Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis

Pengaruh Pemberian Pasta Jahe (Zingiber Officinale Rosceae) Terhadap Kualitas Daging Ayam Kampung Arni Arni; Harapin Hafid; Rahim Aka
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 3, No 3 (2016): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.654 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v3i3.2678

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pemberian pasta jahe terhadap kualitas fisik daging ayam kampung, mengetahui pengaruh tingkat pemberian pasta jahe terhadap kualitas kimia daging ayam kampung dan kualitas organoleptik daging ayam kampung dan rimpang jahe gajah. Penelitian ini menggunakan 4 ekor ayam kampung yang berumur 3 tahun dengan berat 2 kg. Penelitian ini terdiri atas 3 perlakuan (P0 :  tingkat pemberian 0%,  P1  :  tingkat pemberian 25% dan  P2 : tingkat pemberian 50%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan tiga ulangan dengan konsentrasi 0%, 25% dan 50%. Variable yang diamati adalah susut masak, kadar air, kadar protein, kadar lemak dan organoleptik. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis sidik ragam dan jika ada perbedaan pengaruh diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pasta jahe 25% dan 50% pada daging ayam kampung berpengaruh signifikan terhadap penurunan presentase susut masak, berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar protein dan pH pada daging ayam kampung dan menurunkan kadar lemak daging ayam kampung. Perlakuan terbaik adalah pemberian pasta jahe sebanyak 50%. Disimpulkan bahwa pembaluran pasta jahe pada daging ayam kampung pada konsentrasi 50% memberikan pengaruh yang baik pada kualitas fisik yaitu susut masak (3,02±0,02)% dan pH (6,50±0,05)% dan kualitas kimia ditinjau dari kadar protein (23,63±0,16)%, kadar lemak (12,65±0,39)%. Kata kunci : pasta jahe, kualitas fisik dan kimia, kualitas organoleptik, daging ayam kampung
KAJIAN PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING PADA SISTEM PEMELIHARAAN YANG BERBEDA DI KECAMATAN ANDOOLO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN Masrah Masrah; Harapin Hafid; Takdir Saili
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 3, No 1 (2016): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.595 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v3i1.1069

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengevaluasi sebaran jenis ternak kambing yang dipelihara pada sistem yang berbeda, (2) untuk mengkaji tingkat produktivitas ternak kambing yang dipelihara pada sistem yang berbeda, (3) untuk mengkaji sistem pemeliharaan ternak kambing yang lebih produktif dan efisien di Kecamatan Andoolo Barat  Kabupaten Konawe Selatan. Sampel pada penelitian ini adalah peternak kambing yang memelihara ternak kambing dengan sistem pemeliharaan yang berbeda.  Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey, wawancara dan observasi. Data yang diperoleh ditabulasi dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) sebaran populasi jenis ternak kambing yang dipelihara pada sistem pemeliharaan yang berbeda terdiri atas ternak kambing kacang 361 ekor, kambing PE 84 ekor, kambing Boer-PE 50 ekor dan kambing Boer-kacang 26 ekor.  (2) bobot lahir anak kambing kacang jantan pada pemeliharaan secara ekstensif lebih tinggi (1,83 kg) dibandingkan anak kambing kacang betina (1,69 kg). Demikian halnya pada sistem pemeliharaan semi intensif dan intensif masing-masing anak kambing kacang jantan dan anak kambing kacang betina yaitu 2,32 kg vs 2,11 kg dan pemeliharaan intensif yaitu 2,51 kg vs 2,42 kg. (3) bobot sapih yang tertinggi pada pemeliharaan secara ekstensif anak kambing kacang jantan lebih tinggi (6.38 kg) dibandingkan dengan anak kambing kacang betina (6,28 kg). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa (1) produktivitas ternak kambing seperti bobot lahir dan bobot sapih diperoleh pada sistem pemeliharaan secara intensif lebih baik dibandingkan dengan sistem pemeliharaan secara ekstensif dan semi intensif (2) sistem pemeliharaan secara intensif yang mampu menghasilkan produktivitas dan efisiensi usaha ternak kambing yang baik. Kata kunci: kambing, produktivitas, intensif, semi intensif, ekstensif
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PUYUH KELOMPOK PETERNAK TUNAS MEKAR KOTA KENDARI Ade Ratna Sari; La Ode Arsad Sani; Harapin Hafid
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 4, No 1 (2017): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.684 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v4i1.2721

