication Technologies (ICT) Pada Madrasah Ibtidaiyah Durrah Sakinah; Ilham Ismail Lubis; Abu Anwar; Diara Rizky Prayitno
Jurnal Basicedu Vol. 7 No. 3 (2023): June
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i3.4508

Abstract

Seorang guru yang profesional seharusnya memiliki pemahaman yang komprehensif tentang tuntutan profesi, baik dalam hal administrasi maupun praktik, terutama dalam merancang pembelajaran yang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa pendidik tidak mampu memahami karakter peserta didik sehingga tidak dapat menganalisis kebutuhan dalam pembelajaran dengan baik. Maka, perlunya kegiatan menganalisis kebutuhan pembelajaran peserta didik di MI Al-Kifayah Riau, MI Tahfizh Cendikia, dan MI Taskim Pekanbaru. Sehingga peran guru dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran yaitu dapat mengidentifikasi masalah, memvalidasi, memformulasikan kebutuhan, merumuskan tujuan, menyesuaikan tujuan sekarang dan tujuan yang baru, memvalidasi tujuan yang telah disesuaikan. Selain itu, melakukan perencanaan, pengumpulan data, menganalisa, dan membuat laporan akhir. Kendala yang dialami guru yaitu terbatasnya sarana prasarana sekolah, dan pola pikir peserta didik belum terbuka. Maka dari itu, dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran, disertai pendukung yaitu berbasis ICT, yang diharapkan mampu memberi titik terang dalam kegiatan menganalisis kebutuhan pembelajaran
Kemampuan Guru Dalam Menganalisis Kebutuhan Pembelajaran Berbantuan Information & Communication Technologies (ICT) Pada Madrasah Ibtidaiyah Durrah Sakinah; Ilham Ismail Lubis; Abu Anwar; Diara Rizky Prayitno
Jurnal Basicedu Vol. 7 No. 3 (2023): June
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i3.4508

Abstract

Seorang guru yang profesional seharusnya memiliki pemahaman yang komprehensif tentang tuntutan profesi, baik dalam hal administrasi maupun praktik, terutama dalam merancang pembelajaran yang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa pendidik tidak mampu memahami karakter peserta didik sehingga tidak dapat menganalisis kebutuhan dalam pembelajaran dengan baik. Maka, perlunya kegiatan menganalisis kebutuhan pembelajaran peserta didik di MI Al-Kifayah Riau, MI Tahfizh Cendikia, dan MI Taskim Pekanbaru. Sehingga peran guru dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran yaitu dapat mengidentifikasi masalah, memvalidasi, memformulasikan kebutuhan, merumuskan tujuan, menyesuaikan tujuan sekarang dan tujuan yang baru, memvalidasi tujuan yang telah disesuaikan. Selain itu, melakukan perencanaan, pengumpulan data, menganalisa, dan membuat laporan akhir. Kendala yang dialami guru yaitu terbatasnya sarana prasarana sekolah, dan pola pikir peserta didik belum terbuka. Maka dari itu, dalam menganalisis kebutuhan pembelajaran, disertai pendukung yaitu berbasis ICT, yang diharapkan mampu memberi titik terang dalam kegiatan menganalisis kebutuhan pembelajaran