Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

WHY ARE BABIES DYING? Rahma, Marliana; Kurniasih, Ari; Indraswari, Risma
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol 14 No 4 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.197 KB) | DOI: 10.35892/jikd.v14i4.263

Abstract

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2015, angka kematian bayi di Indonesia mencapai 23/1000 kelahiran hidup. Sedangkan target SDG?s menurunkan AKB hingga kurang dari 12 per 1000 KH Jumlah kematian neonatal tahun 2017 di Jawa Barat adalah 2.764 kasus. Karawang merupakan salah satu dari tujuh kabupaten penyumbang kematian neonatal tertinggi pada tahun 2017, yiatu 153 kasus. Jumlah kematian bayi tahun 2018 sebanyak 162 kasus. Penyebab terbanyak kasus kematian neonatal di Jawa Barat tahun 2017 adalah BBLR sebanyak 1132 kasus, dan asfiksia 799 kasus. Penyebab tertinggi kematian bayi di Karawang pada tahun 2018 adalah BBLR (78 kasus). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akar penyebab dari masalah kematian bayi di Karawang dengan menggunakan RCA (Root Cause Analisys) serta membuat rekomendasi kebijakan berdasarkan akar permasalahan untuk menurunkan kematian bayi di Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang digunakan adalah sequential eksplanatori mixed method. Penelitian dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Tahap ini dilakukan dengan cara  analisis data sekunder di dinas kesehatan Kabupaten Karawang tentang karakteristik kematian bayi di Karawang. Tahap kedua adalah pengumpulan dan analisis data kualitatif. Root cause analysis dilakukan dengan cara Focus Group Discussion dan wawancara mendalam terhadap key informan. Analisis data kualitaif dilakukan dengan triangulasi sampai menemukan akar permasalahan yang mendasar dari kematian bayi di Kabupaten Karawang. Tahap selanjutnya adalah FGD dengan pemegang kebijakan di Dinas Kesehatan Kabupataen Karawang untuk menyusun rekomendasi kebijakan yang tepat sebagai upaya untuk menurunkan kematian bayi di Kabupaten Karawang: Jumlah kematian bayi di Karawang pada tahun 2018 adalah 162 kasus. Penyebab terbanyak kematian bayi di Karawang adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 78 kasus. Penyebab terbanyak kejadian BBLR adalah karena riwayat ibu Pre Eklampsi Berat (PEB). Penyebab terbanyak kejadian PEB adalah kurangnya pengetahuan dan sikap petugas kesehatan dalam mendeteksi dan menangani kasus PEB. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan adalah penguatan materi PEB pre service (dalam kurikulum perguruan tinggi kebidanan).    
KATA SAPAAN DALAM DIALEK JAWA BANTEN (Studi Kasus Dialek Jawa Banten Dalam Ranah Keluarga Dan Ketetanggaan Pada Perkampungan Margagiri Kelurahan Margatani) Indraswari, Risma
SULUK INDO Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.997 KB)

Abstract

Kampung Margagiri adalah sebuah tempat yang masih kental menggunakan bahasa Jawa Banten di tengah “arus” globalisasi dan informasi. Pada penelitian di kawasan Kampung Margagiri penulis melakukan penelitian kata sapaan dalam dialek Banten yang digunakan oleh penutur dialek Banten yaitu Masyarakat Banten (MB) dan suku-suku pendatang yang tinggal di kawasan Kampung Margagiri. Kata sapaan merupakan bagian dari peristiwa tutur. Dari hasil penelitian, penulis menemukan bahwa MB mempunyai kata-kata sapaan sendiri, terutama dalam menyapa orang-orang yang sekerabat. Sapaan dalam keluarga inti sapaan yang digunakan oleh MB seperti [mamǝ],bapak untuk menyapa ayah; sapaan [mama’], ibu untuk menyapa ibu; sapaan [yai] untuk menyapa ayahnya ayah atau ibu; sapaan [nyai] untuk menyapa ibunya ayah atau ibu; sapaan [kakaŋ] untuk menyapa suami; sapaan [senoŋ] untuk menyapa istri; sapaan [seteŋ] untuk menyapa anak laki-laki; sapaan [seneŋ] untuk menyapa anak perempuan; sapaan pak uwǝ untuk menyapa kakak laki-laki dari ayah atau ibu; sapaan bu uwǝ untuk menyapa kaka perempuan dari ayah atau ibu; sapaan mamaŋ untuk menyapa adik laki-laki dari ayah atau ibu; sapaan bibi untu menyapa adik perempuan dari ayah atau ibu; sapaan [kakaŋ] untuk menyapa kakak laki-laki; sapaan tétéh untuk menyapa kakak perempuan. Dalam ranah ketetanggan untuk sesama MB, sapaan-sapaan yang digunakan sejajar dengan sapaan-sapaan dalam keluarga inti dan luas. Sedangkan untuk menyapa etnis lain, MB menggunakan sapaan yang berasal dari bahasa etnis tersapa. Kata Kunci : Kata Sapaan, Masyarakat Banten, Ranah Keluarga, Ranah Ketetanggaan, Dialek Jawa Banten