Herawati Herawati
FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh; FKIP Universitas Ubudiyah Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMBELAJARAN PAI BERBASIS ADAB KONTEKSTUAL Muthmainnah Muthmainnah; Herawati Herawati
PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN Vol 10, No 1 (2021): PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Prodi PGMI FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh bekerjasama dengan PW PERGUNU Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/pjp.v10i1.9749

Abstract

This study aims to determine: (1) contextual adab-based education programs, (2) teacher understanding of contextual adab-based PAI learning, and (3) contextual adab-based PAI learning activities at Sukma Bangsa Junior High School, Pidie Regency. This study uses a qualitative approach to analyze the results of research related to contextual adab-based PAI learning through the following techniques: documentation review, direct observation, interviews with school principals, 2 PAI teachers and 6 students as research samples. The results show that: (1) Contextual-based PAI learning implementation programs consist of: 3 books (statutes, blueprints, and guidelines) for student behavior regulations, 5S, 3No, 3 magic words, etc., (2) Teachers understand well the implementation of contextual adab-based PAI learning is characterized by: synergizing cognitive, affective and psychomotor components in the entire learning process and based on the Qur'an and al-Hadith, all parties in schools play a role in implementing contextual adab-based PAI learning, and prioritizing compassion method and nature-based approach in dealing with students who violate ethics, and (3) PAI learning activities based on contextual adab include: using discussion/presentation methods in KBM, supporting programs based on the Al-quran and Al-hadith, familiarizing participants students do routine activities even with a variety of simple activities, etc.
KARAKTERISTIK BELAJAR ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF ISLAM Herawati, Muthmainnah,
Bunayya Vol 5, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.505 KB)

Abstract

Setiap fase kehidupan manusia memiliki karakteristik belajar yang berbeda sesuai dengan kebutuhan perkembangan fisik maupun psikologisnya. Demikian pula halnya anak usia dini, dimana mereka memiliki karakteristik belajar yang mencolok dengan rentang usia selanjutnya; remaja, dewasa maupun lansia, baik secara kualitas maupun sifatnya. Terlebih pada fase dini setiap anak memiliki milyaran sel neuron yang siap untuk dikembangkan dalam berbagai aspek; baik fisik, motorik, intelegensi, sensoris, linguinstik, emosional, dll. Berbagai keistimewaan pada anak usia dini; tidak justru mengurangi upaya optimalisasi pengembangan belajarnya. Hal ini dikarenakan mereka dapat distimulus dan difasilitasi sesuai dengan prinsip dan karakteristik belajarnya yang unik dan khas. Hal ini perlu dipahami dan dikaji secara spesifik dan mendalam karena dengan mengenal ciri belajar anak usia dini yang khas; baik orangtua maupun guru akan dengan mudah melejitkan potensi fitrah mereka agar berkembang dengan sempurna. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) anak usia dini yang distimulus dengan pengalaman-pengalaman belajar yang tepat dan dibutuhkannya akan berkembang sebagai individu yang berkarakter dalam mengoptimalkan seluruh potensi dirinya; (2) anak usia dini memiliki karakteristik belajar yang unik dan diposisikan sebagai seorang raja bagi dunianya, yaitu dunia bermain; (3) anak usia dini memiliki 3 metode dalam belajar, yaitu: peniruan, pengalaman praktis dan berpikir yang tentunya senantiasa dilakukan melalui kegiatan bermain yang menjadi kekhasannya yang menonjol; dan (4) anak usia dini memiliki empat gaya belajar yang juga dapat identifikasi melalui dunia bermain yang disenanginya. Keempat gaya tersebut adalah: auditorial, visual, kinestetik, dan campuran.
PERSPEKTIF REMAJA AWAL TERHADAP PERAN AYAH UNTUK PEMBENTUKAN KONSEP DIRI Uswatun Hasanah; Herawati Herawati; Budi Ansara Abdi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 2 (2021): OKTOBER 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i2.1758