Abstract

            Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang potensial, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan permintaan terhadap produk hasil peternakan yang ada di Kota Kendari.Subsektor peternakan khususnya telur, membuka peluang usaha peternakandibidang perunggasan yang cukup prospektif adalah ternak puyuh.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisispendapatan dan kelayakan usaha peternakan puyuh di Kota Kendari, penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2016.Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu biaya produksi, penerimaan usaha, dan analisis kelayakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan skala usaha 400 ekor  dibutuhkan biaya sebesar Rp.10.112.383 dengan pendapatan usaha peternakan puyuh sebesar      Rp.4.335.617 per periode (2 bulan). Analisis kelayakan finansialmempunyai prospek yang baik dan menguntungkan dengan nilai R/C ratio 1,4 dan B/C ratio 0,4. Usaha ini mencapai titik impas pengembalian modal dengan nilai BEP produksi telur 361 kotak dengan kapasitas produksi awal sebesar 378 kotak, BEP harga telur Rp.26.752 dengan harga jual telur sebesar Rp. 28.000 per kotak. Kata kunci :Peternakan Puyuh, Kelayakan Finansial
EFEK BAHAN FILLER LOKAL TERHADAP KUALITAS FISIK DAN KIMIA BAKSO AYAM PETELUR AFKIR Lija Numriah Nullah; Harapin Hafid; Amiluddin Indi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 3, No 2 (2016): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.064 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v3i2.1688

Abstract

            Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk olahan daging ayam petelur afkir yaitu bakso dengan nilai gizi sesuai dengan standar nasional produk olahan dan untuk mengevaluasi daya suka konsumen terhadap bakso ayam petelur afkir yang menggunakan filler lokal Sulawesi Tenggara melalui uji organoleptik.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap, 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dilakukan adalah P1= daging ayam petelur afkir 60% dan tepung sagu 25%, P2= daging ayam petelur afkir 60% dan tepung ubi kayu 25%, dan daging ayam petelur afkir 60% dan tepung talas 25%. Variabel penelitian meliputi uji kualitas fisik (susut masak dan pH), uji organoleptik (warna, aroma, tekstur, kekenyalan, dan rasa), dan uji kimia (kadar air, protein, lemak, dan abu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan filler lokal tidak berpengaruh nyata ( p>0,05) terhadap susut masak, kadar air, lemak, tekstur, kekenyalan, dan rasa bakso akan tetapi berpengaruh nyata ( p<0,05)  terhadap pH bakso, kadar protein, abu dan warna bakso. Disimpulkan bahwa perlakuan terbaik didapat pada penambahan tepung sagu dan ubi kayu yang banyak disukai panelis.Kata kunci: Bakso Ayam, Filler Lokal, Kualitas Fisik, Organoleptik dan Kimia
Daya Ikat Air, Kekenyalan, dan Rendemen Bakso Ayam Menggunakan Bahan Agar Komersil dengan Level Berbeda Harapin Hafid; Firman Nasiu; Nita Nita; Nuraini Nuraini; Laode Arsad Sani
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 1 (2021): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.205 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i1.15480

