Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Konsentrasi Logam Berat (Pb dan Cd) pada Bagian Tumbuhan Akuatik Coix lacryma-jobi (Jali) Irawanto, Rony
Prosiding KPSDA Vol 1, No 1 (2015): Prosiding KPSDA 2015
Publisher : Prosiding KPSDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.26 KB)

Abstract

Perkembangan pembangunan menyebabkan aktivitas manusia di berbagai sektor kehidupan. Kegiatan ini seringkali menghasilkan bahan pencemar yang berdampak terhadap lingkungan. Salah satu pencemaran yang serius adalah logam berat, karena bila terserap dan terakumulasi dalam tubuh manusia dapat mengganggu kesehatan dan menyebabkan kematian. Logam berat seperti Pb (timbal) dan Cd (kadmium) bersifat toksik dan merupakan pencemar di semua media lingkungan. Konsep yang melihat peran tumbuhan sebagai teknologi alami dalam ekosistem guna mengatasi permasalahan lingkungan dikenal dengan istilah Fitoteknologi. Jenis Coix lacryma-jobi (Jali) dipilih karena dijumpai dialam pada daerah riparian di hulu sungai yang kondisi saat ini dimungkinkan tercemar oleh logam berat dari aktivitas pertanian (pupuk dan pestisida) serta aktivitas lainnya. Pendekatan fitoteknologi ini yang digunakan dalam penelitian. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan tumbuhan akuatik Coix lacryma-jobi terhadap paparan logam berat Pb dan Cd, serta konsentrasi yang terdapat pada bagian tumbuhan sebagai metode dalam fitoforensik. Penelitian dilakukan di Teknik Lingkungan ITS selama Maret 2013 s/d Desember 2014. Parameter yang diamati berupa kandungan logam berat pada media tumbuhan (pasir dan air) serta bagian tumbuhan (akar, batang dan daun), dengan variasi jumlah tiga dan lima individu. Percobaan dilakukan di greenhouse TL-ITS dengan konsentrasi paparan Pb 10.000 ppm dan Cd 400 ppm, kemudian analisis kandungan logam Pb dan Cd di laboratorium LPPM-ITS mengunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil penelitian menunjukan bahwa Coix lacryma-jobi termasuk tumbuhan akumulator dengan nilai translokasi faktor 1,07 Konsentrasi logam Pb yang ditemukan di akar 8.197 ppm, batang 242 ppm dan daun 274 ppm. Sedangkan konsentrasi logam Cd yang ditemukan pada akar 194 ppm, batang 4 ppm dan daun 6 ppm. Sehingga fitoforensik untuk logam Pb dan Cd pada tumbuhan jali terletak di akar.
Konsentrasi Logam Berat (Pb dan Cd) pada Bagian Tumbuhan Akuatik Acanthus ilicifolius (Jeruju) Irawanto, Rony
Prosiding KPSDA Vol 1, No 1 (2015): Prosiding KPSDA 2015
Publisher : Prosiding KPSDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.535 KB)

