Arifin Suryo Nugroho
UMP

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Soekarno dan Diplomasi Indonesia Arifin Suryo Nugroho
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.646 KB) | DOI: 10.17977/sb.v10i2.7666

Abstract

Abstrak. Politik luar negeri Soekarno yang lebih condong ke kiri memunculkan kecemburuan dari pihak barat. Inggris mencoba menggabungkan wilayah koloninya di Semenanjung Malaka, Singapura dan Kalimantan Utara menjadi satu dalam Federasi Malaysia. Rencana ini kemudian ditentang oleh Pemerintah Indonesia. Presiden Soekarno berpendapat bahwa Federasi Malaysia merupakan Negara bentukan Inggris, dan hal ini memungkinkan bagi Inggris untuk melakukan kontrol atas Asia Tenggara khususnya Indonesia sebagai tetangga terdekat. Presiden Soekarno mengumumkan Indonesia keluar dari keanggotaan PBB. Presiden Soekarno kemudian membentuk kekuatan baru, yaitu The New Emerging Force (NEFO) sebagai representasi negara-negara dunia ketiga sebagai kekuatan baru untuk melawan kedigdayaan The Old Establsihed Force (OLDEFO) yang berisikan negara-negara maju. Memasuki penghujung tahun 1965 hubungan antara Indonesia semakin erat dengan Cina. Apa yang dilakukan Soekarno ini sebenarnya sebagai salah satu upaya untuk mengimbangi kekuatan militer di dalam politik Indonesia yang semakin menguat.Kata-kata kunci: Soekarno, diplomasi Indonesia, NEFO, GANEFOAbstract. The foreign policy of Soekarno looking at the left makes the jealousy of the Western countries. England tries to unite all Malay colonies, Malay Peninsula, Singapore, and North Borneo becoming a Malay federation. This plan then is refuted by Indonesian. Soekarno argues that the federation formed by England and this will lead a control upon Southeast Asia including Indonesia as nearest neighbourhood country.  Soekarno announces that Indonesia will leave from the United Nations. He forms the new power of The New Emerging Force (NEFO) as the representation of the third world resisting The Old Established Force (OLDEFO) consisting of the developed countries. Soekarno approaches the communist block as an effort to equalize the military power in the Indonesian politic.Keywords: Soekarno, Indonesian diplomatic, NEFO, GANEFOAbstrak. Politik luar negeri Soekarno yang lebih condong ke kiri memunculkan kecemburuan dari pihak barat. Inggris mencoba menggabungkan wilayah koloninya di Semenanjung Malaka, Singapura dan Kalimantan Utara menjadi satu dalam Federasi Malaysia. Rencana ini kemudian ditentang oleh Pemerintah Indonesia. Presiden Soekarno berpendapat bahwa Federasi Malaysia merupakan Negara bentukan Inggris, dan hal ini memungkinkan bagi Inggris untuk melakukan kontrol atas Asia Tenggara khususnya Indonesia sebagai tetangga terdekat. Presiden Soekarno mengumumkan Indonesia keluar dari keanggotaan PBB. Presiden Soekarno kemudian membentuk kekuatan baru, yaitu The New Emerging Force (NEFO) sebagai representasi negara-negara dunia ketiga sebagai kekuatan baru untuk melawan kedigdayaan The Old Establsihed Force (OLDEFO) yang berisikan negara-negara maju. Memasuki penghujung tahun 1965 hubungan antara Indonesia semakin erat dengan Cina. Apa yang dilakukan Soekarno ini sebenarnya sebagai salah satu upaya untuk mengimbangi kekuatan militer di dalam politik Indonesia yang semakin menguat.Kata-kata kunci: Soekarno, diplomasi Indonesia, NEFO, GANEFOAbstract. The foreign policy of Soekarno looking at the left makes the jealousy of the Western countries. England tries to unite all Malay colonies, Malay Peninsula, Singapore, and North Borneo becoming a Malay federation. This plan then is refuted by Indonesian. Soekarno argues that the federation formed by England and this will lead a control upon Southeast Asia including Indonesia as nearest neighbourhood country.  Soekarno announces that Indonesia will leave from the United Nations. He forms the new power of The New Emerging Force (NEFO) as the representation of the third world resisting The Old Established Force (OLDEFO) consisting of the developed countries. Soekarno approaches the communist block as an effort to equalize the military power in the Indonesian politic.Keywords: Soekarno, Indonesian diplomatic, NEFO, GANEFO