Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Pengeringan Konvensional terhadap Karakteristik Fisik Indigo Bubuk Vivin Atika; Isnaini Isnaini
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2019: PROSIDING SNTKK 2019
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

APLIKASI BUBUK (POWDER) ZAT WARNA ALAM KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao Spp) PADA PEWARNAAN KAIN KATUN Isnaini Isnaini; Guring Briegel Mandegani; Masiswo Masiswo; Agus Haerudin; Vivin Atika; Dwi Wiji Lestari; Tin Kusuma Arta; Yudi Satria
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 15, No 2 (2020): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v15i2.6358

Abstract

Industri coklat (Theobroma cacao) di Indonesia mencapai jumlah produksi 500 ribu ton. Jumlah tersebut menyisakan sisa kulit dengan jumlah hampir mencapai 75% dari total berat kakao yang berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi pakan, adsorben, ataupun yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit buah kakao (LKBK) dengan cara ekstraksi, pengeringan dengan penambahan variasi maltodekstrin (proses spray-drying), dan mengaplikasikan pembatikan pada kain katun dengan fiksasi tawas, kapur dan tunjung. Variabel percobaan yang dilakukan adalah variasi suhu ekstraksi (60, 80 dan 100℃), kondisi pH ekstraksi (netral, asam dan basa), jumlah maltodekstrin (5%, 10% dan 15%), serta mordan akhir tawas, kapur, dan tunjung. Hasil percobaan menunjukkan arah warna yang bervariasi pada masing-masing perlakuan. Arah warna pada perlakuan tunjung-suhu ekstraksi tinggi 100℃-maltodekstrin rendah akan menghasilkan warna yang lebih gelap daripada perlakuan yang lain. Hasil pengujian ketahanan luntur didapatkan cukup stabil yakni baik (4-5) hampir pada setiap perlakuan.
KUALITAS PEWARNAAN EKSTRAK GAMBIR PADA BATIK SUTERA Vivin Atika; Farida Farida; Titiek Pujilestari
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 33, No 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v33i1.887

Abstract

ABSTRAKGambir merupakan salah satu sumber zat warna alam yang dapat diaplikasikan pada pewarnaan batik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas ekstrak gambir (arah warna dan ketahanan luntur) sebagai pewarna batik sutera. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan variasi jenis pelarut (air, etanol teknis) serta jenis fiksator (tawas, tunjung, kapur). Batik sutera yang telah diwarnai dengan ekstrak gambir kemudian diuji arah dan beda warna, ketuaan dan ketahanan luntur warnanya. Dari pengujian didapatkan hasil arah warna batik sutera cokelat sampai cokelat tua, nilai beda warna L* pada kisaran 44,3-66,2; a* 7,2-13,1; b* 15,1-32,1, dan nilai ketuaan warna %R pada kisaran 10,48-21,12 dan K/S 1,47-3,827. Sedangkan nilai rata-rata ketahanan luntur terhadap pencucian adalah 4 (baik), gosokan basah 4 (baik) dan sinar 4-5 (baik). Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak gambir dapat digunakan sebagai pewarna batik sutera dengan kualitas yang baik. Kata Kunci: gambir, pewarna, batik sutera ABSTRACTGambier is one of the vegetable colorant source that can be applied for batik dyeing. This research aims to determine the color shades and fastness properties of silk batik dyed with gambier. The method used in this research is experimental with variation include kinds of solvent (water and 70% ethanol) and fixator (alum, ferrosulphate and lime). Dyed silk batik with gambier extract then evaluated by its color shades and difference of intensity also fastness properties. From the evaluation it is obtained that the color shades are brown to dark brown color, color differences score L* is 44.3-66.2; a* 7.2-13.1; b* 15.1-32.1, and color intensity %R score is 10.48-21.12 and K/S score is 1.47-3.827. While the average value of fastness to washing is 4 (good), wet rub 4 (good) and light 4-5 (good). It has been concluded that the gambier extract can be used as batik dye on silk fabrics with good qualities. Keywords: gambier, dye, silk batik
Pengaruh Komposisi Resin Alami Terhadap Suhu Pelorodan Lilin Untuk Batik Warna Alam Vivin Atika; Agus Haerudin
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 30, No 1 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v30i1.949

