Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

VISUALISASI LAPORAN INDIKATOR EFISIENSI PRODUKSI BERBASIS DASHBOARD MANAGEMENTPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR MOBIL DIDI JUNAEDI; ULY AMRINA
Jurnal PASTI (Penelitian dan Aplikasi Sistem dan Teknik Industri) Vol 12, No 3 (2018): Jurnal PASTI
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1695.421 KB)

Abstract

Dengan adanya beberapa tingkatan manajemen, dibutuhkan suatu laporan efisiensi proses operasi yang tepat guna dan tepat sasaran untuk setiap tingkatan manajerial yang berbeda. Riset ini bertujuan melakukan perancangan bentuk dashboard untuk pihak manajemen PT. X berdasarkan indikator-indikator efisiensi yang dibutuhkan dan riset ini hanya pada 3 divisi, yaitu divisi Welding, Painting dan Assembly untuk produk mobil yang sifatnya repetitive dan diproduksi masal. Dashboard yang dirancang sesuai kaidah dashboard management yaitu dengan perancangan untuk tingkat operasi yang disebut operational dashboard, untuk tingkatan manajerial disebut tactical dashboard dan untuk tingkat eksekutif atau direktorat disebut strategic dashboard. Dari hasil riset diperoleh visualisasi laporan indikator efisiensi produksi sebanyak lima visualisasi. Visualisasi yang dirancang sesuai dengan kebutuhan informasi di setiap tingkatan serta memperhatikan skala waktunya. Model visual berupa grafik, gauge (speedometer), histogram, clock bar, dan tabel yang dapat digunakan untuk analisis. Setiap efisiensi diberi indikator berupa warna hijau, kuning dan merah sebagai level indicator kinerja efisiensi yang telah dicapai.
PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN JASA KEPARIWISATAAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD (Studi Kasus di Keraton Kasepuhan Kota Cirebon) Didi Junaedi
Operations Excellence: Journal of Applied Industrial Engineering Vol 7, No 1, (2015): OE Maret 2015
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. Kasepuhan Palace Cirebon tourism services participate to build theeconomy of the country, especially the city of Cirebon. Therefore, in order tofurther increase the number of visits, the service quality should be improved.Using SERVQUAL method, can know the perception of service qualitykasepuhan palace Cirebon. Measuring the quality of services performed on fivedimensions that has tangible, responsiveness, assurance, reliability, and empathy.The results of this study showed that all of the dimensions are still not as expectedvisitors. The Improvement starts from the dimensions of responsiveness that havethe smallest SERVQUAL score. QFD can be analyzed using improvementpriorities according to customer needs. The most important priority that needs tobe adequate hygiene team, demolition charges, as well as the renovation andrestoration. Overall it can be proposed for improving services such as:improvement of operational systems, improvements and additions to the facility,the addition of human resources and training. The limitations is only the firstphase HOQ.Keywords: Quality, SERVQUAL, QFD, Improvement, HOQ
Al-Falah dan Al-Farah (Studi Ma’anil Qur’an dan Tafsir Tematik dalam Tafsir Al-Azhar) Siti Fajriyah; Didi Junaedi; M. Maimun
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 02 (2016): DESEMBER
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.583 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i02.1150

Abstract

Penelitian ini membahas tentang makna dari beberapa variasi lafaz al-falah dan beberapa variasi lafaz al-farah . Meskipun keduanya memiliki persamaan makna umum yaitu bahagia, namun tidak sedikit ulama yang membedakan makna secara rinci dari kedua istilah tersebut. Secara singkat, pengertian al-falah merupakan kebahagiaan, keberhasilan atau keselamatan yang baik. Bahkan tidak jarang diartikan dalam al-Qur’an sebagai makna kemenangan. Dan pengertian dari al-farah  adalah kegembiraan, kesenangan yang baik pula namun sifatnya tidak sampai terus menerus ke pemaknaan bahagia ukhrawi.Selain menguraikan makna perbedaan secara umum dari kedua istilah kata tersebut, penelitian ini juga menyimpulkan perbedaan makna kedua istilah tersebut menurut pemikiran Hamka dari kitab tafsirnya yaitu al-Azhar yang dituangkan menggunakan tartib nuzuli makkiyah madaniyah dari ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung makna bahagia. Al-falah dan al-farah  sama-sama dapat dirasakan setelah mendapatkan sesuatu yang dimaksud, namun al-falah diartikan sebagai kebahagiaan yang terpuji sedangkan al-farah  lebih diartikan kepada makna gembira yang condong kurang terpuji.Kata Kunci: Bahagia, al-falah, al-farah , Hamka
Penafsiran Imam Nawawi al-Bantani Tentang Jin (Kajian Tematik dalam Tafsīr Marāh Labīd) M Amin Mubarok; Didi Junaedi; M. Maimun
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 02 (2016): DESEMBER
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.427 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i02.1153

