Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PEMBUATAN DAN KARAKTERSASI KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA DENGAN AKTIVATOR ASAM FOSFAT SERTA APLIKASINYA PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS Retno Sulistyo Dhamar Lestari; Denni Kartika Sari; Afriyanti Rosmadiana; Bening Dwipermata
Jurnal Teknika Vol 12, No 2 (2016): Edisi November 2016
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v12i2.6607

Abstract

Nilai guna tempurung kelapa dapat ditingkatkan dengan menjadikannya sebagai bahan baku dalam pembuatan karbon aktif yang dapat digunakan sebagai adsorben dalam proses pemurnian minyak goreng bekas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk karakterisasi produk karbon aktif tempurung kelapa sesuai Standar Industri Indonesia No.0258-79 meliputi uji kadar zat mudah menguap, kadar air, kadar abu, dan kadar karbon terikat serta menentukan pengaruh ukuran partikel karbon aktif terhadap proses adsorpsi minyak goreng bekas. Metode penelitian meliputi pembuatan dan uji karbon aktif menggunakan furnace electric serta analisa bilangan asam pada minyak goreng sebelum dan sesudah adsorpsi. Hasil terbaik diperoleh pada karbon aktif 80 mesh pada konsentrasi asam fosfat 8% dengan kadar zat mudah menguap 2,9%, kadar air 1%, kadar abu 0,34%, dan kadar karbon terikat 96,7% serta penurunan bilangan asam menjadi 0,56 mgKOH/g. Adapun perbandingan luas permukaan karbon aktif sebelum aktivasi yaitu 46,247 m2/g, sedangkan setelah aktivasi sebesar 61,821 m2/g.
PENGARUH EKSTRAKSI BERBANTU GELOMBANG ULTRASONIK DAN VARIASI PENGERINGAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL PERAK Denni Kartika Sari; Retnosulistyo Dhamar Lestari; Indar Kustiningsih
Jurnal Teknika Vol 12, No 2 (2016): Edisi November 2016
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v12i2.6603

Abstract

Nanopartikel perak memiliki karakteristik yang unik dan dapat diaplikasikan pada berbagai bidang seperti obat,katalisis,industry tekstil maupun pada bidang pengolahan limbah. Tujuan dari penelitian ini adalah biosintesis hijau dari nanopartikel perak menggunakan rumput laut Kappahycus alvarezi/Eucheuma Cottonii. Biosintesis nanopartikel dari bahan natural dari AgNPs memiliki banyak keuntungan diantaranya biosintesis AgNPs dari bahan alam lebih stabil, dan dapat mengurangi ion perak dalam pembentukan nanopartikel perak. Penggunaan gelombang ultrasonik diharapkan dapat meningkatkan yield dan mempersingkat waktu ekstraksi, penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan tahap pertama ekstraksi rumput laut dengan pengeringan oven adalah memvariasikan waktu 2,4,6, dan 8 menit, rasio ekstrak rumput laut dan AgNO3 1:10,1:151:20 , tahap kedua ekstraksi rumput laut dengan pengeringan sinar matahari memvariasikan waktu 2,4,6, dan 8 menit, rasio ekstrak rumput laut dan AgNO3 1:10,1:151:20. Tahap ketiga selanjutnya sebagai pembanding adalah sintesis nanopartikel perak dengan maserasi dan pemanasan dengan perbandingan 1:10,1:15 dan 1:20 . hasil menunjukan pada keseluruhan tahapan dan variasi menunjukkan terbentuknya ion perak dengan range panjang gelombang antara 210 hingga 310 nm. Namun belum membuktikan keberadaan nanopartikel perak. Hasil pengujian (Scanning Electron Microscopy) SEM menunjukkan ukuran partikel mencapai 20µm setelah dicoating. Hasil uji kandungan total fenolik terbaik pada pengeringan berbantu sinar matahari dengan lama ekstraksi berbantu ultrasonic selama 15 menit 0,02302 mg GAE/ekstrak.
PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN TERHADAP KARAKTERISTIK MIKROKAPSUL MELAMIN UREA FORMALDEHID Retno Sulistyo Dhamar Lestari; Denni Kartika Sari
Jurnal Teknika Vol 13, No 1 (2017): Edisi Juni 2017
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v13i1.5851

Abstract

Microwave-assisted drying of semi-refined carrageenan origin from lontar Denni Kartika Sari; Taufik Taufik; Winda Wati Dewi
Jurnal Teknika Vol 16, No 2 (2020): Edisi November 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v16i1.8062

