Dwi Ishartani
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGGUNAAN PEMANIS RENDAH KALORI PADA PEMBUATAN VELVA UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) Wulandari, Rini; Affandi, Dian Rachmawanti; Ishartani, Dwi
Jurnal Teknosains Pangan Vol 3, No 3: Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan pemanis rendah kalori (stevia, madu, dan sorbitol)  terhadap sifat sensoris velva ubi jalar ungu, selanjutnya velva pemanis rendah kalori terbaik dibandingkan dengan kontrol (gula pasir) diuji sifat fisik (overrun, dan daya leleh) serta sifat kimia (kadar air, pati, padatan terlarut, aktivitas antioksidan, total antosianin, dan total kalori). Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu jenis pemanis (stevia, madu dan sorbitol). Tiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan sampel dengan 2 kali analisis. Hasil sensori menunjukkan madu dan sorbitol adalah pemanis terbaik. Hasil analisa sifat fisik velva ubi jalar ungu antara lain: overrun (gula pasir 23,80%), (madu 26,39%), (sorbitol 25,37%); daya leleh (gula pasir 18,68 menit), (madu 17,29 menit), (sorbitol 18,00 menit). Sedangkan hasil analisa kimianya antara lain: kadar air (gula pasir 67,77%), (madu 74,34%), (sorbitol  70,98%); pati (gula pasir 88,53%), (madu 88,26%), (sorbitol 34,43%); padatan terlarut (gula pasir 27,90 0Brix), (madu 22,00 0Brix), (sorbitol 25,10 0Brix); aktivitas antioksidan (gula pasir 10,74 %/mg bahan), (madu 11,52 %/mg bahan), (sorbitol 3,95 %/mg bahan); total antosianin (gula pasir 37,76 ppm), (madu 40,93 ppm), (sorbitol 40,71 ppm); total kalori (gula pasir 3676,85 kal/g), (madu 3230,40 kal/g), (sorbitol  3524,34 kal/g).Kata Kunci : Ubi Jalar Ungu, Velva, Stevia, Sorbitol, Madu
KAJIAN UMUR SIMPAN MANISAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT Rahayu, Frederica Ariesta; Ishartani, Dwi; Anandito, R. Baskara Katri
Jurnal Teknosains Pangan Vol 3, No 1: Januari 2014
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketersediaan daging buah tomat yang melimpah dimana daging buah tomat ini merupakan limbah dari perusahaan pembenihan yangberada di Salatiga yaitu CV. Ever Fresh. Limbah daging buah tomat tersebut dimanfaatkan oleh UKM Superfood Agrikarya Mandiri yang berada di Boyolali untuk diolah menjadi manisan tomat. Namun, manisan yang dihasilkan memiliki umur simpan relatif singkat dan fluktuatif sekitar 2 minggu sampai 3 bulan. Berdasarkan kasus tersebut maka dilakukan upaya untuk memperpanjang umur simpan manisan tomat dengan cara menambahkan pengawet yaitu natrium benzoat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh natrium benzoat terhadap umur simpan manisan tomat, mengetahui pengaruh natrium benzoat terhadap kadar vitamin C dan likopen manisan tomat pada awal dan akhir periode pengujian, mengetahui jumlah total koloni manisan tomat selama pengujian umur simpan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu penambahan pengawet natrium benzoat kemudian disimpan dalam inkubator dengan suhu 350C, 450C, 550C sebagai prosedur untuk pengujian umur simpan kemudian diuji kadar likopen, vitamin C, total koloninya pada H-0 dan H-25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Penambahan natrium benzoat dapat mempertahankan kadar vitamin C manisan tomat. (2) Penambahan natrium benzoat tidak dapat  mempertahankan kadar  likopen  manisan tomat.  (3) Selama penyimpanan,  manisan tanpa  penambahan natrium benzoat mengandung total mikroba lebih banyak dibandingkan dengan manisan dengan penambahan benzoat. (4) Umur simpan manisan tanpa penambahan natrium benzoat yaitu 32 hari. Umur simpan manisan dengan penambahan natrium benzoat yaitu 36 hari. Kata kunci: manisan tomat, umur simpan, vitamin c, likopen, pengawet, natrium benzoat
PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta Arundinacea L) SEBAGAI PENGGANTI TERIGU DALAM PEMBUATAN BISKUIT TINGGI ENERGI PROTEIN DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus Vulgaris L) Irmawati, Fitri Mey; Ishartani, Dwi; Affandi, Dian Rachmawanti
Jurnal Teknosains Pangan Vol 3, No 1: Januari 2014
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan tepung garut dan tepung kacang merah terhadap sifat sensoris, fisikokimia dan energi yang dihasilkan biskuit, serta dibandingkan dengan SNI biskuit tahun 2011.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung umbi garut dan tepung kacang merah mempengaruhi sifat sensoris, sifat fisikokimia, dan energi yang dihasilkan pada biskuit. Biskuit yang paling disukai adalah biskuit dengan bahan baku tepung umbi garut 60 gr dan tepung kacang merah 20 gr. Rasio pengembangan biskuit tepung garut terbaik 8,36%. F max biskuit tepung garut terbaik 30,72 N. Rentang warna biskuit garut adalah warna kekuningan. Sifat kimia biskuit tepung garut terbaik yaitu kadar air (2,40%), kadar abu (3,17%), kadar lemak (13,70%), kadar protein (10,79%), kadar karbohidrat (72,19%), dan %FFA (0,63%). Kadar air, kadar protein dan %FFA biskuit tepung garut terbaik memenuhi syarat mutu biskuit tahun 2011 (SNI 293:2011). Energi yang diberikan biskuit tepung garut sebesar 444,61 kkal Kata kunci: : garut, kacang merah, biskuit, sifat sensoris, sifat fisik, sifat kimia, tinggi energi protein
PENGGUNAAN PEMANIS RENDAH KALORI PADA PEMBUATAN VELVA UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L.) Wulandari, Betty; Ishartani, Dwi; Affandi, Dian Rachmawanti
Jurnal Teknosains Pangan Vol 3, No 3: Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan pemanis rendah kalori terhadap sifat sensori velva yang terbaik, selanjutnya dianalisis fisik (overrun dan daya leleh) serta kimia (kadar air, padatan terlarut, kadar pati, total kalori, aktivitas antiosidan dan β-karoten) dibandingkan dengan kontrol (sukrosa). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu jenis pemanis rendah kalori (stevia, madu dan sorbitol). Tiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali perulangan dan 2 kali analisis. Hasil analisis sensori menunjukkan bahwa penggunaan pemanis madu dan sorbitol memiliki tingkat kesukaan lebih tinggi dibandingkan pemanis stevia pada semua parameter velva. Overrun velva dengan pemanis sukrosa 25,51%, sorbitol 26,38% dan madu 27,04 %. Daya leleh velva dengan pemanis sukrosa 15,51 menit, sorbitol 15,38 menit dan madu 15,12 menit. Kadar air velva dengan pemanis sukrosa 70,94%, sorbitol 73,874% dan madu 77,398 %;  padatan terlarut velva dengan pemanis sukrosa 26,13°Brix, sorbitol 23,00°Brix dan madu 20,03°Brix; kadar pati velva dengan pemanis sukrosa 90,53%, sorbitol 25,83% dan madu  86,24%; total kalori velva dengan pemanis sukrosa 4058,28 kal/gram, sorbitol 3963,11 kal/gram dan madu 3594,55 kal/gram; aktivitas antioksidan velva dengan pemanis sukrosa 3,01%, sorbitol 2,75% dan madu 4,93% dan β-karoten velva dengan pemanis sukrosa 28,77 μg/g, sorbitol 34,47 μg/g dan madu 87,50 μg/g. Kata Kunci : Ubi Jalar Oranye, Velva, Stevia, Madu, Sorbitol
KAJIAN SIFAT FUNGSIONAL DAN SENSORIS CAKE UBI JALAR KUNING (Ipomoea batatas L.) DENGAN BERBAGAI VARIASI PERLAKUAN Hastuti, Isthika Tri; Rachmawanti, Dian; Ishartani, Dwi
Jurnal Teknosains Pangan Vol 3, No 1: Januari 2014
