Saifullah Saifullah
Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern Saifullah Saifullah
Jurnal Ushuluddin Vol 22, No 2 (2014): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v22i2.731

Abstract

Tulisan ini memuat sejarah munculnya gerakan renaissance dan humanisme di Eropa selepas berakhirya abad kegelapan. Renaissance dan humanisme dianggap sebagai latar belakang lahirnya filsafat modern. Melalui gerakan pemikiran ini seluruh kebudayaan Barat seolah dibangunkan dari tidur nyenyak abad pertengahan. Manusia mulai mempelajari hakikat diri dan alam semesta sebagai pusat kenyataan. Pada periode yang berkisar antara abad 14 dan 16 ini, manusia menganggap dirinya tidak lagi sebagai Victor Mundi (orang yang berziarah didunia ini), melainkan sebagai Faber Mundi (orang yang menciptakan dunianya). Tiga faktor yang mempercepat perkembangan baru Pada masa renaissance adalah tiga penemuan : mesiu, seni cetak dan kompas. Mesiu berarti runtuhnya kekuasaan feudal dimana senjata dapat dimiliki oleh kaum proletar. Seni cetak berarti pengetahuan tidak lagi milik ekslusif suatu elite, melainkan terbuka untuk semua orang. Kompas berarti navigasi telah aman dan memungkinkan orang-orang Eropa untuk berlayar dan memperluas horison Barat kearah dunia yang baru di Timur.   
ANTARA DEBUS BANTEN DAN DEBUS PARIAMAN Unsur-Unsur Tariqat dalam Tradisi Debus Saifullah Saifullah; Saleh Nur; Dasman Yahya Maali
Nusantara Journal for Southeast Asian Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/nusantara.v19i1.24576

Abstract

Tulisan ini berasal dari penelitian terhadap hubungan yang erat antara debus dengan amalan tarekat. Dilihat dari sejarahnya, kesenian tradisional debus bersumber dari ajaran beberapa tarekat. Hal ini terlihat dari latar belakang para tokoh pendiri dan khalifah-khalifah debus, adalah orang-orang yang memperkenalkan dan penganut ajaran beberapa tarekat. Tarekat-tarekat yang diperkirakan mempengaruhi secara kuat terhadap kesenian debus adalah tarekat Qadiriyah, Rifa’iyah, Syadziliyah dan Naqsyabandiyah, hal ini dapat dilihat dari silsilah, ritual, hizib dan bacaan-bacaan wirid atau zikir yang dibacakan pada setiap pertunjukan dan tata cara mempelajari kesenian debus. Hasil penelitian juga menemukan fakta bahwa kesenian debus sudah mengalami pergeseran dan perubahan karena harus menyesuaikan diri, agar tak ketinggalan zaman atau bahkan dilupakan. Kesenian debus sudah mengalami modifikasi yang ditunjukkan dengan banyak sekali hal-hal yang tak pernah dipraktekkan pada debus tempo dulu. Debus saat ini telah meninggalkan atau lepas dari asalnya yakni tarekat. Pergeseran itu terlihat dari segi ritual, gaya pertunjukan, pola perekrutan personil dan tujuan yang ingin dicapai. Kesenian debus sekarang lebih cenderung digunakan sebagai alat hiburan masyarakat atau menjadi komoditi pariwisata ketimbang sebagai suatu produk budaya yang mengandung nilai keagamaan.