Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Struktur dan Fungsi Tumbuhan dengan Model Argument-Driven Inquiry (ADI) Zahra Mila Putri; Neni Hasnunidah; Berti Yolida
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 6, No 3 (2018): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Practical guidebookswas one of the supporting implementation of practicum activities. This study aim was to produce practical guidebook of plant structure and function. The research design used was R D with 4-D model are: define, design, develop, disseminate, but disseminate stage not done. A practical guidebook product made using an attractive cover, Arial letters with size 12, and EYD are good and correct. Each worksheet consists of student identities, practical titles, theoretical basis, objectives, research questions, tools, materials, work steps, argumentation schemes, argument sessions, and reports. Expert and practitioner validation result was categorized "excellent". The results of legibility test categorization was " excellent". The results of the implementation of the entire practice procedure criteria was "almost all activities are done". Thus, it can be concluded that the guiding book of practicum developed was valid and practical.Buku penuntun praktikum merupakan salah satu penunjang terlaksananya kegiatan praktikum. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buku penuntun praktikum struktur dan fungsi tumbuhan yang valid dan praktis. Desain penelitian yang digunakan adalahRD dengan model 4-D yaitu: define, design, develop, disseminate, tetapi tahap disseminate tidak dilakukan. Produk buku penuntun praktikum yang dibuat menggunakan sampul yang menarik, huruf Arial dengan ukuran 12, dan EYD yang baik dan benar. Setiap lembar kerja praktikum terdiri atas identitas siswa, judul praktikum, dasar teori, tujuan, pertanyaan penelitian, alat, bahan, langkah kerja, skema argumentasi, sesi argumentasi, dan laporan. Hasil validasi ahli dan praktisi berkategori baik sekali. Hasil uji keterbacaan berkategori baik sekali. Hasil uji keterlaksanaan seluruh prosedur praktikum berkriteriahampir seluruh kegiatan terlaksana. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa buku penuntun praktikum yang dikembangkan dinyatakan valid dan praktis.Kata kunci: Argument Driven Inquiry (ADI), buku penuntun praktikum, struktur dan fungsi tumbuhan
Efektivitas Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal Di SDN 1 Kuripan Cahyani Dela Sandora; Berti Yolida; Rini Rita T. Marpaung
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 6, No 5 (2018): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe the effectiveness of the use of teaching materials based on local wisdom to improve learning activities, student learning outcomes and student responses to the use of teaching materials based on local wisdom. The sample in this study is 22 students in grade IV SDN 1 Kuripan District Pesisir Utara Regency Pesisir Barat. Sampling of this study uses Total Sampling technique. Data collection techniques using pretest, posttest, activity observation sheets and student questionnaire responses. The research data was analyzed descriptively. The results of the study showed that teaching materials based on local wisdom affect the learning activities of students as a whole with good criteria. Improved learning outcomes (n-Gain) have an average of 0.66 included in the medium criteria. So that teaching materials based on local wisdom are effective to improve learning activities and learning outcomes of students on matter caring for living things.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas penggunaan bahan ajar berbasis kearifan lokal meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar peserta didik dan Tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar berbasis kearifan lokal. Sampel dalam penelitian ini yaitu 22 peserta didik kelas IV SDN 1 Kuripan Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan nilai pretes, postes, lembar observasi aktivitas dan angket tanggapan peserta didik. Data penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh bahwa bahan ajar berbasis kearifan lokal berpengaruh pada aktivitas belajar peserta didik secara keseluruhan berkriteria baik. Peningkatan hasil belajar (n-Gain) memiliki rata-rata 0,66 termasuk dalam kriteria sedang. Sehingga bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik pada materi peduli terhadap makhluk hidup.Kata kunci: aktivitas peserta didik, bahan ajar berbasis kearifan lokal, hasil belajar, peduli terhadap makhluk hidup 
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Winda Riana; Rini Rita T. Marpaung; Berti Yolida
