Dwi Poetranto
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta 55283 Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI TAMBANG BATUBARA PT. RIAN PRATAMA MANDIRI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Ardyan Febrianto; Edy Nursanto; Dwi Poetranto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Rian Pratama Mandiri (RPM) adalah salah satu perusahaan kontraktor pertambangan yang bergerak dalam penambangan batubara. PT. Rian Pratama Mandiri melaksanakan kegiatan penambangan di lokasi izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) site Asam-Asam Timur milik PT. Arutmin Indonesia dengan luas area 2.498 Ha di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Sistem penambangan yang dipakai adalah open pit mining.Pit RPM adalah salah satu pit yang ada di PT. Rian Pratama Mandiri. Kegiatan penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan overburden sebelum melakukan coal getting. Dalam melakukan pengupasan overburden di pit RPM, peralatan yang digunakan adalah backhoe Doosan S500LC-V dengan kapasitas bucket 3,2 m3 yang menggunakan metode pemuatan single back-up dan top loading. Alat angkut yang digunakan adalah truk jungkit Hino 700ZS 4141 dengan kapasitas bak 18 m3. Pit RPM akan meningkatkan nilai stripping ratio sehingga target produksi pengupasan overburden yang harus dicapai adalah 515 BCM/jam.Perhitungan produksi pengupasan menggunakan simulasi teori antrian yang memasukkan parameter waktu tunggu alat angkut pada waktu edar alat angkut. Setelah dilakukan perhitungan dengan simulasi teori antrian diketahui produksi pengupasan saat ini yaitu 385,00 BCM/jam dengan angka keserasian kerja alat pada fleet 1 0,64; fleet 2 0,81 dan fleet 3 0,68. Faktor teknis yang mempengaruhi produksi adalah kondisi kerja, volume penggalian serta pemuatan, efisiensi operasi dan keserasian kerja alat. Rekomendasi yang diberikan untuk meningkatkan produksi yaitu perbaikan geometri jalan dan area pemuatan yang tidak sesuai standar, penambahan jumlah curah bucket pada material claystone dari 4 curah menjadi 5 curah, mengurangi hambatan kerja mekanis dan operasi, dan penambahan jumlah alat angkut masing-masing satu unit pada fleet 1 dan fleet 3. Produksi pengupasan berdasarkan simulasi dengan teori antrian akan meningkat menjadi 520,38 BCM/jam dengan angka keserasian kerja alat pada fleet 1 1,01; fleet 2 0,97 dan fleet 3 0,91.Kata kunci: Produksi Overburden, Alat Gali-Muat, Alat Angkut, Simulasi Antrian
KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI 780.000 TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT Rifani Faisal; Kresno Kresno; Dwi Poetranto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Semen Padang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industry semen, dan merupakan perusahaan semen terlama di Indonesia. Lokasi penambangan batugamping terletak di Bukit Karang Putih, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang, Provinsi Sumatera Barat.Tujuan penelitian yaitu mengkaji kemampuan produksi dari alat muat dan alat angkut yang digunakan pada penambangan batugamping di kuari bukit karang putih, mengkaji factor-faktor serta hambatan yang mempengaruhi penyebab tidak tercapainya produksi pada penambangan batugamping di kuari bukit karang putih, melakukan upaya peningkatan produksi dengan memperbaiki waktu kerja efektif dari alat mekanis.Permasalahan yang terjadi adalah kurang tercapainya sasaran produksi yang telah di rencanakan. Hal tersebut di karenakan berkurangnya waktu kerja efektif yang disebabkan adanya hambatan-hambatan yang dapat mengurangi waktu kerja yang sudah disediakan. Sehingga produktivitas dari peralatan mekanis tidak dapat memenuhi sasaran produksi yang diinginkan perusahaan.Kemampuan produksi alat mekanis meningkat setelah dilakukan peningkatan waktu kerja efektif, penambahan jumlah pengisian material ke bak truck dan penambahan alat angkut. Sehingga kemampuan produksi meningkat dari 680.638,68 ton/bulan menjadi 907.195,41 ton/bulan dan target produksi sebesar 780.000 ton/bulan.Kata Kunci : Produktivitas, Waktu Kerja Efektif