Abstract

ABSTRAKMeningkatkan kekenyalan bakso dapat dilakukan dengan cara menambahkan zat pengenyal, termasuk agar komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan agar komersial sebagai bahan pengunyah terhadap kualitas fisik bakso ayam. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan yaitu P1 (agar 0%), P2 (agar 1%), P3 (agar 2%), dan P4 (agar 3%) dan diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati adalah daya tampung air, rendemen, dan elastisitas. Variabel penelitian adalah kualitas fisik yaitu daya tampung air, rendemen, dan elastisitas. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan pada masing-masing variabel. Penambahan agar 3% tidak meningkatkan kualitas fisik bakso ayam.Kata Kunci: bakso ayam, agar, kualitas fisik Water Holding Capacity, Elasticity, and Rendemen of Chicken Meatball Made with Commercial Agar in Various LevelsABSTRACTIncreasing the chewiness of the meatball can be done by adding a chewing agent, including commercial agar. This research aimed to study the use of commercial agar as chewing agent on the physical qualities of chicken meatballs. This research used a completely randomized design with four treatments: P1 (0% agar), P2 (1% agar), P3 (2% agar), and P4 (3% agar) and repeated 3 times. The variables observed were water holding capacity, yield, and elasticity. The research variables were physical quality, namely water holding capacity, yield, and elasticity. The results showed no significant effect on each variable. Agar addition up to 3% did not increase the physical qualities of chicken meatball.Keywords: chicken meatballs, jelly, physical quality
SUSUT MASAK DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK BAKSO DAGING SAPI DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG SAGU PADA LEVEL YANG BERBEDA Fera Rosita; Harapin Hafid; Rahim Aka
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 2, No 1 (2015): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.341 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v2i1.3783

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk olahan daging dengan kualitas yang lebih baik dan untuk mengevaluasi daya suka konsumen terhadap bakso daging sapi dengan penambahan level tepung sagu yang berbeda melalui uji fisik dan organoleptik telah dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Haluoleo Kendari pada bulan Januari 2013. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yaitu 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dilakukan adalah penambahan tepung sagu dengan level 15% (P1), 25% (P2) dan 35% (P3). Variabel penelitian meliputi susut masak dan kualitas organoleptik (rasa, aroma, warna, tekstur dan keempukan). Hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan tepung sagu 25% dan 35% menghasilkan susut masak yang lebih rendah daripada penambahan tepung sagu 15%. Penambahan tepung sagu 15% dan 25% menghasilkan rasa dan keempukan yang lebih baik daripada penambahan tepung sagu 35%. Aroma bakso memiliki rataan skor 3 (cukup disukai), warna bakso memiliki rataan skor 3 (agak abu-abu) dan tekstur bakso memiliki rataan skor 3 yang dikategorikan (agak kasar). Disimpulkan bahwa penambahan level tepung sagu yang berbeda mempengaruhi susut masak (p<0,01), rasa dan keempukan (p<0,05) produk olahan dan tidak mempengaruhi aroma, warna dan tekstur produk olahan.Kata kunci : Bakso, Kualitas fisik, Organoleptik, Tepung sagu
The Potency of Local Beef Cattle: Growth Performance, Carcase Productivity, and Beef Quality Rudy Priyanto; Harapin Hafid
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 10, No 2 (2023): JITRO, May 2023
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jitro.v10i2.28917

Abstract

In the era of globalization, domestic beef supply from local cattle should meet not only the specification of traditional market but also that of modern markets which require premium beef. The local beef cattle consist of various breeds differing in maturity size, growth performance and slaughter weight. Small to medium frame size cattle are still dominant (±70%) and they are descendants of Bos javanicus, Bos indicus (draft type) and their crosses. The local cattle have relatively poor growth performances and slaughter weights. The carcass evaluation study suggests that taurus-indicus cross cattle tend to combine the muscularity advantages of taurus and indicus cattle which result in better beef yield and economic value. Therefore, the development of local cattle should be towards a beef type animal by cross breeding with larger frame taurine beef cattle. Since most of the cattle breeds contain Bos indicus blood, they yield relatively tough beef. Nevertheless, Bali cattle aged 1.5–2.5 years could produce relatively tender beef that meets specification of modern market. The program to improve the beef quality of Bali cattle could increase self-sufficiency in premium beef supply, added value and competitiveness of the local cattle. Keywords: local cattle, growth performance, beef yield, quality