Abstract

Semi-refined carrageenan (SRC) merupakan produk olahan rumput laut, dengan nilai ekspor pada tahun 2018 mencapai 4.942 ribu ton. Semi-refined carrageenan (SRC) diproduksi secara komersial dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii, melalui proses pemanasan menggunakan larutan alkali dan proses pengolahan proses pemisahan atau pemulihan, dan proses pengeringan SRC. Salah satu alternatif untuk proses pengeringan SRC adalah dengan menggunakan gelombang mikro, di mana proses pengeringan dapat berlangsung lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu optimal dan pemodelan matematis dari pengeringan menggunakan gelombang mikro dalam proses pengeringan SRC. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi 200 gr rumput laut E. cottoni dengan KOH 9% selama 1 jam, kemudian rumput laut dikeringkan dengan variasi waktu pengeringan 5, 10, 15, 20, 25, dan 30. Diperoleh model pengeringan halaman termodifikasi sebagai model yang layak dalam merepresentasikan model matematis pengeringan SRC, dimana nilai R adalah 0.9876 dan RSME adalah 0.00483. Waktu pengeringan optimum yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 30 menit. Semi-refined carrageenan (SRC) was a processed seaweed product, with export value in 2018 reached 4.942 thousand tons. Semi-refined carrageenan (SRC) was produced commercially from Eucheuma cottonii type seaweed, through a heated process used alkali solution and the process of separation or recovery process, and the drying process of SRC. One alternative for the SRC drying process is by using microwaves, where the drying process can take place faster. The purpose of this studied was to determine the optimum time and  mathematical modelling of drying used microwaves in the SRC drying process. This study was carried out by extracting 200 gr of E. Cottoni seaweed with 9% KOH for 1 hour, then dried seaweed with a variation of dried time 5, 10, 15, 20, 25, 30, 40, and 45 minutes. In this study, the modified page drying model was obtained as a feasible model in representing the mathematical model of SRC drying, where the values of R is 0.9876 and RSME is 0.00483. The optimum drying time obtained in this study was 30 minutes.
Pemodelan Matematis dan Simulasi Perpindahan Panas pada Fin Heat Exchanger Retno Sulistyo Dhamar Lestari; Denni Kartika Sari
Jurnal Teknika Vol 14, No 1 (2018): Edisi Juni 2018
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v14i1.5857

Abstract

Pengaruh Laju Alir Udara Pengering terhadap Pengeringan Kulit Manggis Denni Kartika Sari; Retno Sulistyo Dhamar Lestari
Jurnal Teknika Vol 12, No 1 (2016): Edisi Juni 2016
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v12i1.6614

Abstract

Kulit buah manggis diketahui memiliki banyak manfaat dalam dunia pengobatan dan kesehatan. Pengeringan merupakan proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah yang relatif kecil dari material dengan menggunakan panas. Penelitian ini ini dilakukan untuk membandingkan pengaruh laju alir udara terhadap laju pengeringan kulit manggis dengan variasi tekanan udara 16,5 mmH2O, 20 mmH2O, 23,5 mmH2O dan 27 mmH2O. Metode yang dilakukan dalam studi ini menggunakan alat pengering dengan suhu pengeringan 110 ℃ dan sampel kulit manggis dengan massa 50 gram. Pengurangan kadar air dalam kulit manggis diamati setiap 3 menit. Hasil dari studi ini di dapatkan nilai massa sampel setelah pengeringan pada tekanan udara 16,5 mmH2O, 20 mmH2O, 23,5 mmH2O dan 27 mmH2O masing masing 18,1 gram, 20,3 gram, 20,3 gram dan 222,2 gram, dengan waktu pengeringan masing masing selama 186 menit, 150 menit, 150 menit dan 144 menit dan kadar airnya masing-masing turun dari 62,8 % (basis basah) menjadi 2,76% , 8,37% , 8,37% , 16,22%. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa semakin besar laju alir udaranya, maka laju pengeringan pun akan semakin besar.
UJI ADSORBSI ZEOLIT ALAM BAYAH DAN PENGARUH SINAR ULTRAVIOLET TERHADAP DEGRADASI LIMBAH METHYLENE BLUE Indar Kustiningsih; Denni Kartika Sari
Jurnal Teknika Vol 13, No 1 (2017): Edisi Juni 2017
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v13i1.5853

Abstract

Degradasi Senyawa Fenol dengan Metode Fotokatalitik di Reaktor Tabung Berbuffle Indar Kustiningsih; Jayanudin Jayanudin; Denni Kartika Sari
Jurnal Teknika Vol 12, No 1 (2016): Edisi Juni 2016
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v12i1.6626

