Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MARKETING OF AGRICULTURAL PRODUCTS IN THE INTERNATIONAL MARKET AND EXCHANGE POLICIES UNDER THE LAWS OF THE WORLD TRADE ORGANIZATION Hadi Yahya Saleh Mareeh; Adhita Sri Prabakusuma; Rami Abdullah Aleryani
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 21, No 3 (2021): JULY
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.agrise.2021.021.3.7

Abstract

What has been observed in the developing countries' economy is the dominance of hydrocarbons over exports which have reached 98% in recent years. This may have bad consequences in case oil prices collapse of fuel prices, taking into account that these are related to political, economic, and social variables occurring in the world. Besides, hydrocarbons are vital, yet they are on the way to disappearing. The agricultural sector is one of the most important ones that developing owns, and that is required to develop its way and means of production, which contributes to the development of Middle East countries exports outside hydrocarbon. The most important products are dates, olives, citrus, potatoes, tomatoes, carrots, grapes, and apricots. These products are considered the most important products that can contribute to the development of exports outside hydrocarbons.
Designing of Closed-Loop Supply Chain on Dry Land-Based Catfish Aquabusiness in Gunungkidul: A System Dynamics Approach Adhita Sri Prabakusuma; Ita Apriani; Budi Wardono; Endy Suwondo; Kuncoro Harto Widodo; Hadi Yahya Saleh Mareeh
ECSOFiM (Economic and Social of Fisheries and Marine Journal) Vol 7, No 2 (2020): ECSOFiM April 2020
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ecsofim.2020.007.02.07

Abstract

Dry land-based catfish fishery is one of the promising rural aquabusiness in Gunungkidul, Yogyakarta. There are several problems in this business, for example, supply-demand balancing, calculation accuracy of production capacity, and equitable profit distribution to each stakeholder. This research aimed to design a closed-loop supply chain of dry-land catfish industrial-fishery model by employing the system dynamics approach. Powesim Studio 7 coupled MINITAB 14 was applied to measure the robustness of the supply chain management system, to predict optimum production capacity, and to balance profit distribution. A financial analysis was also performed to determine business feasibility. Three scenarios of price were created by considering the predicted trend of catfish consumption and formulated three alternative prices by appraising the juvenile fish production, aquaculture practices, local feedstock manufactured by farmers, and fish-by products distributed by small-enterprises. Those consideration units were constructed of four observed models. The highest profit to stakeholder was obtained by scenario III that was directed to increase the juvenile fish price to Rp 240/fish, consumption-sized fish at the price of Rp 18,000/kg, fish-by product at the price of Rp 150,000/kg, and local feed at the price of Rp 9,000/kg. According to financial analysis, the four subsystems in dry land-based catfish aquabusiness were all feasible by BCR>1; PP was 5-9 years, NPV>0, PI>1, and IRR>15%/year. The implementation of the system required synergetic action among policymakers, farmer cooperative, and local innovation centers.
ANALISIS USAHA PAKAN IKAN MANDIRI (KASUS PABRIK PAKAN IKAN MANDIRI DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL) Budi Wardono; Adhita Sri Prabakusuma
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 1 (2016): JUNI 2016
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1539.928 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v6i1.1610

Abstract

Kebutuhan pakan ikan semakin tinggi dan sebagian besar kebutuhan pakan ikan dipenuhi oleh pabrik pakan ikan komersial.  Salah satu sebab mahalnya harga pakan ikan komersial adalah karena sebagian besar bahan baku tepung ikan diimpor. Pemerintah mempunyai tekad  untuk dapat mandiri pakan ikan dengan membuat kebijakan mengaktifkan pabrik pakan ikan mandiri. Sebagian pabrik baru dengan kapasitas yang masih relatif rendah dan belum dikelola secara profesional. Untuk dapat bersaing dengan pabrik pakan komersial tentunya masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh pabrik pakan mandiri. Salah satunya adalah mengenai skala keekonomian pabrik pakan ikan mandiri. Tujuan penelitian untuk melakukan analisis skala usaha pakan ikan mandiri yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada pabrik pakan mandiri di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian dilakukan dengan cara studi kasus pada pabrik pakan ikan mandiri di Gunungkidul dari tahun 2012 sampai 2014. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan: pengenalan teknologi pakan (2011), bantuan mesin dari pemerintah (2011-2014), pengembangan kelembagaan dan usaha pakan, peningkatan skala ekonomi pabrik pakan (2012 – sekarang). Hasil yang diperoleh pengembangan pabrik pakan ikan mandiri harus dapat memenuhi setidaknya dua aspek yaitu penguasaan teknologi (aspek teknokrat) dan kedua adalah penguasaan aspek sosial ekonomi budaya (penerimaan masyarakat, skala usaha dan  manajemen usaha). Pengembangan kearah scaling up didasarkan pada kebutuhan pasar lokal pakan ikan dan penguasaan jaringan bahan baku dan pemasaran produk. Pada periode awal pengembangan pabrik pakan mandiri, ketersediaan bahan baku secara kontinyu menjadi titik kritis keberhasilan pengembangan pabrik pakan.Title: Analysis of Independently Fish Feed Business in The District GunungkidulFish feed needs mostly from commercial feed mills, so feed the fish tend to rise in price. The government’s efforts to reduce dependence on the commercial fish feed business policy of community based fish feed (pabrik pakan ikan mandiri). Most community-based fish feed factory capacity is still relatively low, yet continuous and managed simply. Problems faced by independent feed mills are about economies of scale. The research objective analysis of business scale community-based fish feed (pabrik pakan ikan mandiri). Research has been carried out at the feed mill “Ngudi Results” Gunung Kidul District, and is focused on a case study in 2012 to 2014. The study was conducted with several stages: the introduction of feed technology (2011), the machinery of government assistance (2011-2014), institutional development and business feed, improved economies of scale feed mill (2012 - present). The results obtained fish feed plant development must meet at least two aspects: the mastery of technology (aspect technocrats) and the mastery of social economic and culture aspects (public acceptance, financial, business scale and business management). Development towards scaling up based on local market needs and control networks fish feed raw materials and product marketing. In early period of the development aspects of the feed mill productivity and continuity becomes a critical point of feed mill successful development.  
Penguatan Kelembagaan Korporasi Pembudidaya Tambak Udang dan Ikan di Kawasan Pertambakan di Indonesia Nensyana Shafitri; Radityo Pramoda; Sumaryanto Sumaryanto; Saptana Saptana; Budi Wardono; Muhammad Pahlevi Yamani; Dadan Permana; Armen Zulham; Adhita Sri Prabakusuma; Dongqi Shi
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v13i1.11847