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan Perspektif remaja awal terhadap peran ayah dalam pembentukan konsep diri. Remaja adalah masa dimana seseorang mengalami guncangan jiwa yang hebat, karena masa ini merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Bagi sebagian remaja, ayah merupakan sosok idola, segala hal yang mereka lakukan semata hanya untuk mendapatkan perhatian dari ayahnya, akan tetapi ayah selalu mengutamakan pekerjaannya daripada meluangkan waktu untuk bermain atau sekedar mengobrol dengan anaknya. Salah satu budaya atau kebiasaan masyarakat yang keliru dimana beranggapan bahwa mengasuh anak itu adalah tugas dari ibu sedangkan ayah hanya mencari nafkah. Penelitian ini mengambil 3 (tiga) orang responden, yang terdiri dari dua siswa perempuan dan satu siswa laki-laki yang berada di MtsS Darussyari’ah Kota Banda Aceh. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi serta dokumentasi (Triangulasi data). Dan untuk analisis data dengan cara Deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan adalah salah satu hal yang sangat mempengaruhi konsep diri pada remaja. Baik itu dengan orang tua, sekolah, lingkungan tempat anak tinggal, dapat memberikan perubahan pada perilaku psikologis anak. Oleh karena itu peran dari seorang ayah sangatlah diperlukan.
Metode Historical Taxonomy (HT) dalam Pembelajaran PAI di SMA Herawati Herawati; Cut Intan Hayati
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 5, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3314/jes.v5i1.355

Abstract

Urgensi metode dalam suatu proses pembelajaran menjadi demikian penting dalam upaya pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, tidak terkecuali dalam proses pembelajaran PAI. Salah satu metode yang dapat ditawarkan adalah metode Historical Taxonomy (HT) guna memenuhi kekosongan lahirnya metode-metode pembelajaran PAI yang inovatif dan variatif, serta sebagai alternatif metode pembelajaran PAI yang menarik khususnya untuk materi sejarah dan kebudayaan (tarikh). Penerapan metode HTmelibatkan lima komponen utama pembelajaran efektif, sehingga dengannya mampu meningkatkan kebermaknaan dalam proses pembelajaran.Ciri khas metode HT ditandai oleh lima komponen utama, meliputi: Category, Period, Points, Sub Point, dan Wisdom. Untuk mengetahui efektivitas penerapan metode HTdalam pembelajaran PAI, khususnya pada Materi Tarikh/Sejarah Kebudayaan Islam (SKI);peneliti memilih SMA Negeri Modal Bangsa Provinsi Aceh sebagai pilot projek melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), observasi, penyebaran angket dan telaah dokumentasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa metode HTdapat: (1) meningkatkan hasil belajar, inat, motivasi, kualitas dan keterampilan belajarnya peserta didik; (2) membantu guru dalam menyajikan materi yang menarik, sistematis, kreatif, interaktif dan menyenangkan; dan (3) melatih daya pikir dan kreatifitas peserta didik dalam menelaah materi sejarah yang demikian luas, sehingga menarik untuk dipelajari dan memberi hikmah manfaat dalam meningkatkan keimanan, kepribadian, kecakapan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian ditemukan sejumlah keterbatasan dalam penerapan metode ini, antara lain: (1) hanya dapat dilatihkan pada peserta didik tingkat SMA ke atas;(2) membutuhkan perencanaan yang matang, keterampilan dan kreatifitas guru yang mumpuni; (3) membutuhkan waktu belajar yang lama; dll.Kata Kunci: Historical Taxonomy (HT),Pembelajaran PAI
Mendidik Anak Ala Rasulullah (Propethic Parenting) Herawati Herawati; Kamisah Kamisah
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 5, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3314/jes.v5i1.358

Abstract

Keluarga adalah lingkungan pertama dan paling utama dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Untuk itu, dalam proses mendidik anak kedua orangtua sepatutnya memiliki ilmu dan wawasan terkait berbagai cara terbaik dalam mendidik; terutama metode mendidik yang merujuk pada Rasulullah saw (Prophetic Parenting), karena untuk membentuk generasi muslim yang shalih tidak akan terlepas dari dua pondasi Islam yang utama al-Quran dan al-Hadits. Oleh karena itu, fokus masalah kajian ini tertuju pada bagaimana mendidik anak ala Rasulullah saw yang dapat mewujudkan generasi muslim yang rabbani. Untuk itu setiap uraian dan paparan kajian ini dianalisis secara kualitatif melalui hasil studi kepustakaan (library research). Hasil kajian menunjukkan bahwa: (1) konsep pendidikan ala Rasulullah saw adalah konsep pendidikan yang bersumber dari wahyu Allah swt dan dinilai mampu mencetak generasi muslim yang shalih; baik secara individu maupun sosial; (2) Pendidikan ala Rasulullah saw terdiri dari beberapa tahapan yang harus dipenuhi orang seorang pendidik/orangtua. Untuk penentuan keberhasilannya para orangtua/pendidik dituntut agar mendidik anak sesuai dengan perkembangan dan perbedaan karakter yang mereka miliki; dan (3) Pendidikan ala Rasulullah saw merupakan metode terbaik untuk mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak. Hal ini dikarenakan kepribadian Rasulullah saw merupakan uswah terbaik dalam segala hal; baik dalam aspek ibadahnya, perkataan (qauliyah) maupun perbuatannya (amaliyah).
DILEMATIKA SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA Herawati Herawati; Mutiawati Mutiawati
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3314/jes.v5i2.585

