Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Ekstraksi Logam Tanah Jarang (LTJ) dan Logam Berharga Hasil Fusi Alkali Tailing Zirkon Gyan Prameswara; Panut Mulyono; Agus Prasetya; Herry Purnomo; Iga Trisnawati
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2019: PROSIDING SNTKK 2019
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kinetika Leaching Ni dan Fe dari Bijih Laterit Tipe Limonite Morowali Gyan Prameswara; Flaviana Yohanala Prista Tyassena; Monita Pasaribu; Indhyca Novitha Febryanzha
REACTOR: Journal of Research on Chemistry and Engineering Vol 3, No 2 (2022): Published in December 2022
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/reactor.v3i2.57

Abstract

Nickel (Ni) deposits are depleting, while demand for the metal is increasing. To address this problem, valuable metals such as Ni and Fe can be extracted from secondary sources such as limonite-type laterite ores. The goal of this study was to investigate the influence of leaching temperature on Ni and Fe recovery, as well as the best kinetic model to represent the leaching process of these metals. Temperature has a considerable impact on the leaching process of Ni and Fe. Increasing the temperature from 30 to 90 oC can increase the recovery of Ni by 50% and Fe by 70 %. Ni and Fe recoveries were highest at 93.21 % and 95 %, respectively. Kinetic analysis of the two metals' leaching processes was also performed. It was discovered that the diffusion process controls Ni leaching, which can be represented using the Zhuravlev kinetic model, whereas chemical reactions on the surface of the unreacted core controls Fe leaching. The activation energies for leaching Ni and Fe are 36.53 and 40.32 kJ/mol, respectively. 1930 exp ((-36.53 kJ/mol)/(R.T))t=[(1-X)-1/3)-1]2 is the kinetic equation for Ni leaching. The kinetic equation for Fe leaching is 3903 exp ((- 40.32 kJ/mol)/(R.T)t=1-(1-X)1/3.
PELINDIAN ZIRKONIUM DARI TAILING MAGNETIK PASIR ZIRKON HASIL ROASTING MENGGUNAKAN NAOH Iga Trisnawati
Metalurgi Vol 35, No 3 (2020): Metalurgi Vol. 35 No. 3 Desember2020
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.103 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v35i3.558

Abstract

Tailing pertambangan adalah penyebab sebagian besar pencemaran lingkungan yang terkait dengan industri ekstraktif. Peningkatan risiko pencemaran lingkungan telah diamati di seluruh dunia karena sejumlah besar pengolahan bijih kadar rendah. Dalam penelitian ini, pemulihan zirkonium dari tailing magnetik pasir zirkon telah diselidiki. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi operasi pencucian terhadap pemulihan zirkonium dari tailing magnetik pasir zirkon. Tailing magnetik pasir zirkon yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PT Monokem Surya. Awalnya, tailing magnetik pasir zirkon dipanggang dengan tujuan memisahkan senyawa zirkonium dan silikat sebagai pengotor. Proses pemanggangan telah dilakukan dengan mereaksikan tailing magnetik zirkon pasir dan NaOH dengan perbandingan 1: 1 pada 450 °C selama 3 jam. Produk tersebut kemudian dicuci, dikeringkan dan dilindi menggunakan larutan HCl dan H2SO4. Untuk mengetahui kinerja pelindian, kondisi operasi bervariasi termasuk suhu (30 °C-110 °C), konsentrasi asam (0,125M-2M) dan rasio padat terhadap cair (0,05 g/mL-0,25 g/mL). Ditemukan bahwa pemulihan zirkonium mencapai optimal ketika proses pelindian menggunakan 0,5 M HCl dan H2SO4. Menggunakan kondisi ini, pemulihan 88% dan 26% diperoleh untuk zirkonium menggunakan HCl dan H2SO4, masing-masing.
OPTIMIZATION OF LATERITE ORE GRINDING PROCESS USING BALL MILL WITH RESPONSE SURFACE METHOD Gyan Prameswara; Flaviana Yohanala Prista Tyassena; Idi Amin; Husnul Hatimah
Metalurgi Vol 37, No 3 (2022): Metalurgi Vol. 37 No. 3 Desember 2022
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.874 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v37i3.655

