Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ISLAM DAN LINGKUNGAN Abrar Abrar
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.551 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.89

Abstract

Realitas keberagamaan seringkali dipahami secara parsial dan kaku. Agama kerap terpinggirkan dalam dinamika perubahan zaman. Kemajuan tekhnologi seakan menerabas batas-batas etika dan moralitas agama. Bahkan agama dianggap sebagai anathema terhadap akselerasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi itu. Ternyata perspektif humanis dalam bangunan peradaban manusia mengalamai kebuntuan. Pandangan antroposentris, tidak saja terjebak dalam keakuannya, bahkan seringkali menimbulkan malapetaka terhadap keberlangsungan peradaban itu sendiri. Alam sebagai sumber daya ekonomi, digunakan untuk kepentingan manusia tanpa didasari oleh nilainilai dan moral agama. Alam seakan dipahami sebagai sesuatu yang removable, mampu menetralisir dirinya sendiri, sehingga pengurasan yang berlebihan terhadap alam untuk kepentingan ekonomi dan teknologi dianggap sesuatu yang sah dan manusiawi. Pٍ andangan ini sesungguhnya yang menjadi malapetaka terhadap peristiwa-peristiwa alam yang hingga kini sulit untuk diatasi. Agaknya penting merekonstruksi pemahaman yang berwawasan antroposentris terhadap alam dengan pemahaman yang teosentris dengan meletakkan segala sesuatu sebagai bagian integral dari moralitas agama, sehingga alam dan ekosistemnya berproses secara seimbang dan tidak menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan. Perspektif ini sebenarnya juga mengacu pada kepentingan manusia yang dalam Islam disebut al-Maslahah (human welfare), akan tetapi kepentingan yang didasarkan pada moralitas agama bukan antroposentris.
ISLAM DAN LINGKUNGAN Abrar Abrar
Jurnal Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.551 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.89

Abstract

Realitas keberagamaan seringkali dipahami secara parsial dan kaku. Agama kerap terpinggirkan dalam dinamika perubahan zaman. Kemajuan tekhnologi seakan menerabas batas-batas etika dan moralitas agama. Bahkan agama dianggap sebagai anathema terhadap akselerasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi itu. Ternyata perspektif humanis dalam bangunan peradaban manusia mengalamai kebuntuan. Pandangan antroposentris, tidak saja terjebak dalam keakuannya, bahkan seringkali menimbulkan malapetaka terhadap keberlangsungan peradaban itu sendiri. Alam sebagai sumber daya ekonomi, digunakan untuk kepentingan manusia tanpa didasari oleh nilainilai dan moral agama. Alam seakan dipahami sebagai sesuatu yang removable, mampu menetralisir dirinya sendiri, sehingga pengurasan yang berlebihan terhadap alam untuk kepentingan ekonomi dan teknologi dianggap sesuatu yang sah dan manusiawi. Pٍ andangan ini sesungguhnya yang menjadi malapetaka terhadap peristiwa-peristiwa alam yang hingga kini sulit untuk diatasi. Agaknya penting merekonstruksi pemahaman yang berwawasan antroposentris terhadap alam dengan pemahaman yang teosentris dengan meletakkan segala sesuatu sebagai bagian integral dari moralitas agama, sehingga alam dan ekosistemnya berproses secara seimbang dan tidak menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan. Perspektif ini sebenarnya juga mengacu pada kepentingan manusia yang dalam Islam disebut al-Maslahah (human welfare), akan tetapi kepentingan yang didasarkan pada moralitas agama bukan antroposentris.