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 3, No 8 (2015): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of this research was to find out the influence of discovery learning model toward students critical thinking ability. The research design was pretest-posttest non equivalent. The samples of this research were the students of class VIID and VIIA SMP Kartika II-2 Bandar Lampung who were chosen by using purposive sampling. The quantitative data were obtained from the average score of pretest, posttest and N-gain which was tested by using T-test and U-test. The qualitative data were the students learning activities which were analyzed by descriptive analysis had an increase viewed from the average of N-gain of experiment class was 57,08. It is significantly different from control class was 25,33. The average of increase of students activity from the indicator of giving a simple explanation, building the basic creativity, giving further explanation and concluding had high criteria. It could be assumed that the learning using discovery learning model has an influence in increasing students critical thinking ability in the basic competence of the characteristic living creature.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis. Desain penelitian adalah pretest-posttest tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIID dan VIIA SMP Kartika II-2 Bandar Lampung yang dipilih secara purposive sampling. Data kuantitatif berupa rata-rata nilai pretest, posttest dan N-gain yang di uji menggunakan uji-t dan uji U. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dilihat dari rata-rata N-gain kelas eksperimen sebesar (57,08) berbeda signifikan dengan kelas kontrol (25,33). Rata-rata peningkatan aktivitas siswa pada indikator memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, memberikan penjelasan lanjut dan menyimpulkan berkriteria tinggi. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model discovery learning berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.Kata kunci: berpikir kritis, discovery learning, pengaruh
MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SE-KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG Tini Aprilia Sari; Tri Jalmo; Berti Yolida
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 5, No 3 (2017): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This Researchs goal was to identify students misconception and the factors that affected. Samples were senior high school students that were 148 students. Data of understanding level of students were of tained from diagnostic test that was true/false reasonable test while identification of misconseption used CRI method. The factors tht affected students misconception were of tained from students questionnare and it was analyzed by persentage formula and corellation test that was Pearson Product Moment. Based on the analysis result, it showed that students conceptual understanding level had misconception percentage that was 32,9%, the highest misconception of students was DNA concept that was 44,91%. Misconception on students caused by learning motivation and learning method that showed by the correlation with opposite direction between students motivation and learning method with students misconception. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi serta faktor yang mempengaruhi miskonsepsi siswa. Sampel berjumlah 148 siswa. Desain penelitian ini adalah deskriptif sederhana. Data tingkat pemahaman siswa diambil dengan menggunakan tes diagnostik berupa pilihan benar/salah beralasan sedangkan identifikasi miskonsepsi menggunakan metode CRI. Faktor yang mempengaruhi miskonsepsi diperoleh dari hasil angket siswa dan dianalisis menggunakan rumus persentase dan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada tingkat pemahaman konsep siswa terdapat miskonsepsi yaitu sebesar 32,9%, siswa mengalami miskonsepsi paling tinggi pada konsep DNA sebesar 44,91%. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa dan metode pembelajaran yang ditunjukkan dengan adanya korelasi dengan arah berlawanan antara motivasi belajar siswa dan metode pembelajaran dengan miskonsepsi siswa.Kata kunci: Certainty of Response Index (CRI), faktor peyebab, miskonsepsi, substansi genetika
PROFIL KETERAMPILAN BERTANYA SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG Fitri Nuraini; Tri Jalmo; Berti Yolida
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 5, No 4 (2017): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objectives of this research was to determine the questioning skills and the quality of the questions on biology learning of students from XI and grade XII Science SMAN 2 Bandar Lampung. Samples were grade students from class XI science 1, XI science 7, XI science 8, XII science 6, and XII science 7 which are consisted of 179 students that chosen by using technique simple random sampling. Qualitative data of questioning skill and quality of questions were obtained from observation and analyzed by counting the percentage and interpreted into a table criteria and strengthened by documentation. The results showed that questioning skill of students was "medium" (61,9%). Quality questions of male students and female students were low level of cognitive question that was (44,43%). Female students more often asking questions (34,78%) than male students (20,69%).Penelitian ini bertujuan mengetahui keterampilan bertanya dan kualitas pertanyaan pada pembelajaran Biologi oleh siswa kelas XI IPA dan kelas XII IPA SMA Negeri 2 Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1, XI IPA 7, XI IPA 8, XII IPA 6 dan XII IPA 7 yang berjumlah 179 siswa dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Data kualitatif berupa keterampilan bertanya dan kualitas pertanyaan yang diperoleh melalui observasi dan dianalisis dengan menghitung persentase dan diinterpretasikan ke dalam tabel kriteria serta diperkuat dengan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan bertanya siswa berkategori sedang (61,9%). Kualitas pertanyaan yang diajukan siswa laki-laki dan perempuan tergolong dalam pertanyan kognitif tingkat rendah (44,43%). Siswa perempuan lebih banyak bertanya (34,78%) dibandingkan siswa laki-laki (20,69%).Kata kunci : keterampilan bertanya, kualitas pertanyaan, pembelajaran biologi
MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIKA PADA SISWA SMA SE-KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG Cintia Elisa; Tri Jalmo; Berti Yolida
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 5, No 3 (2017): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to describe the students misconceptions and factors that affected misconceptions. Samples were 64 students that were selected using saturated sampling technique. This study design was simple descriptive. Data were obtained of students and teachers. Written test of identification misconception and questionnaire. Data analysed by CRI methods and misconceptions factors were analyzed using percentage formula and Pearson Product Moment Correlation test. The result showed that there were students's misconception of 50,76%. Students who experience the highest misconception on the concept DNA by 58,56%. Correlation test results showed by the correlation with opposite direction between students motivation annd learning method with misconception.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi siswa dan faktor yang mempengaruhi miskonsepsi. Sampel penelitian adalah siswa SMA kelas XII IPA se-Kecamatan Kedaton Bandar Lampung berjumlah 64 siswa yang dipilih menggunakan teknik Sampling Jenuh. Desain penelitian ini adalah deskriftif sederhana. Data diperoleh dari soal tes tertulis identifikasi miskonsepsi dan pemberian angket siswa dan guru. Analisis data miskonsepsi menggunakan metode CRI dan faktor penyebab miskonsepsi dianalisis menggunakan rumus persentase serta uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi miskonsepsi siswa sebesar 50,76%. Siswa yang mengalami miskonsepsi paling tinggi pada konsep DNA sebesar 58,56%. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya korelasi yang signifikan dengan arah korelasi berlawanan arah antara motivasi belajar siswa dan metode guru mengajar dengan miskonsepsi.Kata kunci: miskonsepsi, Certainty of Response Index (CRI), substansi genetika?
Penggunaan Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dan Berpikir Tingkat Tinggi Almira Aspridanel; Tri Jalmo; Berti Yolida
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aim to determine the use of PBL models in increasing collaboration skills and high order thingking of student. The design used was nonequivalent pretest-posttest control group design. The population of research were all students of Senior High School an X grade Bandar Lampung. The research samples were students of X MIA 5 as eksperimental group and X MIA 6 as control group that were selected through purposive sampling technique. Data of collaboration skills were obtained from the observation assessment analyzed by the descriptive qualitatively while high order thinking skills obtained from the pretest-postest analyzed by the Independent Sample t-Test. Student collaboration and high order thinking skills in the experimental class was higher than the control class and significantly different. Therefore, it can be concluded that PBL models has high effect size in increasing collaboration skills and high order thinking of students.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penggunaan model PBL dalam meningkatkan keterampilan kolaborasi dan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Penelitian ini menggunakan nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X  SMA Negeri 10 Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIA 5 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X MIA 6 sebagai kelompok kontrol yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data keterampilan kolaborasi diperoleh dari  lembar penilaian observasi yang dianalisis secara deskriptif kualitatif sedangkan data keterampilan berpikir tingkat tinggi diperoleh dari pretest-postest dianalisis menggunakan uji Independent Sample t-Test. Keterampilan kolaborasi dan berpikir tingkat tinggi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dan berbeda siginifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBL berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan kolaborasi dan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang dibuktikan dengan tingginya hasil uji effect size.Kata kunci: berpikir tingkat tinggi, kolaborasi, Problem Based Learning
PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN Dian Yustie Anggraeni; Arwin Achmad; Berti Yolida