Abstract

AbstrakLilin batik merupakan komponen yang penting dalam pembuatan batik warna alam. Selama ini, lilin yang beredar di pasaran adalah untuk pewarna sintetis. Lilin tersebut membutuhkan suhu yang tinggi untuk proses pelorodannya. Suhu pelorodan yang tinggi mengakibatkan warna alam menjadi luntur. Penelitian Pengaruh Komposisi Resin Alami Terhadap Suhu Pelorodan Lilin Untuk Batik Warna Alam bertujuan untuk mendapatkan komposisi lilin klowong yang sesuai untuk proses pembuatan batik warna alam. Kegiatan ini dibatasi pada penelitian komposisi lilin klowong dengan melakukan variasi berat resin alami yaitu damar matakucing, gondorukem, suhu pelorodan 60, 80, 100 ⁰C dan jenis kain katun prima, primisima. Dari hasil penelitian didapatkan komposisi lilin klowong untuk  batik warna alam yang baik dengan komposisi damar mata kucing (1 bag.); gondorukem (3 bag.); kote (2 bag.); parafin (1 bag.); lilin bekas (2 bag.); dan kendal (1 bag.). Lilin batik tersebut memiliki titik leleh campuran 38 ⁰C serta jumlah lilin terlepas 80 % pada suhu pelorodan 60 ⁰C dan 100 % pada suhu pelorodan 80 ⁰C. Kata kunci: lilin klowong batik, warna alam, komposisi AbstractBatik wax is important component of natural batik making. These times, the market wax is suitable only for synthetic colorant. These wax needs higher temperature on wax removing process. High temperature wax removal process can cause the natural color to exceed. Identification of Natural Resin Composition Effect on Wax Removing Temperature For Batik Natural Dye aims to obtain suitable composition of klowong wax for natural batik dyeing process. This activity is limited to the identification of klowong wax composition by varying the natural resins weight damar matakucing, gondorukem, wax removing process temperature 60, 80, 100 ⁰C and kind of cotton cloth prima, primisima. From the results obtained good klowong wax for natural batik dyeing with material  compositions: damar mata kucing (1 pc.); gondorukem (3 pc.); kote (2 pc.); parafin (1 pc.); used wax (2 pc.); and kendal (1 pc.). The wax is having melting points of 38 ⁰C also amounts of released wax 80 % at temperature 60 ⁰C and 100 % at temperature 80 ⁰C. Keywords: klowong batik wax, natural dyeing, composition
PEMANFAATAN ZAT WARNA ALAM DARI LIMBAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN KAKAO SEBAGAI BAHAN PEWARNA KAIN BATIK Titiek Pujilestari; Farida Farida; Endang Pristiwati; Agus Haerudin; Vivin Atika
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 33, No 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v33i1.1119

Abstract

ABSTRAKPenelitian pemanfaatan limbah perkebunan kelapa sawit dan kakao sebagai bahan pewarna pada batik bertujuan untuk menggali sumber daya alam limbah perkebunan yang belum dimanfaatkan dan mencoba bahan baku baru untuk pewarna batik. Limbah perkebunan cangkang kelapa sawit dan kulit buah kakao merupakan sisa hasil proses pengolahan yang tidak termasuk dalam produk utama yang dianggap berpotensi menjadi beban pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Kegiatan ini dibatasi pada pengambilan zat warna dari cangkang kelapa sawit dan kulit buah kakao dengan memakai pelarut air dan pelarut organik. Zat warna alam yang diperoleh digunakan sebagai pewarna pembatikan pada kain katun dan sutera. Fiksasi dilakukan dengan tiga jenis fiksator yaitu tawas, kapur dan tunjung. Pewarnaan dilakukan pada kain katun dan sutera dengan sistem celupan dingin sebanyak enam kali. Pengujian dilakukan terhadap ketahanan luntur warna akibat pencucian dan gosokan, arah dan beda warna. Hasil pengujian ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan gosokan rata-rata menunjukan hasil cukup sampai baik sekali (3-5). Nilai kelunturan warna terhadap pencucian pada kain katun dengan pewarna cangkang kelapa sawit lebih baik daripada kulit buah kakao. Arah warna cangkang kelapa sawit menunjukkan warna coklat muda sampai coklat tua, sedang kulit buah kakao memberikan arah warna abu-abu sampai coklat tua. Pembacaan uji beda warna diperoleh rata-rata warna berada pada daerah antara kuning ke merah. Kata Kunci: cangkang kelapa sawit, kulit buah kakao, warna alam, batik  ABSTRACTUtilization of plantation waste as batik dyes research aims to explore the plantation waste potential asraw materials for batik dyeing. Plantation waste of palmkernel shell and cocoa fruit peel are side products of the main process thatbecome environmental pollution if not managed properly. This activity is restricted to making dyes from palmkernel shells and cocoa fruit peel by using water solvent and organic solvent. Natural dyes obtained are used as batik dyes on cotton and silk. Fixation is done each with alum, lime and ferrosulphate. Dyeing on cotton and silk fabric is done with six times cold immersion. The testing are include color fastness of washing and rubbing, color shades and color difference. The test results of color fastness to washing and rubbing shows enough to excellent results (3-5). The average yield value of color fastness to washing in cotton cloth with palm kernel shells dyes is better than using cocoa peel dyes. The color shade of coconut shell dye is tanish to brownish, while cocoa peel is greyish to brownish. The color difference testing average result is color coordinate located between yellowish to reddish area. Keywords: palm kernel shell, cocoa peel, natural dye, batik.
PERSEPSI KUALITAS BATIK TULIS Guring Briegel Mandegani; Joni Setiawan; Agus Haerudin; Vivin Atika
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 35, No 2 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v35i2.4108