Abstract

Dependence and interaction between several operating conditions that affect the grinding process using a ball mill such as the number of balls, grinding duration, and rotational speed on particle size at 80% product mass (P80) and mineral liberation have been obtained in this study using a CCD (central composite design) of response surface method (RSM). The grinding process was carried out in a cylindrical ball mill with a diameter and length of 18.6 cm and 21.5 cm, respectively, as well as a steel ball with a diameter of 2.5 cm and a weight of 100 grams/ball. The optimum data for the grinding process was obtained with the smallest response value of P80. It was known that the number of balls and grinding duration have a significant effect on the reduction of the P80 value in the sample. The model that can describe the influence of process variables on the P80 value was obtained with good accuracy. The character of the mineral content of the sample was observed with the X-Ray Diffraction (XRD) pattern and the elemental concentration. Minerals that have a smaller hardness scale are easier to liberate and more exposed. The P80 value of the initial material was 1560.89 µm, while at the optimum condition the P80 grinding process was reduced to 513.29 µm.
EVALUASI SISTEM KOMINUSI PRIMER PADA BENEFISIASI COPPER-BEARING-MINERAL Gyan Prameswara; Flaviana Yohanala Prista Tyassena; Pandu Dwi Cahya Perkasa
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 1 No 1 (2022): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.972 KB) | DOI: 10.61844/jtkm.v1i1.16

Abstract

Proses kominusi merupakan langkah awal dalam pengolahan mineral. Efisiensi dan keberhasilan memetakan atau untuk karakterisasi material pada proses ini akan membantu pembangunan strategi pengolahan yang paling tepat untuk pemurnian Cu dari bijih kalkopirit. Sistem kominusi yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari 2 proses grinding (jaw crusher dan ball mill). Proses grinding pertama menggunakan jaw crusher belum efektif untuk menggerus bijih kalkopirit. Masih terdapat frekuensi massa yang tinggi pada rentang ukuran lebih besar dari 600 µm. Oleh karena itu, dilakukan penggerusan kedua menggunakan ball mill dengan rasio berat umpan:bola baja = 1:10, kecepatan putar 25 rpm selama 60 menit. Produk grinding kedua memiliki frekuensi massa lebih dari 60% pada rentang ukuran lebih kecil dari 180 µm. Nilai ukuran pada 80% kumulatif massa lolos (P80) pada produk grinding kedua juga berkurang secara signifikan yaitu berada pada rentang ukuran 212-355 µm. Karakterisasi mineral juga telah dilakukan untuk mengetahui konsentrasi elemen dan mineral pada sampel. Cu sebagai target mineral memiliki konsentrasi sebesar 7.57% sedangkan Si sebagai major elemen memiliki konsentrasi sebesar 35.5%. Mineral paling dominan pada sampel adalah kuarsa, kalkopirit, kalkosit dan kovelit dengan konsentrasi masing-masing secara berurutan adalah sebesar 81.10%, 2.76%, 13.28 dan 2.86%.
PENGARUH KOMINUSI DENGAN MENGGUNAKAN BALL MILL TERHADAP KARAKTERISTIK ORE NIKEL DARI MOROWALI Husnul Hatimah; Idi Amin; Flaviana Yohanala Prista Tyassena; Gyan Prameswara
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 1 No 1 (2022): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.102 KB) | DOI: 10.61844/jtkm.v1i1.19