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 3, No 3 (2015): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research was to determine the effect of concept mapping to students learning activities and conceptual understanding of living organization. The study design was a pretest-posttest equivalent group. Samples were VIIE and VIIF grades selected by cluster random sampling. The quantitative data were obtained from the average of pretest, posttest and N-gain that were analyzed using T test and U test. The qualitative data were description of learning activities. The result showed that the students activities were increase. Students conceptual understanding also increased with the average value of N-gain (72,44). So it can be concluded that the using of concept mapping gave significant effect to increase students learning activity and conceptual understanding.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik pencatatan pemetaan konsep terhadap aktivitas belajar dan penguasaan konsep pada materi pokok organisasi kehidupan oleh siswa. Desain penelitian ini adalah pretes postes ekuivalen. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIIE dan VIIF yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji T dan uji U. Data kualitatif berupa deskripsi aktivitas belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar mengalami peningkatan. Penguasaan konsep siswa juga mengalami peningkatan dengan rata-rata N-gain (72,44). Dengan demikian, pembelajaran menggunakan teknik pencatatan pemetaan konsep berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa.Kata kunci :aktivitas belajar,organisasi kehidupan,penguasaan konsep, teknik pencatatan pemetaan konsep
Identifikasi Kesulitan Guru IPA dalam Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen Putri Janati; Rini Rita T. Marpaung; Arwin Achmad; Berti Yolida
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 6, No 3 (2018): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims was to described the junior high school science teachers difficulties in planning and implementing assessment in Kecamatan Tulang Bawang Tengah and Tumijajar. The subjects of this research were 32 teachers that was taken by total sampling technique. Qualitative research data were collected by questionnaire and interviews, and analyzed by desciptive persentage through Milles-Huberman technique model. The result showed that science teachers difficulty in assessment planning include moderate categorywith percentage 36,9%.Science teachers difficulty in assessment implementing had moderate category with percentage 33,7%, with low difficulty in indicator implementation of assessment on cognitive domain (21,6%), moderate difficulty in implementation of assessment on affective (39,6%) and psychomotor domains (39,9%). It can be concluded that the difficulties of science teachers in junior high school in Kecamatan Tulang Bawang Tengah and Tumijajar in assessment planning and implementing including moderate category.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesulitan guru IPA SMP Negeri di Kecamatan Tulang Bawang Tengah dan Kecamatan Tumijajar dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen. Subjek penelitian sebanyak 32 guru yang diambil menggunakan teknik total sampling. Data penelitian berupa data kualitatif, dikumpulkan dengan menggunakan angket dan wawancara, kemudian dianalisis secara deskriptif persentase melalui Model Miles-Huberman. Hasil penelitian menunjukkan kesulitan guru IPA dalam merencanakan asesmen termasuk kategori cukup dengan persentase 36,9%. Kesulitan guru IPA dalam melaksanakan asesmen tergolong kategori cukupdengan persentase 33,7%, kesulitan berkategori rendah (21,6%) ditemukan pada indikator pelaksanaan asesmen ranah kognitif, sedangkankesulitan berkategori cukup ditemukan pada pelaksanaan asesmen ranah afektif (39,6%) danpsikomotor (39,9%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesulitan guru IPA SMP negeri di Kecamatan Tulang Bawang Tengah dan Kecamatan Tumijajar dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen termasuk kategori cukup.Kata kunci : asesmen, guru IPA, kesulitan, melaksanakan, merencanakan
PROFIL KETERAMPILAN BERTANYA SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SMAN 3 BANDAR LAMPUNG Gina Oktavia Utami; Tri Jalmo; Berti Yolida
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 5, No 4 (2017): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The studys aim was to find the profile of students questioning skill and quality of students questioning on biology learning. This study was descriptive simple and the samples were students of class X Science 3, X Science 5, X Science 6, XII Science 1 XII Science 2, and XII Science 3 senior high school 3 Bandar Lampung. Research data were qualitative that were obtained from qualitative observation and than analyzed with the percentage of data using analysis descriptive. The results showed that questioning skill students were low (47,37%). The quality of questioning skill was low (40,97%). Male students were more often (26,8%) asking question than female students (14,17%).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan bertanya siswa dan kualitas bertanya pada pembelajaran Biologi. Desain penelitian adalah deskriptif sederhana dengan sampel siswa kelas X IPA 3, X IPA 5, X IPA 6, XII IPA 1, XII IPA 2, dan XII IPA 3 SMAN 3 Bandar Lampung. Jenis data penelitian merupakan data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi dan kemudian dihitung menggunakan rumus analisis deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan bertanya siswa berkategori rendah (47,37%). Kualitas pertanyaan yang diajukan siswa laki-laki dan perempuan tergolong kedalam kategori rendah (40,97%). Siswa laki-laki lebih banyak bertanya (26,8%) dibandingkan dengan siswa perempuan (14,17%).Kata kunci: keterampilan bertanya, kualitas pertanyaan, pembelajaran biologi