Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGEMBANGAN WISATA HUTAN MANGROVE BERBASIS ECOTOURISM DI DESA PENAGAN KECAMATAN MENDO BARAT KABUPATEN BANGKA PROVINSI BANGKA BELITUNG Ririn Amelia; Revy safitri; Ferra Fahriani
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jpu.v4i2.176

Abstract

Salah satu desa yang berpotensi untuk wisata Hutan Mangrove di Kecamatan Mendo Barat adalah Desa Penagan. Desa ini memiliki luas daerah sebesar 44,71 km2 dengan jarak 60 km dari pusat kecamatan. Desa Penagan memiliki kawasan Hutan Mangrove yang terletak di Pantai Tanjung Raya dan berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata. Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan wisata Mangrove berbasis ecotourism diharapkan menjadi solusi dalam permasalahan masyarakat dan merupakan kegiatan yang berkelanjutan. Berbagai kegiatan dilakukan untuk pengembangan wisata hutan Mangrove di Desa Penagan antara lain: penanaman 200 pohon Cemara Laut dan Bakau di kawasan Pantai Tanjung Raya, pembangunan Jembatan di kawasan hutan Mangrove, mengidentifikasi flora dan fauna disekitar kawasan, pembuatan spot selfie untuk mengundang daya tarik wisatawan, pembuatan cinderamata dari bahan baku lokal yaitu limbah cangkang kepiting, dan membuat media sosial instagram guna mempromosikan kegiatan yang ada di Desa Penagan. Kegiatan ini mendapat respon positif dari baik dari warga sekitar maupun pemerintah daerah. Hal ini ditunjukan oleh pernyataan Camat Mendo Barat dalam sambutannya pada acara peresmianwisata Hutan Mangrove untuk segera mengusulkan dan membuat peraturan desa mengenai pelestarian Hutan Mangrove di Desa Penagan. Selain itu, terdapat potensi lainnya yang dapat dikembangkan dari Desa Penagan, yaitu limbah cangkang kepiting yang dapat dijadikan souvenir sebagai cri khas dari Desa Penagan
Pemetaan Konsistensi Tanah Menggunakan Sistem Informasi GeografisBerdasarkan Nilai Uji PenetrasiKerucut (CPT) Meissy Pratiwi; Ferra Fahriani; Roby Hambali
Jurnal Fondasi Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fondasi.v10i1.10606

Abstract

Sebagai ibu kot aprovinsi, perkembangan infrastruktur di Kota Pangkalpinang cukup signifikan. Kajian pemetaan konsistensi tanah berdasarkan nilai CPT sangat diperlukan untuk menyediakan informasi spasial konsistensi tanah di Kota Pangkalpinang agar identifikasi awal dalam perencanaan suatu pekerjaan bangunan dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kedalaman tanah keras, klasifikasi tanah dan konsisitensi tanah berdasarkan data CPT di Kota Pangkalpinang.  Pada penelitian ini digunakan data sekunder berupa data CPT, peta administrasi dan peta DEM Kota Pangkalpinang. Data CPT yang digunakan berjumlah 77 titik yang tersebar pada 22 lokasi di Kota Pangkalpinang.Metode interpolasi spasia lyang digunakan pada penelitian  ini adalah metode IDW (Inverse Distance Weighted) yang telah terintegrasi pada perangkat lunak ArcGIS 10.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kedalaman tanah keras di Kota Pangkalpinang berdasarkan nilai tahanankonus(qc)berkisarantara 1.8 m – 21.6 m. Elevasitanahkerastertinggidengan interval sebesar 12.38 – 21.60 mdpl, sementara lokasi dengan elevasi tanah keras terdalam   terletak di TangkiTimbun (KecamatanPangkalbalam) dengan interval elevasisebesar -16.04 – (-10.21) mdpl. Klasifikasi tanah berdasarkan korelasi antara nilai rasio gesekan(FR) dengan nilai tahanan konus(qc) pada kedalaman tanah yang ditinjau terdiri dari pasir, pasirberlanau, lanauberpasir dan lanau, lempungberlanau, dan gambut. Kosistensitanah di Kota Pangkalpinang berdasarkan nilai tahanan konus(qc) pada kedalamantanahyang ditinjauadaempat,yaituagakpadat, padat, keras(hard), dan sangatpadat.   
ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA Ferra Fahriani; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 3 No 2 (2015): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.498 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v3i2.1219