Abstract

Degradasi fenol menggunakan reaktor berbuffle telah dilakukan. Limbah yang digunakan adalah limbah fenol sintetik yang terbuat dari serbuk fenol (Merck Pro Analys). Fotokatalis yang digunakan adalah TiO2 Degussa 25. dengan variasi pengaruh penggunaan buffle dan pH. Konsentrasi awal limbah yang digunakan yaitu 10 ppm, 20 ppm dan 40 ppm, sedangkan loading katalisnya yaitu 0.5 gr/L, 1 gr/L dan 1.5 gr/L. Analisa konsentrasi fenol Spectrofotometer Hach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buffle mempunyai peranan penting dalam hal pengontakkan antara limbah, energi foton dan katalis lebih baik dibandingkan dengan tidak menggunakan buffle. Persen penyisihan dengan tidak menggunakan buffle diperoleh 50.1% dan untuk menggunakan buffle diperoleh persen penyisihan sebesar 79.07%. Sedangkan loading katalis optimum untuk mendegradasi senyawa fenol adalah sebesar 1gr/L dengan pH terbaik yaitu pada pH 7. Pada kondisi optimum ini, dengan konsentrasi awal limbah 10 ppm diperoleh konsentrasi akhir sebesar 2,022ppm setelah degradasi selama 5 jam.
Physicochemical properties of semi-refined carrageenan by bleaching pretreatment Denni Kartika Sari; Indar Kustiningsih; Heri Heriyanto; Arif Satriya Wijayanto; Asep Ikbal Maulan
Jurnal Teknika Vol 17, No 1 (2021): Available Online in June 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v17i1.9714

Abstract

Judul: Sifat fisikokimia semi-refined carrageenan dengan bleaching pretreatmentTitle: Physicochemical properties of semi-refined carrageenan by bleaching pretreatment Produk semi refined carrageenan (SRC) merupakan hasil pengekstrakan alga merah dari tumbuhan lontar. Semi refined carrageenan merupakan salah satu unsur dalam Eucheuma cottonii. Karaginan merupakan sulfat galaktan yang berasal dari alga merah (Rhodophyta), tersusun dari D-galaktosa yang terikat secara dalam 5-007-1,3 ikatan β-1,4. Kondisi ekstraksi mempengaruhi kualitas produk karaginan semi murni. Kondisi ekstraksi seperti perlakuan awal, waktu, dan suhu ekstraksi sangat berpengaruh terhadap hasil produk SRC. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sifat fisikokimia dari karaginan tyang diekstrak dari rumput laut merah yang telah dilakukan  perlakuan awal pemutihan fisik. Hasil terbaik pada variasi waktu ekstraksi dan konsentrasi pelarut adalah pada suhu 80oC pada 2 jam. Sifat fisikokimia karaginan yang paling baik adalah kekuatan gel 715 gram/cm2, kadar air 8%, kadar abu 18%, kadar sulfat 11%, viskositas tujuh cP, titik gel 47,7oC, titik leleh 57,8oC, tingkat putih 61%, dan tidak adanya logam berat dalam produk SRC. Analisis FTIR menunjukkan bahwa SRC yang diekstraksi sebagian besar terdiri dari kappa-karaginan. Metode atomic absorption spectrometry (AAS) digunakan untuk menentukan kadar logam substansial dalam SRC, dan hasilnya memenuhi standar FAO.The semi-refined carrageenan (SRC) product is the result of extracting red algae from the palm plant. Semi refined carrageenan is one of the elements in Eucheuma cottonii. Carrageenan is a sulfated galactan derived from red algae (Rhodophyta), composed of D-galactose, which is deeply bonded 5-007-1.3 -1,4 bonds. Extraction conditions affect the quality of semi pure carrageenan products. Extraction conditions such as pretreatment, time, and extraction temperature significantly affect the yield of SRC products. This study aimed to investigate the physicochemical properties of carrageenan extracted from red seaweed, which had been pretreated with physical bleaching. The best results on the variation of extraction time and solvent concentration were at 80oC at 2 hours. The best physicochemical properties of carrageenan are gel strength 715 gram/cm2, water content 8%, ash content 18%, sulfate content 11%, viscosity seven cP, gel point 47.7oC, melting point 57.8oC, whiteness 61%, and the absence of heavy metals in SRC products. FTIR analysis showed that the extracted SRC consisted mainly of kappa-carrageenan. The atomic absorption spectrometry (AAS) method was used to determine the actual metal content in SRC, and the results met FAO standards.