Abstract

Pasar domestik batik mengalami kelesuan pada tahun 2017 akibat pemasaran yang kurang serta kesulitan bahan kain dan pewarna. Perlu ada peningkatan kualitas batik dengan cara dengan peningkatan pemenuhan keinginan yang sesuai dengan konsumen untuk menambah ketertarikan pasar. Masing-masing konsumen memiliki persepsi kualitas batik yang didasari latar belakang yang berbeda-beda yang dapat dipenuhi perajin tanpa meninggalkan batik yang sebenarnya. Batik tulis merupakan tekstil kerajinan yang dikerjakan menggunakan malam panas dengan canting tulis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas produk batik tulis. Penelitian ini menggunakan teknik sampling acak untuk mendapatkan data persepsi konsumen batik yang ada di pameran batik “Batik to the Moon”. Penelitian ini menghasilkan data konsumen batik menginginkan kualitas batik tulis dengan bahan kain yang nyaman, tapak canting yang rapi, motif yang menarik dan pewarnaan yang berkualitas yang perlu dipersyaratkan dan dipenuhi produsen. 
KOMPOSISI LILIN BATIK (MALAM) BIRON UNTUK BATIK WARNA ALAM PADA KAIN KATUN DAN SUTERA Agus Haerudin; Vivin Atika
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 35, No 1 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v35i1.3744

Abstract

Lilin batik (malam) biron merupakan jenis lilin batik yang digunakan pada proses mbironi (menutup sebagian ornamen pokok atau ornamen tambahan pada kain batik yang sudah berwarna). Proses mbironi memiliki peranan penting pada kualitas produk batik yang dihasilkan. Banyaknya produk batik warna alam yang memiliki kualitas kurang baik, dikarenakan terdapat rembesan warna akibat kurang baiknya kualitas lilin biron yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi lilin biron yang baik untuk produksi batik warna alam. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen acak menggunakan variasi komposisi bahan baku lilin biron yaitu paraffin dan lilin bekas. Prototipe lilin biron kemudian diaplikasikan pada kain katun dan sutera. Pengujian lilin biron meliputi uji titik leleh, identifikasi ketajaman motif dan warna, serta uji pelepasan lilin batik (pelorodan). Dari hasil penelitian diperoleh lilin batik biron yang mempunyai kualitas terbaik untuk kain katun adalah dengan formula 1 bagian kote, 5 bagian parafin, dan 4 bagian lilin batik bekas, adapun komposisi terbaik lilin batik biron untuk kain sutera dengan formula 2 bagian gondorukem, 5 bagian parafin, 14 bagian lilin batik bekas dan 1 bagian kendal.
Pemanfaatan Daun Marenggo (Chromoalena odarata L) sebagai Zat Warna Alami untuk Pewarnaan Kain Batik Katun dan Sutera Agus Haerudin; Vivin Atika; F Farida
Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri 2021: Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.252 KB)

Abstract

Eksplorasi zat warna alami yang bersumber dari daun tumbuhan perlu terus dikembangkan untuk menambah variatif warna kain batik, selain itu potensi sumber dayanya cukup melimpah di Indonesia. Tujuan penelitian ingin melihat hasil warna dan kualitas warna dari ekstrak daun marenggo sebagai zat warna alami pada kain batik katun dan sutera. Metode penelitian ini eksperimen dengan perlakuan variasi zat pra mordan tawas, kemiri dan jambal, serta varias pH ekstraksi asam (4,5-5), basa (8,5-9) dan neteral (7-7,5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun marenggo dapat dimanfaatkan sebagai zat warna untuk pewarnaan kain batik katun dan sutera dengan hasil nilai uji ketahanan luntur warna pada pencucian 40 ℃ dan terhadap gosokan kering dan basah rata-rata menghasilkan nilai uji 4-5 dalam kategori baik, hasil uji beda warna L*,a*,b* dan identifikasi cahaya warna yakni arah warna yang dihasilkan dari ekstrak daun marenggo pada pewarnaan batik kain katun berwarna magenta-pink, sedangkan pada batik kain sutera berwarna pink, warna yang paling tua dihasilkan dari perlakuan variasi zat pre-mordan jambal-tawas dengan pH larutan ekstraksi netral.