Yenita Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale Rosc.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) GINJAL MENCIT YANG DIBERI PLUMBUM ASETAT Yenita Fakultas Kedokteran
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Vol 5, No 3 (2010): Ibnu Sina Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3447.448 KB)

Abstract

AbstrakLatar Belakang Jahe (Zingiber officinalis Rosc.) merupakan herbal yang memiliki banyak manfaat antara lain sebagai bumbu masak, bahan baku minuman dan obat-obatan karena mengandung antioksidan yang banyak digunakan untuk masalah kesehatan. Jahe diekskresi melalui ginjal, sedangkan herbal ini mengandung polifenol berupa gingerol dan shogaol yang bersifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek pemberian ekstrak jahe secara oral terhadap kadar MDA (Malondialdehid) ginjal mencit yang diberi Pb asetat. Metode : Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit (Mus musculus L.) strain DD Webster dewasa jantan dibagi menjadi 6 kelompok secara random, yaitu satu kelompok kontrol (K) diberi 0,5 ml Tween 80 dalam 2% , dan 5 kelompok perlakuan: (P1) diberi Pb asetat 0,1 mg/g BB, (P2) diberi ekstrak jahe 0,14 mg/g BB, (P3) diberi ekstrak jahe 0,28 mg/g BB, (P4) diberi ekstrak jahe 0,14 mg/g BB setelah 1 jam, diberi Pb asetat 0,1 mg/g BB dan (P5) diberi ekstrak jahe 0,28 mg/g BB setelah 1 jam, diberi Pb asetat 0,1 mg/g BB, lewat sonde lambung 1 kali dalam 1 hari, dan diamati 30 hari. Pada hari ke-38 mencit didekapitasi untuk mengukur kadar MDA ginjal. Data kadar MDA ginjal dan gambaran histopatologis ginjal dinalisis dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil : Penelitian menunjukkan, pemberian ekstrak jahe 0,14 mg/g BB lebih baik menurunkan kadar MDA dibandingkan dengan ekstrak jahe 0,28 mg/g BB.Kata Kunci : Ekstrak jahe, Antioksidan, Kadar MDA ginjal, Pd asetat
KANDUNGAN SIPADEH JAHE (Zingiber Officinale) Yenita Fakultas Kedokteran
KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Vol 4, No 3 (2009): Ibnu Sina Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : KUMPULAN JURNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2874.375 KB)

Abstract

AbstrakIndonesia sebagai salah satu penghasil jahe terbesar di dunia, memiliki peluang besar untuk mengembangkan produk turunan dari rimpang jahe. Tanaman jahe telah lama dikenal nenek moyang kita sebagai bumbu masak dan obat. Pada saat ini jahe juga jahe banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi dan makanan. Oleoresin salah satu senyawa kandungan jahe yang sering diambil, dan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Sifat pedas tergantung dari umur panen, semakin tua umurnya semakin terasa pedas dan pahit. Kandungan oleoresin dapat menentukan jenis jahe. Jahe rasa pedasnya tinggi, seperti jahe emprit, mengandung oleoresin yang tinggi dan jenis jahe badak rasa pedas kurang karena kandungan oleoresin sedikit. Oleoresin jahe berisi campuran-campuran fenolik aktif seperti gingerol dan shogaol yang mempunyai manfaat sebagai antioksidan . Sebagai antioksidan alami kemampuan jahe tidak terlepas dari kadar komponen fenolik total yang terkandung di dalamnya.Kata kunci : Jahe, Oleoresin, Antioksidan