Maurisa Zinira, Maurisa
Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ADAB FOR A PEACEFUL WORLD: A Study of Jalaluddin Rumi’s Concept of Sufism Zinira, Maurisa
Teosofia: Indonesian Journal of Islamic Mysticism Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora - UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/tos.v5i2.1714

Abstract

Rumi’s spiritual teaching is slightly different from others' in a way that his devotional concepts put greater emphasis on ethics. Rumi believes that spirituality tightly relates to ethics, without which one neither could attain nor be able to stay in spiritual perfection. To sail to God, one should implement some ethical values best covered by the frame to love and to renunciate. To love entails loving God and His creatures, while to renunciate indicates the detachment from worldly desires. Putting these two into application, one will be able to attain the union with the Sublime Being (fana’). However for Rumi, one could be said to reach spiritual perfection only after he returned from self-mortification and gained spiritual wisdom that allows him to share universal love to the rest of human lives (baqa’).
The Movement of Islamic Defenders Front and Its Socio Political Influence on Indonesian Society Zinira, Maurisa
Religió: Jurnal Studi Agama-agama Vol 5 No 2 (2015): September
Publisher : Program Studi Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.816 KB)

Abstract

Artikel ini mendiskusikan gerakan Front Pembela Islam (FPI) di Indonesia dengan menyorot pada beberapa poin: 1) faktor dan konteks geopolitik yang mempengaruhi munculnya FPI; 2) ideologi kelompok FPI; dan 3) perkembangan FPI di Indonesia. Dalam perkembangannya, gerakan FPI sering kali menimbulkan kontroversi. Mereka mengklaim dirinya sebagai representasi kaum Muslim yang bertugas untuk memantau sekaligus memerintahkan umat Muslim untuk berbuat baik dan melarang mereka dari berbuat jahat (al-amr bi al-ma’rûf wa al-nahy ‘an al-munkar). Namun dalam praktiknya, mereka menjustifikasi langkah-langkah yang tidak konstitusional (seperti aksi kekerasan) demi menegakkan jargon tersebut. Di sisi lain, FPI tidak hanya keberatan terhadap kebobrokan sosial, tapi juga menentang eksistensi kelompok minoritas seperti Syi’ah dan Ahmadiyah. Dengan model gerakan takfiri, FPI secara konstan beranjak untuk mengembangkan budaya takut dalam masyarakat. Hal ini tentu menjadi tantangan serius bagi masyarakat Indonesia yang mendambakan kedamaian dan harmoni sosial. Pemerintah dalam hal ini perlu mengambil sikap yang tegas untuk melawan tindakan-tindakan intoleran melalui penegakan hukum yang serius, sekaligus menyebarkan pesan-pesan perdamaian. Jika tidak, kekuatan-kekuatan tak beradab itu akan terus berkembang dengan aksi-aksi teror yang meresahkan masyarakat.
ADAB FOR A PEACEFUL WORLD: A Study of Jalaluddin Rumi’s Concept of Sufism Maurisa Zinira
Teosofia: Indonesian Journal of Islamic Mysticism Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora - UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/tos.v5i2.1714

Abstract

Rumi’s spiritual teaching is slightly different from others' in a way that his devotional concepts put greater emphasis on ethics. Rumi believes that spirituality tightly relates to ethics, without which one neither could attain nor be able to stay in spiritual perfection. To sail to God, one should implement some ethical values best covered by the frame to love and to renunciate. To love entails loving God and His creatures, while to renunciate indicates the detachment from worldly desires. Putting these two into application, one will be able to attain the union with the Sublime Being (fana’). However for Rumi, one could be said to reach spiritual perfection only after he returned from self-mortification and gained spiritual wisdom that allows him to share universal love to the rest of human lives (baqa’).
The Movement of Islamic Defenders Front and Its Socio Political Influence on Indonesian Society Maurisa Zinira
Religió: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 5 No. 2 (2015): September
Publisher : Department of Religious Studies, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.816 KB) | DOI: 10.15642/religio.v5i2.578

Abstract

Artikel ini mendiskusikan gerakan Front Pembela Islam (FPI) di Indonesia dengan menyorot pada beberapa poin: 1) faktor dan konteks geopolitik yang mempengaruhi munculnya FPI; 2) ideologi kelompok FPI; dan 3) perkembangan FPI di Indonesia. Dalam perkembangannya, gerakan FPI sering kali menimbulkan kontroversi. Mereka mengklaim dirinya sebagai representasi kaum Muslim yang bertugas untuk memantau sekaligus memerintahkan umat Muslim untuk berbuat baik dan melarang mereka dari berbuat jahat (al-amr bi al-ma’rûf wa al-nahy ‘an al-munkar). Namun dalam praktiknya, mereka menjustifikasi langkah-langkah yang tidak konstitusional (seperti aksi kekerasan) demi menegakkan jargon tersebut. Di sisi lain, FPI tidak hanya keberatan terhadap kebobrokan sosial, tapi juga menentang eksistensi kelompok minoritas seperti Syi’ah dan Ahmadiyah. Dengan model gerakan takfiri, FPI secara konstan beranjak untuk mengembangkan budaya takut dalam masyarakat. Hal ini tentu menjadi tantangan serius bagi masyarakat Indonesia yang mendambakan kedamaian dan harmoni sosial. Pemerintah dalam hal ini perlu mengambil sikap yang tegas untuk melawan tindakan-tindakan intoleran melalui penegakan hukum yang serius, sekaligus menyebarkan pesan-pesan perdamaian. Jika tidak, kekuatan-kekuatan tak beradab itu akan terus berkembang dengan aksi-aksi teror yang meresahkan masyarakat.