Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Operasionalisasi Rencana Tata Ruang Jakarta Udin Abimanyu; Djoko Sujarto
Journal of Regional and City Planning Vol. 5 No. 16 (1994)
Publisher : The Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

.
Perkembangan Kota Baru Djoko Sujarto
Journal of Regional and City Planning Vol. 4 No. 9 (1993)
Publisher : The Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai suatu kota, perwujudan "kota lama' "”kota yang sudah tumbuh dan berkembang"” dengan 'kota baru' "”kota yang direncanakan dan dibangun baru secara utuh dan lengkap "” pada hakekatnya sama saja. Keduanya mempunyai batasan dan pematakan yang sama (Von Hertzen, Spreiregen, 1978).Namun demikian, sejak awal dikembangkannya kota baru, maka dari segi istilah, kriteria, pola kehidupan serta dampak sosial-budaya, sosial"”ekonomi dan tisiogralis, kota baru ditampilkan sebagai wujud tersendiri yang mempunyai pengertian, batasan serta perwatakan yang dibedakan dengan kota lama.Kenyataan itu dapat dibuktikan dengan luas dan berkembangnya wawasan serta sorotan terhadap masalah, tata laku dan peri kehidupan "kota baru' sebagai wujud wadah kehidupan perkotaan yang sejak pemikiran pengembangannya, erencanaannya, pengisian dan perkembangannya kemudian mempunyai ciri"”ciri tersendiri. Wawasan ter adap pengertian, batasan serta perwatakan 'kota baru' yang dikemukakan para pakar mencakup kota-kota baru yang direncanakan dan dikembangkan sejak masa silam, khususnya sejak kebangkitan peradaban budaya Masa Yunani Kuno (Gideon Golany 1976).Wawasan selanjutnya yang berkaitan erat dengan pertumbuhan kota"”kota baru modern selalu dikaitkan dengan konsep pemikiran kota baru yang dikembangkan sejak dikenalnya iilsafat perencanaan modern yang dimulai akhir abad ke 19, yaitu sejak dicetuskannya konsepsi 'Garden City' oleh Ebenezer Howard di inggris (A.C. Duff, 1964).Sebagai suatu 'konsepsi', kota baru kemudian dianggap merupakan salah satu cara dalam pemecahan masalah perumahan dan permukiman kota. Konsepsi dasar mengenai 'kota baru' yang pada awalnya dikembangkan di inggn's tersebut telah berkembang menjadi landasan pemikiran konsepsual untuk memecahkan masalah perumahan dan permukiman kota di belahan bumi lainnya.Demikian spesifik dan tipikainya perilaku 'kota baru' ini, sehingga pengertian, batasan dan perwatakannya telah mengalami perkembangan yang tipikal untuk setiap negara. Berbagai literatur memberikan wawasan yang seolah bersifat 'khas' dari berbagai sudut pandang (ond Rodwin, 1964," Jorge E. Hardoy, 1964; William A. Robson, 1964; Peter Hall, 1980).Secara geografis misalnya, dikenal wawasan tipikal tentan 'Kota Baru lnggn's' (Britain's New Towns); 'Kota Baru Amerika' (American New Towns); 'Kota Baru Eropa'( uropean New owns), bahkan juga berkembang wawasan mengenai kota baru di negara dunia kati a, seperti 'Latin American New Towns'; African New Towns' dan 'Asian New Towns'. Secara subtantif, ' oia baru' mempunyai watak yang tipikal dalam segi kehidupan perekonomian, sosial-budaya serta perwatakan pola fisiknya (Boleslaw Malisz, 1970; Athens Technological institute, 1965).Di indonesia, konsepsi 'kota baru' juga dikenal meski relatif baru diperkenalkan sejak awal penerapan rkonsepsi perencanaan kota modern" sekitar awal abad ke 20. Penerapan konsepsi 'kota baru modem' yang n ata baru dimulai sekitar dekade 1950-an, se erti Kota Baru Kebayoran di sebelah selatan Jakarta atau ola Baru Banjarbaru di sebelah tenggara anjarmasin atau Kota Baru Palangkaraya di Kalimantan Tengah.Konsepsi 'kota baru' sampai saat ini telah mengalami perkembangan di negara kita, sebagai salah satu acara dalam mengupayakan pemecahan masalah perumahan dan permukiman kota (Repelita IV, 1983-1988).Pemikiran yang kelak akan menjadi dasar pengembangan pola "kota baru' di indonesia merupakan"tantangan" yang sangat esensial, Untuk memperoleh rentang wawasan 'kota baru', maka pengenalan dan pemahaman tentang pengertian, batasan dan pematakan 'kota baru' akan menjadi landasan dalam upaya pengembangan kota"”kota baru di Indonesia.
Konsepsi Pedoman Perencanaan Kota Baru B. Kombaitan; Djoko Sujarto
Journal of Regional and City Planning Vol. 4 No. 9 (1993)
Publisher : The Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan kota baru di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari dasar kebijaksanaan pengembangan dan pembangunan kota pada umumnya. Dalam memikirkan kemungkinan pengembangan kota baru sebagai salah satu upaya mendorong pembangunan daerah, seperti digariskan dalam GBHN dan Repelita Nasional, maka kebijaksanaan dan langkah pembinaan kota nasional perlu melandasi hal tersebut.Berdasarkan hal pokok yang telah digariskan dalam kebijaksanaan dan langkah pembinaan kota dan pengembangan sektor permukiman dan perumahan, maka hal yang perlu ditekankan sebagai landasan pengembangan kota baru di Indonesia meliputi: azas pemerataan daerah, azas tata ruang wilayah, azas pemerataan penyebaran penduduk, azas pembangunan kota berwawasan lingkungan.Dengan keempat landasan kebijaksanaan tersebut, maka pengembangan kota baru di lndonesia perlu memperhatikan arahan berikut:Penentuan jenis kota baru yang didasarkan pada fungsi pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan kini maupun mendatang;Penentuan lokasi dan pengembangan kota baru perlu didasarkan pada pertimbangan untuk dapat menunjang pengembangan wilayah dan membantu memecahkan masalah kota besar;Penentuan dan pengembangan jenis kota baru perlu disesuaikan dengan jumlah penduduk, kegiatan usaha serta komponen kebutuhan yang menunjang kehidupan dan penghidupan di kota tersebut sampai batas yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kota baru mandiri atau penunjang;Penentuan dan pengembangan kota baru harus dilihat dari wawasan dan ruang lingkup perwilayahan lebih luas, sehingga fungsi yang diharapkan dapat dicapai, termasuk pentingnya keterpaduan pengembangan kota baru dengan sistem jaringan prasarana perangkutan wilayah yang dapat menghubungkan dengan kota besar, kota menengah dan kota kecil di sekitarnya;Pengadaan dan pengembangan prasarana dan sarana perkotaan perlu dipadukan dengan program pengembangan prasarana kota terpadu agar efisien dan efektif;Penentuan, perencanaan dan pembangunan kota baru perlu ditunjang suatu penelitian guna menentukan wilayah yang memungkinkan dikembangkan, wilayah kendala serta wilayah limitasi. 
Wawasan Tata Ruang Djoko Sujarto
Journal of Regional and City Planning Vol. 3 No. 4a (1992): Edisi Khusus Juli
Publisher : The Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

.