Abstract

Perkembangan pembangunan menyebabkan aktivitas manusia di berbagai sektor kehidupan. Kegiatan ini seringkali menghasilkan bahan pencemar yang berdampak terhadap lingkungan. Salah satu pencemaran yang serius adalah logam berat, karena bila terserap dan terakumulasi dalam tubuh manusia dapat mengganggu kesehatan dan menyebabkan kematian. Logam berat seperti Pb (timbal) dan Cd (kadmium) bersifat toksik dan merupakan pencemar di semua media lingkungan. Konsep yang melihat peran tumbuhan sebagai teknologi alami dalam ekosistem guna mengatasi permasalahan lingkungan dikenal dengan istilah Fitoteknologi. Jenis Acanthus ilicifolius (Jeruju) dipilih karena banyak dijumpai dialam pada muara sungai yang kondisi saat ini dimungkinkan tercemar oleh logam berat dari aktivitas industri dan sebagainya. Pendekatan fitoteknologi ini yang digunakan dalam penelitian. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan tumbuhan akuatik Acanthus ilicifolius terhadap paparan logam berat Pb dan Cd, serta konsentrasi yang terdapat pada bagian tumbuhan sebagai metode dalam fitoforensik. Penelitian dilakukan di Teknik Lingkungan ITS selama November 2013 s/d Desember 2014. Parameter yang diamati berupa kandungan logam berat pada media tumbuhan (pasir dan air) serta bagian tumbuhan (akar, batang dan daun), dengan variasi jumlah tiga dan lima individu. Percobaan dilakukan di greenhouse TL-ITS dengan konsentrasi paparan Pb 10.000 ppm dan Cd 400 ppm, kemudian analisis kandungan logam Pb dan Cd di laboratorium LPPM-ITS mengunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil penelitian menunjukan bahwa Acanthus ilicifolius termasuk tumbuhan akumulator dengan nilai translokasi faktor 1,01 Konsentrasi logam Pb yang ditemukan pada hari ke 15 pemaparan di akar 8.958 ppm, batang 41 ppm dan daun 22 ppm. Sedangkan konsentrasi logam Cd yang ditemukan pada akar 237 ppm, batang 2 ppm dan daun 1 ppm. Sehingga fitoforensik untuk logam Pb dan Cd pada tumbuhan jeruju terletak di akar.
Mapping of Collected Plants Grown in Waru-Waru and Teluk Semut Costal at Sempu Island, Malang, Indonesia Irawanto, Rony; Rahandiantoro, Apriyono; Mudiana, Deden
Proceeding International Conference on Global Resource Conservation Vol 6, No 1: Proceeding of 6th ICGRC 2015
Publisher : Proceeding International Conference on Global Resource Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.209 KB)

Abstract

The Purwodadi Botanic Garden main duty is ex-situ plants conservation, especially from dry lowland area. Conservation can be carried through the exploration and collecting the plants diversity in an priority area The selected area for plants exploration activities in next several years are small islands. Sempu Island is selected a small island. AlsoSempu Island have status as nature reserve with a diversity of ecosystems such as mangrove forests, coastal forests, lowland forests and grasslands, as well as the diversity of flora and fauna that are endemic and unique. Based on some research previously the plants diverisity of Sempu Island are 282 species included in 80 families at 10 blocks location, namely: Telaga Lele, Telaga Sat, Telaga Dowo, Gladakan, Baru-baru, Gua Macan, Teluk Ra’as, Teluk Semut, Air Tawar, and Waru-waru. This study aims to show the mapping of collected plants  from exploration in Waru-Waru and Teluk Semut Coastal in Sempu Island. mainly at two site locations are Waru-Waru and Teluk Semut that separeted into two team. This is done as a basis for planning activities in the exploration and collecting Sempu Island the following year. After conducting flora exploration of the plant collected are 274 numbers (1.106 plants material) with scientific name are 111 species. Some plant were found and collected by every team are same, around 24 species and 21 families.The new plants collection for Purwodadi Botanic Garden are 21 species. The plant collected from exploration of flora are mapping to see coverage exploration area and this picture can give us undestanding the other area could be explore. From result know that exploration flora in 2015 year  still on the coastal around the northern part of the island Sempu.Keywords: Exploration; mapping; plants; Sempu Island 
Distribution Study of Corypha utan Lamk. From Herbarium Bogorienses Specimens and the Conservation Areas in East Java Irawanto, Rony
Proceeding International Conference on Global Resource Conservation Vol 4, No 1: Proceeding of 4th ICGRC 2013
Publisher : Proceeding International Conference on Global Resource Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.209 KB)