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat sensoris dan fungsional (kadar beta karoten, aktivitas antioksidan, dan kadar serat pangan) cake ubi jalar kuning dengan berbagai variasi perlakuan. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak  lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu variasi bahan dasar pembuatan cake ubi jalar kuning. Variasi bahan dasar yang digunakan  yaitu terigu - ubi jalar kuning (tepung ubi jalar kuning dan pasta ubi jalar kuning) dan mocaf - ubi jalar kuning (tepung ubi jalar kuning dan pasta ubi jalar kuning). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cake terigu dan ubi jalar kuning maupun cake mocaf dan ubi jalar kuning menurunkan tingkat kesukaan panelis. Kadar beta karoten, aktivitas antioksidan, dan kadar serat pangan total pada cake mocaf - pasta ubi jalar kuning, cake terigu - pasta ubi jalar kuning, cake mocaf - tepung ubi jalar kuning, cake terigu - tepung ubi jalar kuning, dan cake terigu masing- masing sebesar 41,70 µg/g, 13,995 % dan 3,400 %; 37,35 µg/g, 12,740 %, dan 3,117 %; 35,98 µg/g, 10,905 %, dan4,130 %;  33,26  µg/g,  9,790  %,  dan  3,818 %;  25,94  µg/g, 8,750  %,  dan  1,765  %.  Ubi jalar  kuning  dan  mocaf meningkatkan sifat fungsional dari cake. Kata kunci: cake, ubi jalar kuning, mocaf, sifat sensoris, sifat fungsional 
FORMULASI TEH HERBA MANIS (TEH HIJAU-STEVIA-HERBA): ORGANOLEPTIK, ANTIOKSIDAN DAN TOTAL KALORI Ariviani, Setyaningrum; Ishartani, Dwi
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.664 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12876

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk formulasi teh herba manis (teh hijau-stevia-herba) yang disukai konsumen dan menentukan kadar antioksidan dan kalorinya. Sebagai pemanis digunakan stevia karena diketahui memiliki kapasitas antioksidan. Herba yang digunakan terdiri dari jahe, kayu manis dan cengkeh karena kandungan senyawa fenolik yang dapat berperan sebagai antioksidan dan secara kultural biasa digunakan dalam minuman.  Teh herba manis yang disukai konsumen berdasarkan warna, aroma, rasa dan kenampakan keseluruhan seduhan teh adalah formula dengan proporsi teh hijau : stevia 65: 35, proporsi herba 15% terhadap campuran teh hijau-stevia, menggunakan lebih dari satu macam herba. Teh herba manis ini memperlihatkan kadar antioksidan yang tinggi, yaitu 157.73 – 162.67mg fenol/ saji. Total kalori teh yang diuji jauh lebih rendah dibandingkan gula, yaitu sebesar 30 – 152 kal/saji. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa teh herba manisini cukup prospektif untuk dikembangkan sebagai minuman fungsional berbasis bahan lokal. Kata kunci: antioksidan, kalori, formulasi, teh herba manis 
KANDUNGAN PROKSIMAT, ASAM SIANIDA, ASAM FITAT DAN TEKSTUR TAHU KEDELAI (Glycine max)-KORO PEDANG PUTIH (Canavalia ensiformis) DENGAN PENGGUMPAL ASAM ASETAT Ishartani, Dwi; Affandi, Dian R.; Amanto, Bambang S.; Rahayu, Puji P.
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 12, No 1 (2019): Februari
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.086 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v12i1.37300

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi asam asetat sebagai penggumpal terhadap kandungan proksimat, asam sianida, asam fitat dan tekstur tahu kedelai-koro pedang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap satu faktor yaitu konsentrasi asam asetat (0,20%; 0,25%; dan 0,30%). Sampel disiapkan dalam tiga ulangan dan data yang dihasilkan dianalisis secara statistic menggunakan One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan DMRT (α:5%) jika terdapat beda nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi asam asetat menghasilkan tahu dengan kadar asam sianida dan F max yang semakin tinggi tetapi kadar air dan abu yang semakin rendah. Konsentrasi asam asetat tidak berpengaruh terhadap kadar protein, lemak, dan asam fitat tahu kedelai-koro pedang putih yang dihasilkan.