M. Nur Fahrul Lukmanul Khakim
SMA An-Nur Bululawang Malang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

NILAI KEBANGSAAN DALAM KARYA SASTRA HAMKA 1930-1962 M. Nur Fahrul Lukmanul Khakim
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 8, No 2 (2014): Desember
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.486 KB) | DOI: 10.17977/sb.v8i2.4767

Abstract

Abstrak. Karya sastra Hamka merupakan satu diantara permulaan media sebagai upaya dalam mengubah nilai-nilai kebangsaan menjadi kesadaran nasional. Hal ini menyadarkan khalayak bahwa setiap manusia adalah aktor historis. Kesadaran nasional hanya dapat dicapai jika seseorang mampu dalam menyadari kekayaan alam Indonesia dan pahlawan revolusi sebagai contoh model. Nilai-nilai kebangsaan sebagai bagian dari pendidikan karakter berfungsi untuk membentuk generasi berjiwa patriot dan berkarakter baik. Kajian ini menggunakan penelitian historis dan analisis semiosis. Kajian ini menemukan bahwa (1) Hamka adalah seorang ilmuwan, penulis, guru sekaligus dosen, jurnalis, politikus, dan ahli bahasa serta belajar di berbagai tempat seperti Sumatra, Jawa, dan Mekah; (2) Hamka adalah salah satu dari 33 penulis paling populer karena kebanyakan karyanya selalu dipublikasikan, dicetak-ulang, dan dibaca hingga kini; (3) Hamka menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui karya sastranya untuk menunjukkan keindahan sastra, hakikat dari gotong royong, toleransi dan spirit dalam memperjuangkan kemerdekaan. Abstract. The literary works of Hamka are one of the early media as an effort to turn nationalistic values into national awareness. This realizes everyone that every human being as the historical actor. National consciousness can only be achieved if a person is able to recognize Indonesia's natural wealth and the revolutionary heroes as the role model. Nationalistic values as a part of character building are to shape the patriotic and virtuous generation. This study used historical method and semiotic analysis. This study found that: (1) Hamka is a scholar, writer, teacher / lecturer, journalist, politician and linguist and learns in various places like Sumatra, Java, and Mecca. (2) Hamka is one of the 33 most popular writers because most of his books continuing to be published, reprinted, and read until today. (3) Hamka instils the nationalistic values through his literary works to show the beauty of the narrative, the nature of mutual assistance, the tolerance and the spirit in struggling for independence.