Abstract

Nikel merupakan salah satu barang tambang yang sangat berharga dan memiliki yang tinggi di pasaran dunia. Untuk memanfaatkan nikel yang terdapat di wilayah Indonesia agar memiliki nilai ekonomis yang tinggi maka dilakukan pengolahan mineral dengan menggunakan alat ball mill yang digunakan untuk pengecilan ukuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mineral laterite Morowali serta pengaruh banyak bola dan variasi waktu terhadap karakteristik mineral laterite Morowali. Variasi bola yang digunakan yaitu 5 bola, 10 bola, dan 15 bola dan untuk variasi yaitu 5 menit, 10 menit dan 15 menit. Penelitian ini mempelajari tentang bagaimana Particle Size Distribution sampel ore nikel dari Morowali, karakteristik sampel ore nikel dari Morowali, kadar Ni dalam sampel, serta fase-fase yang terdapat pada sampel. Hasil analisa elemen menggunakan XRF didapatkan mineral laterit dari Morowali termasuk jenis limonit karena kandungan besi (Fe) yang didapatkan sebanyak 13,8255 % yang lebih tinggi dari kandungan magnesium (Mg) didapatkan 5,1324% dan hasil XRD didapatkan fasa yang dominan fasa lizardite dan fasa clinoclore. Pada pengaruh variasi bola, semakin banyak bola yang digunakan maka semakin banyak kandungan Nikel (Ni) yang terekspos. Didapatkan kandungan nikel sebanyak 1,93%. Pada variasi waktu, semakin lama waktu yang digunakan untuk ball mill bahwa semakin banyak kandungan nikel (Ni) yang terlepas dari pengotornya dan didapatkan kandungan nikel sebanyak 1,91%.
PERBANDINGAN BATUBARA DAN CaSO4 SEBAGAI REDUKTOR DALAM PROSES REDUKSI BIJIH NIKEL LATERIT Flaviana Yohanala Prista Tyassena; Tri Gustiany Agus; Muhammad Aslam Nur; Gyan Prameswara; Idi Amin
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 1 No 1 (2022): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.255 KB) | DOI: 10.61844/jtkm.v1i1.25

Abstract

Berdasarkan data ESDM pada Tahun 2020 Indonesia memiliki 52% cadangan nikel yang ada di dunia. Cadangan nikel di Indonesia ini sebagian besar (90%) tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Pirometalurgi konvensional merupakan metode pengkayaan mineral yang sering digunakan namun memiliki kelemahan dimana dibutuhkan energi yang besar dan berakibat pada biaya yang besar. Oleh karena itu saat ini banyak dilakukan penelitian untuk mengembangkan proses pirometalurgi suhu rendah dengan memanfaatkan reduktor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan dua jenis reduktor, yaitu batubara dan CaSO4 serta melihat peranannya dalam proses reduksi selektif. Dua jenis reduktor, yaitu batu bara dan CaSO4, masing-maing dicampur dengan ore nikel dengan perbandingan berat 1:4 dan 1:10. Proses reduksi selektif dilakukan dengan kalsinasi menggunakan furnace pada variasi suhu 800oC, 900oC, dan 1000oC selama 120 menit. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa reduktor CaSO4 pada suhu 1000oC menghasilkan % recovery yang lebih tinggi mencapai 36% dibandingkan dengan batubara yang hanya mencapai 17%. Kandungan Sulfur pada CaSO4 akan berikatan dengan besi membentuk FeS dan kalsium akan berikatan dengan silikat. Proses pemisahan secara magnetik lebih lanjut diperlukan untuk memisahkan pengotor-pengotor non-magnetik yang terbentuk, yaitu FeS dan CaSi2O5 sehingga akan didapatkan % recovery nikel yang lebih tinggi. Sedangkan hasil yang tidak optimal pada batubara disebabkan karena rendahanya kandungan karbon, serta tingginya kandungan zat pengotor dan air.
PENGARUH WAKTU KONTAK DAN PENAMBAHAN SILIKA TERHADAP %REDUKSI Ca(OH)2 PADA SEMEN Nurul Islamia; Andi Arninda; Gyan Prameswara
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 1 No 2 (2022): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.588 KB) | DOI: 10.61844/jtkm.v1i2.262

Abstract

Semen dapat bereaksi dengan air membentuk kalsium hidrosilikat (CSH) dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang mempengaruhi kualitas pada semen. Ca(OH)2 dapat menurunkan kekuatan pada bangunan yang mengakibatkan keretakan dan umur bangunan yang singkat. Salah satu cara mereduksi jumlah Ca(OH)2 pada semen adalah dengan menambahkan material yang mengandung silika seperti limestone (SiO2 = 1.44%), andesite (SiO2 = 23.98%), fly ash (SiO2 = 39.67%) dan trass (SiO2 = 53.32%). Material tersebut dapat mengikat dan mereduksi Ca(OH)2 hingga membentuk CSH pada semen sehingga meningkatkan kekuatan pada bangunan. Penentuan % reduksi Ca(OH)2 dilakukan dengan proses ekstraksi dengan HCl. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dengan parameter variasi material silika pada variasi waktu kontak 1, 3, 7, dan 14 hari diperoleh %reduksi Ca(OH)2 pada limestone berturut-turut adalah 26.09 %, 44.29 %, 62.86 %, dan 81.05 %. Pada Andesite  berturut-turut adalah 54.52 %, 62.48 %, 87.11 %, dan 90.14 %. Pada fly ash berturut-turut adalah 39.74 %, 63.61 %, 87.87 %, dan 89.00 %. Pada trass berturut-turut adalah 81.05 %, 90.52 %, 93.93 %, dan 96.21 %. Dari keempat material silika, yang paling berpengaruh dalam mereduksi Ca(OH)2 dari waktu ke waktu pada semen yaitu pada penambahan trass dengan persentase penurunan optimal sebesar 96.21 %.
Studi Pengaruh Konsentrasi Solvent Dan Kondisi Operasi Terhadap Persen (%) Recovery Nikel Pada Proses Atmospheric Leaching Ore Laterite Asal Morowali Dengan Asam Sulfat Flaviana Yohanala Prista Tyassena; Gyan Prameswara; Ahmad Faqih Suherman
Journal of Chemical Process Engineering Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jcpe.v8i1.1761

