Tri M. Andayani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Kepatuhan Pengobatan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Daerah Istimewa Yogyakarta Nur Rasdianah; Suwaldi Martodiharjo; Tri M. Andayani; Lukman Hakim
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.445 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.4.249

Abstract

Prevalensi diabetes melitus berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2013) tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi DI Yogyakarta.terdapat di provinsi DI Yogyakarta. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang dan kompleks dimana salah satu penentu keberhasilan terapi bergantung pada kepatuhan penggunaan obat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, durasi penyakit, komorbid, dan penggunaan ADO terhadap kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan rancangan analisis potong lintang yang dilakukan secara retrospektif terhadap 123 pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di puskesmas daerah Yogyakarta pada bulan Agustus–September tahun 2015. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian berupa lembar pengambilan data dan kuesioner Morisky Medication Adherence MMAS-8. Data dianalisis menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 berada pada tingkat kepatuhan rendah. Hubungan antara pengaruh karakteristik pasien: jenis kelamin (p=0,275), usia (p=0,473), tingkat pendidikan (p=0,157), durasi penyakit (p=0,097), jumlah komorbid (p=0,79), dan ADO (p=0,401) terhadap tingkat kepatuhan tidak signifikan (p>0,05).Kata kunci: Diabetes melitus tipe 2, karakteristik pasien, kepatuhan The Description of Medication Adherence for Patients of Diabetes Mellitus Type 2 in Public Health Center Yogyakarta According to the Basic Health Research (Riskesdas 2013), the highest prevalence of diabetes mellitus in Indonesia is in Yogyakarta. Diabetes mellitus is chronic disease that needs the complex and a long term medical treatment, one of the success factor in the therapy depends on the patient adherence. The purpose of this research was to know and describe patient’s characteristics including gender, age, education, duration of the disease, comorbid, AOD usage through the adherence of type 2 diabetes mellitus. This research used an observational method with cross-sectional analysis that conducted retrospectively to 123 outpatients with diabetes mellitus type 2 in Yogyakarta Primary Health Care during August–September 2015. The sampling method the accidental sampling technique. Morisky Medication Adherence (MMAS) questionnaire was used and analyzed with Chi Square. The result of this research showed that the entirety of medication’s adherence level is low. The correlation between patients characteristic, gender (p=0.275), ages (p=0.473), educational level (p=0.157), disease’s duration (p=0.097), number of cormobid (p=0.79), and ADO (p=0.401) against the medication’s adherence level were not significant (p>0.05).Keywords: Adherence, diabetes mellitus type 2, patient characteristics
Hubungan Kepatuhan Menggunakan Obat Inhaler β2-Agonis dan Kontrol Asma pada Pasien Asma Sri Haryanti; Zullies Ikawati; Tri M. Andayani; Mustofa Mustofa
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2189.566 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.4.238

Abstract

Asma tetap menjadi masalah kesehatan yang dialami banyak anak-anak dan orang dewasa di dunia. Sebagai penyakit kronis, tata laksana asma memerlukan pengobatan yang berkelanjutan. Salah satu masalah penting dalam tata laksana asma adalah kepatuhan dalam pengobatan. Kepatuhan yang rendah terhadap anti-asma yang diberikan menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji hubungan kepatuhan terhadap anti-asma yang diberikan dengan kontrol asma. Penelitian ini merupakan penelitian observasional menggunakan rancangan potong lintang yang dilakukan di empat rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta selama enam bulan, yaitu antara bulan Juni sampai Desember 2015. Subjek penelitian adalah pasien dengan gangguan fungsi pernafasan yang menjalani pengobatan di poliklinik penyakit dalam di rumah sakit tersebut dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta bersedia ikut dalam penelitian dengan menandatangani surat pernyataan persetujuan. Kepatuhan diukur dengan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) dan kontrol asma diukur dengan Asthma Control Test (ACT). Uji korelasi Pearson digunakan untuk mengkaji hubungan antara kepatuhan dan kontrol asma. Total sebanyak 67 pasien diseleksi dan 57 diantara memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan kepatuhannya, pasien dikelompokkan ke dalam kepatuhan sedang (31 pasien atau 54%) dan kepatuhan rendah (26 pasien atau 46%). Berdasarkan kontrol asma, pasien dikelompokkan ke dalam kontrol asma sebagian (11 pasien atau 19%) dan tidak terkontrol asma (47 pasien atau 81%). Terdapat hubungan signifikan antara kepatuhan dengan kontrol asma (r=0,303, p<0,05). Kesimpulan, kepatuhan terapi dapat meningkatkan kontrol asma.Kata kunci: Anti-asma, kepatuhan, kontrol asma, tata kelola asmaRelationship Between Compliance of Using β2-Agonist Inhaler Drugand Asthma Control on Asthma Patient Asthma remains a health problem affecting a large number of children and adult in the world. Being a chronic disease, asthma management requires continous medications. One of the most important issues in asthma management is adherence to treatment. Poor compliance with prescribed anti-asthma leads to increase in morbidity and mortality. This study was conducted to evaluate the relationship between ompliance prescribed anti-asthma and asthma control. This was an observasional study using cross-sectional design conducted in four hospitals around Province of DI Yogyakarta during six months om June until December 2015. Subjects were patients with respiratory disorders who underwent treatment in internal medicine polyclinic in the hospitals, met the inclusion and exclusion criteria and willing to participate in the study by signing the informed consent. Compliance was assesseed by Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) and asthma control was assessed by Asthma Control Test (ACT). Pearson’s correlation test was used to evaluate the relationship between compliance and asthma control. A total of 67 patients were selected and 57 of them met the inclusion and exclusion criteria. Based on the patient’s compliance, the patients were grouped into moderate compliance (31 patients or 54%) and low compliance (26 patients or 46%). Whereas based on the asthma control, the patients were grouped into partly controlled asthma (11 patient or 19%) and uncontrolled asthma (47 patients or 81%). There is a significant relationship between compliance with asthma control (r=0303, p<0.05). Conclusion, compliance can increase asthma control.Keywords: Anti-asthma, asthma control, asthma management, compliance