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lambatnya pembentukan korporasi pada kawasan pertambakan di Indonesia. Tujuan penelitian adalah: (i) melakukan pemetaan keragaman penguasaan luasan tambak di berbagai pulau dan provinsi dalam kaitannya dengan pengembangan korporasi; (ii) mengidentifikasi peran komponen kelembagaan korporasi pertambakan; (iii) menyusun strategi pengembangan kelembagaan korporasi tambak di Indonesia, yang dituangkan pada model generic korporasi petambak untuk kawasan tambak dengan luas minimal 100 hektar. Pendekatan metodologis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Data Sensus Pertanian 2013 (jumlah sampel 138.865 responden) dan data hasil survey tahun 2023 di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Indramayu (100 responden) digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan korporasi pembudidaya tambak dapat dibentuk pada beberapa lokasi di provinsi tertentu, dengan lima komponen korporasi walaupun belum berperan. Model generik korporasi pembudidaya tambak tersebut, menjadi basis untuk membangun bisnis on farm–off farm korporasi dengan memfungsikan lima komponen korporasi pembudidaya tambak melalui prinsip konsolidasi, kolaborasi dan integrasi. Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini adalah relevansi pemahaman bahwa: (i) identifikasi dan pemetaan sebaran petambak dan luas kawasan pertambakan harus ditempatkan sebagai langkah paling awal dalam pengembangan korporasi pada sektor kelautan dan perikanan, (ii) petambak mutlak harus diorganisasikan dalam Gapokkan sehingga dapat mengatasi masalah produksi dan pasar, dan (iii) komponen-komponen korporasi dari model generik merupakan hal yang vital di dalam upaya membangun korporasi pada satu kawasan pertambakan. Tittle: Strengthtening Institution of Shrimp and Fish Farmer Corporates in the Brackish Water Area in IndonesiaThis research is motivated by the slow formation of corporations in brackish water areas in Indonesia. The aims of the study were: (i) Mapping the diversity of pond control over various islands and provinces about corporate development; (ii) identifying the role of the institutional components of the aquaculture corporation; (iii) developing a strategy for developing pond corporation institutions in Indonesia, on the generic model of corporation farmers for pond areas with a minimum area of 100 hectares. The methodology of the study is a quantitative approach using descriptive statistical analysis. The answer research hypothesis used Agricultural Census data for 2013 (sample of 138,865 respondents) and survey data for 2023 in Brebes and Indramayu Regencies (100 respondents). The study highlights that pond cultivator corporations can be formed in several locations in certain provinces, with five corporate components, even though they have not played a role yet. The generic model of the pond cultivator corporation is the basis for building a corporate on farm – off farm business by functioning the five components of the pond cultivator corporation through the principles of consolidation, collaboration and integration. The policy implications of the results of this study are the relevance of the understanding that: (i) identification and mapping of the distribution of farmers and the area of brackish water must be placed as the earliest step in corporate development in the Maritime and Fisheries Sector, (ii) absolute farmers must be organized into Gapokkan so that they can overcome production and market issues, and (iii) the corporate components of the generic model are vital in the effort to build a corporation in a brackish water area.
Analisis dan Perancangan Prototipe UI UX Aplikasi Mobile Koperasi Modern Menggunakan Metode Design Thinking Ahmad Sumiyanto; Adhita Sri Prabakusuma; Nur Widjiyati
Smart Comp :Jurnalnya Orang Pintar Komputer Vol 12, No 3 (2023): Smart Comp: Jurnalnya Orang Pintar Komputer
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/smartcomp.v12i3.5493

Abstract

Koperasi sebagai media platform simpan pinjam dana keuangan, merupakan sebuah organisasi berbadan hukum, yang terdiri dari sejumlah anggota – anggota berdasar azas kekeluargaan. Konsep cara kerja koperasi yang semuanya dilakukan terpusat pada kantor koperasi, tentunya akan memakan waktu dan tenaga, ketika anggota koperasi ingin melakukan penyetoran dana untuk tabungan atau peminjaman hutang. Peran ICT sebagai pemegang kunci keberhasilan rantai manajemen organisasi, dapat diterapkan pada koperasi ini. Metode Design Thinking merupakan sebuah pendekatan metode untuk pemecahan masalah, perencanaan masalah dan perumusan masalah. Tidak hanya untuk memecahkan masalah, tetapi juga untuk mendefinisikan permasalahan. Peneliti mengusulkan untuk melakukan perancangan sebuah prototipe desain UI UX aplikasi mobile koperasi modern menggunakan pendekatan metode Design Thinking, pada tahapan evaluasinya peneliti menggunakan metode SUS Testing,didapatkan skor sebesar 75,83, dimana hasil prototipe tersebut dapat Diterima (Acceptable), dengan skala grade C, dan memiliki rating adjectivenya Bagus.