suhono suhono
Institut Agama Islam Ma'arif NU Metro Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INTERACTIVE METADISCOURSE AND INTERACTIONAL METADISCOURSE CATEGORIES OF STUDENTS’ INTERNATIONAL PROGRAM SCHOOL BASED ON GENDER suhono suhono; Haikal Haikal
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (INDONESIAN JOURNAL OF ENGLISH EDUCATION)| VOL. 5 | NO.1 | 2018
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v5i1.5505

Abstract

ABSTRACTThe aim of this study was to develop further analyzing of metadiscourse categories in second language learners of International Program School of Muhammadiyah University Surakarta. Specifically, the researchers explored metadiscourse categories (interactive and Interactional) of students’ writing result at International Program of Muhammadiyah University Surakarta, the differences of metadiscourse categories with regard to gender (males and female) and factor affected metadiscourse in male and female. The researcher employed  Hyland’s metadiscourse model in analyzing students’ written form which consis of 10 male and 7 female students. The results revealed that  interactive metadiscourse consist of frame markers, transition markers, endophoric marker, evidendionals, and code glosses. Meanwhile, the interactional metadiscourse concist of boosters, edges, attitude markers, self-mentions and engagement markers. The researchers also revealed that the category of transition marker was the highest on female students since most female students learn at outside class such as at pondok pesantren.ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan analisis lebih lanjut terhadap kategori metadiscourse pada pembelajar bahasa kedua pada Program Internasional Sekolah Universitas Muhammadiyah Surakarta. Secara khusus, para peneliti mengeksplorasi kategori metadiscourse (interactive dan interactional) pada hasil tulisan mahasiswa, perbedaan kategori metadiscourse pada ”gender”  (laki-laki dan perempuan) dan faktor yang mempengaruhi metadiscourse pada laki laki dan perempuan. Para peneliti menggunakan model Hyland dalam menganalisis metadiscourse pada tulisan mahasiswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan. Penelitian ini menunjukkan bahwa interactive metadiscourse terdiri dari frame markers, transition markers, endhoporic markers, evidendionals, dan code glosses. Sementara itu interactional metadiscourse terdiri dari booseters, edges, attitude markers, self mentions dan engangement markers. Studi ini juga mengungkapkan bahwa penanda transition marker adalah yang tertinggi pada siswa perempuan karena kebanyakan para  siswa perempuan belajar di luar kelas seperti di pondok pesantren.  How to Cite: Suhono, Haikal.(2018). Interactive Metadiscourse and Interactional Metadiscourse Categories ff Students’ International Program School Based on Gender. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 5(1), 81-91. doi:10.15408/ijee.v5i1.5505
Serapan Bahasa Arab Pada Budaya Akikah Ni Daganak Tubu Berbahasa Angkola Husniah Ramadhani Pulungan; Suhono Suhono; Sumarlam Sumarlam
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 8, No 1 (2019): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.518 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v8i1.975

Abstract

This study analyzes borrowing on Arabic in Angkola language. The purpose of this study is to classify the process of borrowing Arabic in Angkola language from the tradition of aqiqah, this is the same as the body. It is done as an effort to inventory the description of forms, rules, and use of borrowing Arabic language. This research is descriptive qualitative with the technique refer and note. The data analysis technique uses domain analysis, taxonomic analysis, compound analysis, and analysis of cultural themes. The results show that the emergence of adaptation is more often compared to the emergence of adoption while the hybrid and translation uptake are not found. Thus, the use of borrowing Arabic in the event aqiqah daganak tubu does not cause a shift in the language of Angkola into araba-araban, precisely the borrowing of Arabic is very helpful in completing the lexicon of the Angkola language specifically for the use of religious terms in communication in the community.ABSTRAKPenelitian ini menganalisis borrowing bahasa Arab pada bahasa Angkola. Tujuan dari penelitian ini untuk mengklasifikasi proses borrowing bahasa Arab pada bahasa Angkola dari tradisi aqiqah ni daganak tubu. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menginventarisasikan pendeskripsian bentuk, kaidah, dan penggunaan borrowing bahasa Arab. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik simak dan catat. Teknik analisis data menggunakan analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemunculan adaptasi yang lebih sering dibandingkan dengan kemunculan adopsi sedangkan hibrida dan serapan terjemahan tidak ditemukan. Dengan demikian, maka penggunaan borrowing bahasa Arab dalam acara aqiqah ni daganak tubu tidak menyebabkan terjadinya pergeseran pada bahasa Angkola menjadi kearab-araban, justru borrowing bahasa Arab sangat membantu guna melengkapi leksikon bahasa Angkola khususnya untuk penggunaan istilah keagamaan dalam komunikasi di masyarakat Angkola.