Abstract

Kawasan pantai di utara Kabupaten Bangka merupakan salah satu kawasan pantai yang indah yang belum dikelola secara professional. Pembangunan gedung-gedung pada daerah pantai tidak hanya sebatas bangunan gedung satu lantai tetapi dapat juga dibangun gedung lebih dari satu lantai. Untuk keperluan tersebut perlu dianalisis daya dukung tanah dan penurunan pondasi pada daerah pantai. Daya dukung tanah dan penurunan pondasi berhubungan erat dengan beban struktur bangunan yang dibangun diatasnya. Pada ketiga lokasi penelitian dilakukan uji daya dukung tanah menggunakan alat uji sondir dengan standar pengujian sondir berdasarkan SNI 2827:2008. Berdasarkan hasil uji sondir dilakukan analisis daya dukung pondasi selanjutnya menganalisis penurunan pondasi yang terjadi di daerah tersebut. Dari hasil penelitian daya dukung tanah untuk kisaran kedalaman lebih dari 2 m termasuk kategori tanah dengan daya dukung tanah kaku dan sangat kaku. Sedangkan daya dukung tanah untuk kisaran kedalaman 4-5 m termasuk kategori tanah dengan daya dukung tanah sangat kaku dan keras. Penurunan yang terjadi masih dalam batas keamanan kurang dari 2,5 cm. Setiap lokasi memiliki nilai penurunan yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh daya dukung tanah di masing-masing lokasi. Pantai penyusuk memiliki nilai penurunan yang paling kecil karena daya dukung tanahnya paling besar. Semakin kecil daya dukung tanah maka penurunan akan semakin besar. Semakin besar beban yang harus ditahan pondasi maka penurunan yang terjadi akan semakin besar.
ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG Ferra Fahriani
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 4 No 1 (2016): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.945 KB)

Abstract

Pekerjaan timbunan diperlukan sebelum membangun suatu konstruksi, apabila dibangun pada suatu tanah dengan kontur tanah yang tidak merata atau pada kondisi tanah dengan tingkat kekerasan yang rendah. Adanya pekerjaan timbuanan membentuk suatu lereng baru, sehingga perlu dianalisis kestabilan lereng tersebut. Kestabilan lereng ditunjukkan dari angka keamananlereng. Pada pekerjaan konstruksi ketinggian timbunan pada suatu pekerjaan akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi permukaan dan kekerasan tanah pada suatu wilayah. Pada penelitian ini pengaruh ketinggian timbuanan dianalisis dalam permodelan mengguanakn software PLAXIS, dengan memodelkan ketinggian timbunan 1m sampai 5 m. Hasil analisis menunjukkan bahwa meningkatnya ketinggian tanah timbunan mengakibatkan menurunnya angka keamanan lereng dengan persentase penurunan semakin kecil tiap penambahan ketinggian. Penurunan angka keamanan lereng tiap 1 meter semakin kecil, pada peningkatan ketinggian sampai 5 meter persentase penuruan angka kemanan lereng sebesar 2,47% terhadap ketinggian 4 meter. Penurunan angka keamanan lereng menunjukkan penurunan kestabilan lereng. Penurunan kesatbilan lereng ini terjadi karena adanya penambahan beban akibat bertambahnya ketinggian timbunan yang harus ditahan oleh tanah asli.
ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA Ferra Fahriani
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 4 No 2 (2016): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.544 KB)