Abstract

Permintaan nikel di dunia meningkat seiring dengan perkembangan teknologi baterai. Penggunaan nikel sebagai bahan baku baterai dikarenakan kemampuannya dalam menghantarkan energi listrik. Bijih nikel laterit jenis limonit merupakan bijih yang keberadaannya paling banyak namun belum dimanfaatkan dengan baik. Metode yang sesuai untuk mengolah bijih nikel limonit kadar rendah adalah dengan menggunakan proses hidrometalurgi, dimana Atmospheric Acid Leaching (AAL) dianggap paling efektif dari segi energi dan recovery nikel. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi solvent asam sulfat (0,5-2M), rasio solid (bijih nikel laterit) terhadap liquid solvent (5%-25%), dan durasi leaching (0-240 menit) terhadap recovery nikel pada proses atmospheric leaching. Hasil yang didapatkan pada penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi solvent dan durasi leaching akan meningkatkan recovery nikel yang didapatkan. Sedangkan perbandingan jumlah solid (bijih laterit) terhadap liquid (solvent asam sulfat) akan menurunkan nilai recovery nikel. Hasil terbaik yang didapatkan pada penelitian ini diperoleh pada konsentrasi asam sulfat 2M, dengan rasio S/L 5%, dan durasi leaching 250 menit. Persen recovery nikel terbaik yang didapatkan pada penelitian ini mencapai nilai 63%.
Penerapan Teknologi Tepat Guna Pembuatan Silika Nano Partikel (SNP) dari Abu Sekam Padi (ASP) pada UKM Penggilingan Padi Gowa Gyan Prameswara; Sariwahyuni; Sukriya Buwardah; Frabowo Prasetia; Muhammad Azwar; Ruslan Syafri
Journal of Community Services in Sustainability Vol. 1 No. 2 (2023): Journal of Community Services in Sustainability
Publisher : Politeknik STMI Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52330/jocss.v1i2.187

Abstract

Sulawesi Selatan dikenal sebagai lumbung padi terbesar kedua di Indonesia setelah provinsi di pulau Jawa. Produksi padi yang tinggi didukung pula dengan industri penggilingan padi untuk memisahkan sekam dan beras. Tingginya produksi beras akan berdampak pada tingginya limbah sekam padi yang dihasilkan, pemanfaatan limbah padi untuk menjadi produk yang lebih bernilai tambah sampai saat ini belum dilakukan di usaha kecil menengah (UKM) penggilingan padi di Sulawesi Selatan. Program pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dan teknologi terhadap UKM penggilingan padi di Gowa, Sulawesi Selatan. Proses pengabdian kepada masyarakat (PKM) dilaksanakan dalam 4 fase, fase identifikasi, fase sosialisasi, dan 2 fase pemantauan. Terdapat 3 masalah utama yang diidentifikasi dari PKM ini, yaitu penumpukan limbah sekam padi, pengolahan limbah sekam yang masih terbatas, dan kesadaran terhadap nilai tambah produk samping. Dari proses PKM didapatkan bahwa 3 masalah tersebut dapat ditangani dengan baik. Terdapatnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peserta PKM sebesar 100% menjadi rujukan bahwa adanya peningkatan pemberdayaan Masyarakat. Dengan adanya kegiatan PKM akan mengakibatkan pemanfaatan lebih lanjut sekam padi di UKM penggilingan padi Gowa.