Kelli Swazey
Universitas Gadjah Mada

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Contestation in Gamelan Making Rituals: Tensions between Old and New Understandings Andri Handayani; Kelli Swazey
Humaniora Vol 30, No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.457 KB) | DOI: 10.22146/jh.35463

Abstract

Performing ritual before making gamelan as one of stages of producing gamelan orchestra has changed. The decision of gamelan masters to perform ritual is affected by their worldview, socio-religious and economic changes in their surroundings. This research aims to identify contestation in gamelan making rituals especially the tensions that occur between old and new understanding of gamelan masters. The study was conducted from March 2013 to April 2015. Semi-structured interview was applied to 6 out of 10 gamelan masters in Wirun Village, Sukoharjo District, Central Java. The result finds that gamelan masters apply strategies such as purification, negotiation and commercialization to adapt to the changes in Wirun. These strategies occur based on the understanding of old and younger generation of gamelan masters in Wirun. Purification can be defined as gamelan masters attempt to purify their religious principle from other external influence. There are two types of purification conducted by gamelan masters; purification of Javanese belief and purification of Islamic teachings. Negotiation hitherto is a way for gamelan masters to perceive their religious perspective and Javanese traditions flexibly. While, commercialization is taken by gamelan masters who only perceive gamelan as an industrial commodity and who prioritize the market value disregarding religious values in making the gamelan. The strategies serve to allow gamelan masters to sustain their identity as gamelan craftsmen.
RITUAL PEMBUATAN GAMELAN DI DESA WIRUN, KABUPATEN SUKOHARJO Andri Handayani; Kelli Swazey
Jurnal Gama Societa Vol 2, No 1 (2018): MAY
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.053 KB) | DOI: 10.22146/jgs.35697

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ragam ritual yang dilaksanakan oleh pembuat gamelan sebelum membuat gamelan dan hal yang melatarbelakangi pelaksanaan ritual tersebut. Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi, wawancara dan studi pustaka. Penelitian ini dilaksanakan dari Maret 2013 sampai dengan April 2015. Peneliti mewawancarai 6 dari 10 ahli pembuat gamelan di desa Wirun, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Pengamatan berpartisipasi bertujuan untuk mengumpulkan data spesifik sebagai data primer. Sebagai data sekunder, penulis mengumpulkan data dari ilmuwan terkait dengan topik yang dibahas. Penelitian ini menemukan bahwa ahli pembuat gamelan memiliki pandangan dunia mereka sendiri dalam membuat gamelan. Pembuatan gamelan tidak hanya menempa bahan logam menjadi alat musik. Akan tetapi, bagi para ahli pembuat gamelan ada ritual pembuat gamelan meskipun setiap pembuat gamelan mempunyai pandangan tersendiri dalam melaksanakan ritual tersebut. Ritual- ritual yang dilaksanakan meliputi Slametan Gongso Ageng, berpuasa, tidak tidur semalaman (begadang) dan menghindari berhubungan seksual di malam sebelum pembuatan gamelan. Slametan Gongso Ageng hanya dilakukan dalam pembuatan gong yang diameternya lebih dari satu meter. Pelaksanaan ritual bertujuan untuk meminta berkah dari Tuhan untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembuatan gamelan.