Abstract

Tanah yang memiliki kekuatan yang rendah menyebabkan ketidakstabilan konstruksi yang dibangun diatasnya. Salah satu usaha peningkatan stabilitas tanah adalah dengan cara penimbunan tanah. Apabila suatu tanah diberikan tambahan beban berupa timbunan maka akan terbentuk lereng baru yang menyebabkan terjadi perubahan tegangan pada tanah yang berdampak pada perubahan stabilitas pada tanah. Tanah timbunan dapat berupa tanah tanpa bahan tambahan maupun tanah dengan bahan tambahan. Dengan memberikan bahan tambahan diharapkan kekuatan tanah semakin meningkat. Salah satu bahan tambahan yang dapat digunakan untuk peningkatan kekuatan pada tanah adalah sabut kelapa. Secara teoritis peningkatan kekuatan geser tanah mengakibatkan peningkatan nilai angka keamanan lereng yang menunjukkan peningkatan pada stabilitas lereng. Pada penelitian ini dilakukan analisis kestabilan lereng timbunan dengan memodelkan timbunan diatas tanah lunak menggunakan software PLAXIS. Tanah timbunan yang digunakan dalam analisis berupa tanah dengan penambahan sabut kelapa . Hasil analisis angka keamanan lereng timbunan menunjukkan peningkatan kestabilan lereng timbunan pada tanah dengan tambahan 0 sampai 5% sabut kelapa yang ditunjukkan oleh angka keamanan lereng pada masing-masing permodelan yaitu 3,11;3,20;3,24;3,36;3,47. Peningkatan angka keamanan lereng pada kelapa sampai penambahan 5% sabut kelapa pada tanah hanya mencapai 11,90 %, dan rata-rata peningkatan angka keamanan lereng setiap penambahan 1 % sabut kelapa pada tanah timbunan sebesar 2,27 %.
ANALISIS KONFIGURASI TIANG PANCANG KELOMPOK TERHADAP DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN TIANG Claudya Tamara; Ferra Fahriani
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 5 No 2 (2017): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.838 KB)

Abstract

Pada proyek pembangunan RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang mini pile dengan sistem group pile. Sistem group pile pada pondasi di pembangunan rumah sakit ini direncanakan memiliki jumlah tiang pancang yang berbeda yaitu tiga tiang, empat tiang, lima tiang, enam tiang, tujuh tiang, delapan tiang, dan sepuluh tiang. Sistem group pile tidak lepas dari perencanaan konfigurasi yang paling baik untuk mendapatkan nilai daya dukung tinggi dan penurunan yang rendah. Maka dari itu, pada penelitian ini akan dilakukan variasi konfigurasi tiang pancang dengan memodelkan konfigurasi yang berbeda dengan jumlah tiang yang sama dengan pembangunan rumah sakit ini. Selanjutnya, akan dibandingkan nilai daya dukung dan penurunan tiang mana nilai yang terbaik. Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan metode langsung (Direct One) dan faktor effisiensi tiang untuk analisis daya dukung tiang sedangkan metode Vesic untuk analisis penurunan tiang. Perhitungan dilakukan berdasarkan data tanah yang didapat berupa data sondir. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pengaruh konfigurasi tiang pancang kelompok terhadap daya dukung tiang dipengaruhi oleh besarnya effisiensi tiang (Eg) semakin besar effisiensi tiang semakin besar pula daya dukungnya sedangkan pengaruh konfigurasi tiang pancang kelompok terhadap penurunan tiang dipengaruhi oleh besarnya lebar tiang kelompok (Bg) semakin besar lebar tiang kelompok semakin besar pula penurunan tiang kelompoknya.
PENGARUH ANGKA POISSON DAN MODULUS GESER TANAH TERHADAP AMPLITUDO DAN FREKUENSI PADA PEMODELAN FONDASI BLOK TIDAK TERTANAM UNTUK MESIN DIESEL Nur Ikhsan; Ferra Fahriani; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 6 No 2 (2018): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.829 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v6i2.1294