Abstract

Species of palms widely used as building materials, household, handycrafts, food resources, oil sources, energy sources, medicinal plants, ornamental plants and environmental services plant. Species of palm that native and unique is Corypha. Palm (Arecaceae) in Indonesia has a high biodiversity so that conservation efforts are needed. Purwodadi Botanic Garden as ex-situ conservation organizations has a palm collection of 358 specimens from 93 species, including Corypha. As many palm species, Corypha also has usefull, so it can be use and take by the community. According that Corypha have slow growth and regeneration only depends from seed, with the kind of seed plants only once flowering-fruiting after then die (hepaxantic). So this research needs to be done. This study aims to determine the distribution of Corypha based on specimens in the Herbarium Bogoriensis (BO) and the conservation areas, for example, selected Baluran Natinal Park and Sempu Conservation Area (as representative of in-situ conservation) and the Purwodadi Botanic Garden (as representative of ex-situ conservation). Descriptive study was conducted based on literature references, study specimens in the herbarium and direct observations in the field. The result in Herbarium Bogoriensis recorded 85 specimens Corypha with C. utan most collected (57) and the dominant in Java. In Baluran National Park listed 187 tag point distribution of C. utans on 4 track (Batangan-Bekol, Bekol-Bama, Sumber Manting and Curah Udang). In Sempu Conservation Area recorded 32 tag point distribution of C. utan on track from Waru-waru to Telaga Lele. Meanwhile, the Purwodadi Botanic Garden has 2 plants (living collection) C. umbraculifera and C. utan that have 55 years old and only 1 specimen (herbarium collections) from C. umbraculifera. So that it is necessary to do conservation efforts, especially C. utan on insitu or exsitu conservation, or both of them. Keywords: Baluran National Park, Corypha, distribution, Herbarium Bogoriensis, Purwodadi Botanic Garden, Sempu Conservation Area
PERAN NIPAH SEBAGAI VEGATASI KUNCI, HABITAT BURUNG DAN PENYEBARANNYA DI SUNGAI KETINGAN SIDOARJO Irawanto, Rony
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.864 KB)

Abstract

Nipah (Nypa fruticans) termasuk dalam suku Arecaceae (palem) yang hidup pada kawasan mangrove. Mangrove adalah tipe ekosistem yang khas dan terdapat di daerah pantai tempat pertemuan muara daratan dan lautan.  Seperti halnya tumbuhan Arecaceae lainnya, yang memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi di Indonesia, juga memiliki berbagai potensi yang telah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat, nipah juga diketahui memilki beragam potensi sebagai pemanis, bahan makanan, bahan minuman, bahan bakar dan bahan kimia. Namun selain itu vegetasi ini dalam ekosistem mangrove dijumpai berperan penting sebagai keyspecies/vegetasi kunci dari habitat burung pantai. Sehingga peran penting nipah sebagai habitat burung perlu diungkapkan beserta dengan penyebarannya di sepanjang sungai Ketingan  - Sidoarjo menarik untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan secara eksploratif deskriptif selama Maret 2013. Hasil tercatat 41 titik sebaran Nypa fruticans yang sering dijumpai pada sepanjang tepi sungai yang bermuara ke laut.  Kata Kunci: Mangrove, Palem (Arecaceae), Vegetasi kunci, Nipah (Nypa fruticans), Ketingan - Sidoarjo.
STUDI AWAL VEGETASI RIPARIAN DI HULU DAS WELANG JAWA TIMUR Afro', Afro'; Mustofa, Ahmad Ali; Irawanto, Rony
Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/p.semitan.2021.1963