Abstract

 Pendidikan nasional sedang menghadapi dua tantangan besar, yakni: tantangan internal dan eksternal. Secara internal, Indonesia dihadapkan pada temuan berbagai hasil studi yang menempatkan Indonesia pada rangking terbawah dalam kualitas pendidikan. Sedangkan tantangan eksternal berasal dari perubahan cepat dan signifikan dari lingkungan strategis di luar Indonesia, seperti tuntutan agar Indonesia siap bersaing ketat mencetak SDM-SDM bangsa yang unggul dan berkompeten; sehingga mampu berkompetisi secara global, baik nasional maupun internasional. Untuk menghadapi kedua tantangan tersebut, perlu adanya  perubahan dan inovasi pendidikan secara massal agar kualitas pendidikan nasional dapat ditingkatkan. Namun kenyataannya, dilema dan berbagai bentuk kegagalan pendidikan dan system pendidikan di Indonesua justru semakin muncul ke permukaan wajah pendidikan Indonesia, antara lain: standar kelulusan UN yang tidak mampu mengakomodasi kemampuan siswa secara nasional, mahalnya biaya pendidikan, adanya kecurangan-kecurangan akademis dengan adanya gerakan menjual kursi kepada calon mahasiswa dengan harga tinggi sehingga hanya dapat dipenuhi oleh masyarakat ekonomi mapan. Oleh karena itu, fokus masalah kajian ini tertuju pada bagaimana carut marut sistem pendidikan di Indonesia dan apa saja faktor-faktor penyebab dilematika tersebut. Untuk itu setiap uraian dan paparan kajian ini dianalisis secara kualitatif melalui hasil studi kepustakaan (library research). Dimana hasil kajian menunjukkan bahwa: berbagai ketimpangan dalam sistem pendidikan sekolah berdampak signifikan terhadap minimnya kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kurikulum yang kurang matang, kecurangan dalam ujian nasional (UN) dan korupsi anggaran pendidikan. Untuk dapat memperbaiki ketimpangan-ketimpangan tersebut, perlu dilakukan pembenahan pada aspek: desentralisasi kurikulum secara utuh di sekolah, pemberdayaan guru, penghapusan UN dan peningkatan jumlah anggaran pendidikan secara tepat dan berkesinambungan. Kata Kunci: Dilematika, Sistem, Pendidikan
Manajemen Konflik Bernuansa Islami di SD Ramah Anak Kota Lhokseumawe Jamaluddin Idris; Herawati Herawati
Palita: Journal of Social Religion Research Vol 4, No 1 (2019): Palita: Journal of Social Religion Research
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/pal.v4i1.711

Abstract

In order to maintain the stability of the quality of Islamic education; Islamic conflict management in Child Friendly Elementry School (CFES) is a necessity; in order to minimize the chance of conflict and bring friendliness evenly to all HR in schools, including teachers; as one of the most critical components in the education process in elementary school. The purpose of this study is to find out; (1) the forms of conflict that occurred, (2) technical and (3) Islamic nuance conflict regulation strategies applied at the Lhokseumawe CFES, and (4) CFES efforts to minimise conflict. This study uses a qualitative approach using techniques: documentation review, direct observation, and in-depth interviews conducted with principals and teachers, to obtain data and information related to the four objectives of this study. The results of the study show that: six forms of conflict occur in CFES, namely conflict: within individuals, between individuals, between individuals and groups/divisions, between groups/groups, between organisations, and between individuals in different organisations. Domination of conflict only occurs in the personal aspects of the teacher, which is motivated by family reasons, limited capacity, heavy workload, etc. However, every conflict that emerges can be implemented well, based on three technical management of conflict, namely: identification of conflicts, evaluation of conflict and resolution of conflicts that are Islamic in nature through a spiritual/religious and family approach (ukhuwah). Islamic nuances of conflict management strategies applied in CFES very prioritising collaboration, accommodation, compromise (deliberation), communication, and negotiations that prioritise the values of ukhuwah Islamiyah. An added benefit of CFES in minimising conflict is to have three specific things, namely: having conflict prevention programs and policies, having a structured conflict management program, and having a climate/culture and teacher friendly social interaction; which is always applied in all aspects of the implementation of education in schools.Manajemen Konflik Bernuansa Islami Di Sd Ramah Anak Kota Lhokseumawe