This Author published in this journals
All Journal AGRISE
Rahmawiliyanti Rahmawiliyanti
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERILAKU PETANI PELAKU BACKWARD BENDING SUPPLY DALAM BERUSAHATANI Erna Haryanti K; Rahmawiliyanti Rahmawiliyanti
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.367 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penyebab terjadinya backward bending supply dan perilaku berusahataninya pada petani padi-palawija sebagai pelaku backward bending supply di Desa Sepanyul, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Backward bending supply memiliki makna adanya hubungan negatif antara upah dengan besarnya curahan waktu kerja, yaitu peningkatan upah direspon dengan menurunmya curahan waktu kerja yang ditawarkan. Lokasi penelitian dipilih secara purposive di Desa Sepanyul karena desa tersebut merupakan desa yang petaninya merupakan pelaku backward bending supply.Metode analisis yang digunakan menggunakan tahapan pengumpulan data, reduksi data, menampilkan data dan membuat kesimpulan. Data diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth interview) dari tiga responden yang terdiri dari seorang petani padi-palawija berlahan sempit, seorang petani berlahan sedang dan seorang petani berlahan luas.Hasil analisis yang diperoleh adalah bahwa terjadinya backward bending supply disebabkan karena petani padi-palawija di Desa Sepanyul bersifat subsisten dalam berusahatani padi atau berperilaku sebagai produsen yang sekaligus konsumen. Perilaku subsisten petani didasarkan pada prinsip safety first (mendahulukan selamat) dan enggan beresiko. Perilaku petani berlahan sempit, sedang dan luas dalam berusahatani didasarkan pada ilmu yang diperoleh dari orang tua mereka, pengalaman pribadi dan penyuluh pertanian dengan teknik budidaya padi dan jagung yang sama. Perilaku permintaan tenaga kerja yang dicerminkan dalam curahan waktu kerja pada kegiatan usahatani baik pada petani berlahan sempit, sedang dan luas hanya diperankan oleh kepala keluarga. Tidak terdapat hubungan patron-klien antara petani berlahan luas dengan buruh tani. Terdapat self-exploitation atau memaksimalkan energi yang dimiliki untuk berkegiatan di luar usahatani baik pada keluarga petani berlahan sempit maupun keluarga petani berlahan sedang, namun tidak terjadi pada keluarga petani berlahan luas.