Abstract

Indonesia memiliki kurang lebih 40.000 jenis keanekaragaman tumbuhan. Tumbuhan adalah komponen vegetasi yang menyusun ekosistem hutan. Ekosistem hutan pada zona riparian berfungsi penting, namun spesifik dengan habitat peralihan antara daratan dan perairan. Vegetasi riparian ini ditemukan pada kawasan daerah aliran sungai, dari sumber air, bantaran sungai sampai ke muara. Komunitas vegetasi riparian secara alami terdiri dari pohon, herba sampai tumbuhan bawah. Sungai strategis yang kewenangannya berada di Provinsi Jawa Timur adalah DAS Welang. Sungai Welang memiliki panjang 40,6 km, secara adminstratif berada pada Kab. Malang, Kab. Pasuruan dan Kota Pasuruan dengan luasan daerah aliran sungai dari hulu sampai ke hilir adalah 498,03 km2. Namun sungai Welang saat ini mengalami permasalahan lingkungan akibat aktivitas manusia, seperti banjir, penurunan kuantitas dan kualitas air serta perubahan tata guna lahan. Perubahan tata guna lahan ataupun deforestasi di daerah hulu akan mengakibatkan banjir di daerah hilir akibat curah hujan yang jatuh tidak memiliki daerah resapan / tutupan vegetasi yang cukup, sehingga air langsung menuju ke sungai. Salah satu target utama dalam Global Strategic Plant Conservation (GSPC) adalah studi keanekaragaman tumbuhan, terutama di habitat prioritas yang terancam. Oleh karena itu, studi awal keanekaragaman tumbuhan riparian di daerah hulu DAS Welang menjadi sangat penting karena bersaing dengan laju degradasi yang sangat cepat dari berbagai permasalahan lingkungan. Studi awal ini dilakukan selama bulan Maret 2021, pada tiga lokasi DAS Welang bagian hulu. Dalam paper ini membahas secara singkat mulai penentuan lokasi studi, pengumpulan data sekunder, sampai survey dan gambaran kondisi lokasi yang dipilih untuk penelitian vegetasi lebih lanjut. Hasil studi menunjukan pada daerah hulu sungai Welang terdapat lokasi yang memiliki vegetasi riparian alami, terutama pada daerah sumber air seperti Krabyakan-Lawang, Jempinang-Purwosari dan anak sungai Dem-Purwodadi.
Inventarisasi Penambahan Koleksi Tumbuhan Selama 5 Tahun (2015-2019) di Kebun Raya Purwodadi Waskitha, Izdihar Yoga; Irawanto, Rony
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 16, No 1 (2019): Proceeding Biology Education Conference
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purwodadi Botanic Garden is an ex-situ plant conservation area that has a collection of plants for conservation, research, education, tourism and environmental services. One of the routine activities in the exploration and collection section of plants is the addition of plants collections by seeding the results of flora exploration that has been done. This study aims to determine the existence of collection plant seeds that have been planted for the last than 5 years (2015-2019). Collection of plants grown every year is is 2015: 87 numbers, 181 specimens; 2016: 85 numbers, 193 specimens; 2017: 117 numbers, 212 specimens; 2018: 163 number, 253 specimens; and 2019: 118 numbers, 266 specimens. The total addition of plant collections in the Purwodadi Botanical Garden over the past 5 years was 570 numbers, 1105 specimens, based on observations in the farm found 74% of living plants, while the rest were possible to be found or were reported as not being able to survive.
FITOREMIDIASI LINGKUNGAN DALAM TAMAN BALI Irawanto, Rony
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 2, No 4 (2010): December 2010
Publisher : Merdeka Malang University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v2i4.1382

Abstract

Taman Bali bukanlah salah satu bentuk tatanan taman tematik bernuansa tropis dalam lanskap, melainkan singkatan dari Taman Buangan Air Limbah atau lebih dikenal dengan WWG (Waste Water Garden). Konsep taman Bali ini memiliki nilai ekologi yang tinggi, sebagai fitoremidiasi, dimana penurunan kualitas lingkungan yang terjadi dari pencemaran air / limbah cair dapat dicegah / dikurangi dengan mengunakan tanaman air yang ditata secara indah. Sehingga tanaman dalam Taman Bali tidak hanya berfungsi ekologi tetapi juga estetik. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep pencegahan pencemaran lingkungan dengan tanaman dalam taman yang merupakan alternatif pengelolaan limbah yang murah, mudah, ramah lingkungan dan estetik. Beberapa jenis tanaman yang sering digunakan adalah Kana, Bambu Air, Heleconia, Keladi, Teratai, Lotus, Papirus, Lili, dan jenis tanaman lainnya yang mampu menyerap serta mengolah limbah secara alami. Konsep fitoremediasi sangat ekologis, ekonomis dan efektif dalam pengelolaan lingkungan. Pengolahan limbah mengunakan sistem lahan basah buatan dengan tanaman air dalam tatanan taman yang indah lebih dikenal dengan Waste Water Garden (WWG). Di Indonesia penerapan WWG bermula di Bali, dan terkenal dengan sebutan Taman Buangan Air Limbah (Taman BALI) dengan mengunakan jenis tanaman lokal yang sering dijumpai dan mampu menyerap serta mengolah limbah secara alami. Jenis tanaman air seperti mendong, eceng gondok, kiambang, kangkung dan teratai telah banyak diketahui dan dilakukan penelitian kemampuan fitoremediasinya. Jenis tanaman air koleksi Kebun Raya Purwodadi yang berpotensi sebagai tanaman hias dan belum banyak digali informasinya/ dilakukan penelitian yaitu Typa angustifolia, Neptunia plena, Thyponodorum lindleyanum, Myriophyllum aquaticum dan Sagittaria lancifolia.