Abstract

Pada fondasi mesin, pemilihan angka Poisson (µ) dan modulus geser tanah (G) menjadi hal penting dalam perencanaannya karena merupakan parameter-parameter dinamis tanah yang sangat berpengaruh pada frekuensi alami dan amplitudo getaran yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan memodelkan fondasi jenis blok tidak tertanam dan menggunakan mesin diesel. Pada analisis statis, dihitung daya dukung dan penurunan, sementara analisis dinamis memperhitungkan frekuensi alami dan amplitudo getaran yang terjadi pada getaran vertikal dan horizontal. Pada analisis statis diperoleh daya dukung dengan metode Terzaghi = 551,500 kN/m2 dan daya dukung ijin = 183,813 kN/m2, sedangkan penurunan yang terjadi = 25,480 mm. Pengaruh pemilihan angka Poisson (µ) dan modulus geser tanah (G) dilakukan dengan cara membuat 3 variasi nilai yang akan digunakan pada analisis dinamis. Variasi 1 dengan µ= 0,1 dan G= 204,5455 ton/m2, Variasi 2 dengan µ= 0,2 dan G= 281,250 ton/m2 serta Variasi 3 dengan µ= 0,3 dan G= 346,1538 ton/m2 .Pemilihan angka poisson dan modulus geser tanah memberikan pengaruh terhadap frekuensi alami dan amplitudo getaran yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai angka poisson dan modulus geser tanah, maka nilai frekuensi alami dan amplitudo yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Namun, pada getaran vertikal terjadi penurunan untuk nilai amplitudo.
ANALISIS ULANG STRUKTUR BANGUNAN AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI BANDARA DEPATI AMIR PANGKALPINANG Vania Oktiani Pariyan; Indra Gunawan; Ferra Fahriani
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 6 No 2 (2018): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1296.109 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v6i2.1297

Abstract

Dalam melakukan pelayanan lalu lintas udara, ketinggian bangunan ATC di Bandara Depati Amir saat ini dinilai kurang tinggi, sehingga pengawasan terhadap pergerakan pesawat tidak optimal. Untuk meningkatkan pelayanan lalu lintas udara, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) melaksanakan pembangunan menara pengawas yang baru untuk Bandara Depati Amir – Pangkalpinang. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap struktur bangunan Air Traffic Control (baru) di Bandara Depati Amir – Pangkalpinang berdasarkan pelaksanaan di lapangan. Struktur pelat S1 dan S2 memenuhi syarat rasio penulangan serta memenuhi syarat kekuatan. Struktur balok G2, B3, CG, LB dan CB1A memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser, struktur balok G1 dan G3 pada daerah tumpuan memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser namun pada daerah lapangan tidak memenuhi syarat rasio penulangan. Pada balok B1 pada daerah tumpuan tidak memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser, sedangkan pada daerah lapangan memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser. Untuk struktur baja, struktur kolom baja (WF 450x200) tidak mampu menahan beban yang bekerja, dengan hasil analisis tidak memenuhi syarat interaksi kuat aksial dan lentur namun memenuhi syarat kekuatan geser. Struktur balok baja (WF 200x100, WF 300x150, WF 300x175 dan WF 400x200) mampu menahan beban yang bekerja, dengan hasil analisis memenuhi syarat interaksi kuat aksial dan lentur serta syarat kekuatan geser. Sambungan balok mampu menahan beban-beban yang bekerja, ketebalan baseplate mencukupi ketebalan minimum yang dibutuhkan, sedangkan baut angkur tidak memenuhi syarat interaksi kuat tarik dan geser.
ANALISIS KORELASI NILAI N-SPT DENGAN NILAI TAHANAN KONUS SONDIR MENGGUNAKAN METODE STATISTIKA Desy Arisandi; Yayuk Apriyanti; Ferra Fahriani
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 5 No 1 (2017): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.581 KB)