Abstract

All religiouns believe in the existency of the spirit of jin. Long before the existency of Islam, religiouns like Majusi, Yahudi, and Christiany too believe in the existency of the jin. Based on the above believe the mayority of muslim and non muslim will believe the existency named jin. But minority of muslim like of the filosof and a part of mu’tazilah wish the existency of the spiritual creature named jin.  After all, the term jin is always meantioned in the Holy Qur’an. The above meationed term erouse many debate to fine out the actual meaning and to understand accureatly . based on the above  fenomenal the writer feels attracted to investigate the meaning of jin in the al-Qur’an and to compare the translition of the word jin found in tafsir marāh labīd cretion of Imam Nawawi al-Bantani. By understanding the cretion of Imam Nawawi al-Bantani, it is expected to give the meaning of jin more preacisely and to understand  the translition implemented by Imam Nawawi al-Bantani about the jin especially when compared with the present. Keyword: Jin, Tafsir Marāh Labīd, al-Qur’an
Penafsiran Mirza Bashiruddin Tentang Ayat-Ayat Penyaliban, Kewafatan Dan Kebangkitan Nabi Isa as. (Kajian Tematik Dalam Tafsir Shaghir) Makmuri Makmuri; Didi Junaedi; M. Maimun
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 02 (2016): DESEMBER
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.077 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i02.1146

Abstract

Jemaat Ahmadiyah merupakan aliran dalam agama Islam yang mempunyai berbagai “kepercayaan” yang berbeda dengan mayoritas umat Islam lainnya. Di antara “kepercayaan” yang seringkali menjadi polemik itu adalah hal yang berkaitan dengan penafsiran ayat-ayat yang terkait dengan tentang penyaliban, kewafatan, dan kebangkitan Nabi Isa as. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penafsiran Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, sebagai salah satu tokoh Ahmadiyah terhadap ayat-ayat tentang Nabi Isa a.s.Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan metode kualitatif yang merujuk pada sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah kitab Tafsir Shaghir (Tafsir Qur’anun Majid) dan sumber sekunder adalah buku-buku penunjang baik berupa buku cetak maupun digital.Melalui penelitian ini dapat diambil beberapa hasil bahwa, penafsiran Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad dalam kitab Tafsir Shaghir (Tafsir Qur’anun Majid) menyatakan bahwa Nabi Isa a.s telah disalib namun tidak sampai mati, Nabi Isa diturunkan oleh muridnya dari tiang salib kemudian diobati dengan ramuan-ramuan salep. Setelah sembuh Nabi Isa a.s melakukan perjalanan mencari murid-muridnya hingga sampai di Srinagar Khasmir di mana beliau meninggal dan dikubur di kota tersebut. Dengan demikian, maka Jemaat Ahmadiyah meyakini Nabi Isa a.s telah wafat. Keyakinan akan wafatnya Nabi Isa a.s membuat Jemaat Ahmadiyah mempunyai ajaran bahwa kedatangan Nabi Isa a.s yang dijanjikan di akhir zaman bukanlah yang  diutus untuk Bani Israil, akan tetapi seseorang yang memiliki sifat yang sama dengan Nabi Isa a.s. Kata kunci: Nabi Isa a.s, Jemaat Ahmadiyah, Mirza Bahsiruddin Mahmud Ahmad, Tafsir Shaghir (Tafsir Qur’anun Majid).
MENGENAL LEBIH DEKAT METODE TAFSIR MAUDLU’I Didi Junaedi
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 4, No 01 (2016): JUNI
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.488 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v4i01.799

Abstract

Memasuki era Modern, era di mana segalanya ingin segera dipenuhi dalam waktu singkat, harapan masyarakat untuk dapat memahami pesan-pesan al-Qur’an yang lebih cepat dan utuh tentang suatu tema tertentu pun tak terelakkan lagi. Konsekuensinya, dibutuhkan sebuah metode penafsiran yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat modern tersebut, yang menginginkan pembahasan tentang suatu tema tertentu merujuk kepada ayat-ayat al-Qur’an. Jawaban atas keinginan tersebut kemudian terwujud dengan lahirnya sebuah metode penafsiran yang relatif baru di antara mainstream  metode penafsiran yang ada. Metode tersebut kemudian populer dengan istilah “Metode Tafsir Maudlu’i” atau metode tafsir tematik. Operasionalisasinya mufasir terlebih dahulu menentukan tema kemudian mengumpulkan ayat-ayat yang terkait dengan tema yang dibahas sehingga bisa diketahui pandangan dunia al-Qur’an tentang hal tersebut. Urgensi metode maudhu’i adalah diharapkan menjadi solusi Qur’ani bagi problem masyarakat kontemporer. Dengan demikian, mufasir berusaha kuat untuk tidak fanatik atau condong dengan hasrat dan ideologi yang dipunyainya dan membiarkan al-Qur’an lewat ayat-ayatnya untuk berbicara apa yang diinginkannya terkait tema yang telah ditentukan mufasir itu.  Kata Kunci: kebutuhan masyarakat, berbagai metode tafsir, pandangan dunia al-Qur’an dan solusi Qur’ani.