Abstract

Pertumbuhan infrastruktur di Kota Pangkalpinang berkembang semakin pesat dan menyebabkan semakin sedikit ruang gerak dan lahan kosong pada wilayah ini. Penyelidikan tanah lapangan yang digunakan adalah pengujian CPT (Cone Penetration Test) dan pengujian SPT (Standard Penetration Test). Oleh karena itu perlu dilakukan analisis korelasi antara N-SPT dengan qc-CPT untuk membantu penyelidikan tanah yang lebih ekonomis. Analisis data tanah dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan tanah pada 4 lokasi proyek di Wilayah Kota Pangkalpinang yang meliputi data sondir (CPT) dan data SPT dengan menggunakan program SPSS. Tahapan analisis pengujian statistika yaitu uji normalitas, analisis regresi, dan uji t. Hasil analisis pengujian statistik dari 4 lokasi proyek yang telah diperhitungkan membuktikan bahwa Proyek Pembangunan Gedung Bank Indonesia Bangka Belitung merupakan proyek dengan model persamaan regresi terbaik. Hal tersebut terbukti dengan nilai koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2) yang tertinggi paling mendekati nilai 1 serta uji t yang menunjukkan bahwa variabel N berpengaruh signifikan terhadap variabel qc. Sedangkan hasil korelasi SPT-CPT diperoleh dari data Proyek Pembangunan Kantor Terpadu Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar qc = 4,377 N – 5,909, untuk Proyek Pembangunan Kantor Bank Sumsel Babel Pangkalpinang sebesar qc = 0,075 N2 + 3,590 N + 6,294, untuk Proyek Pembangunan Dermaga CPO Ketapang Pelabuhan Pangkal Balam sebesar qc = -0,001 N3 + 0,054 N2 + 1,844 N + 15,736, dan Proyek Pembangunan Gedung Bank Indonesia Bangka Belitung sebesar qc = -0,001 N3 + 0,081 N2 + 1,594 N + 26,651.
ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN FONDASI TELAPAK DAN FONDASI SUMURAN PADA LAHAN EKS GALIAN TAMBANG PADA PROYEK DEPO ARSIP DI KABUPATEN BANGKA SELATAN Reka Oktaria; Ferra Fahriani; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 7 No 2 (2019): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.309 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v7i2.1628

Abstract

Fondasi telapak yang termasuk kedalam fondasi dangkal sering digunakan pada struktur bertingkat seperti yang terjadi pada kasus proyek Pembangunan Gedung Depo Arsip di Kabupaten Bangka Selatan. Pada penelitian ini dilakukan alternatife lain pemielihan jenis pondasi pada lokasi tersebut yaitu fondasi sumuran. Untuk mengetahui efisiensi kedua pondasi tersebut maka dilakukan analisis daya dukung dan penurunan fondasi.Untuk fondasi telapak daya dukung dengan menggunakan metode Skempton (1951), metode Prandtl (1920), dan metode Schmertmann (1978). Sedangkan untuk fondasi sumuran menggunakan metode deRuiter dan Beringen, metode Price dan Wardle (1982), dan metode Philipponant (1980). Penurunan fondasi menggunakan metode Penurunan Segera pada fondasi telapak dan metode Empiris (Vesic, 1970) untuk fondasi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukung yang dihasilkan oleh fondasi sumuran lebih besar dibandingkan dengan fondasi telapak sebesar 64,810%. Daya dukung fondasi telapak terbesar dihasilkan oleh fondasi telapak P3 sebesar 835,116 KN pada metode Schmertmann (1978) dan untuk daya dukung fondasi sumuran terbesar dihasilkan oleh fondasi sumuran P2 sebesar 1288,557 KN pada metode Philipponant (1980). Penurunan fondasi telapak lebih kecil daripada fondasi sumuran sebesar 28,571%. Penurunan terkecil fondasi telapak dihasilkan fondasi telapak P2 sebesar 4 mm dan untuk penurunan terkecil fondasi sumuran dihasilkan fondasi sumuran P2 sebesar 14 mm.