Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Mesin

Peningkatan Performance Motor Bensin 4 Tak 3 Silinder yang Menggunakan Bahan Bakar Gas dengan Penambahan Blower dan Sistem Injeksi Rahardjo Tirtoatmodjo; Willyanto Willyanto
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Replacing from gasoline to gas fuel (BBG) for automotive, in fact, decreases the motor’s power. By adding some equipments such as blower (+ inverter) and BBG injection, the pressure and density of BBG and air mixture into combustion chamber will be higher. This can make the power of combustion engine be equal even bigger than using gasoline. Abstract in Bahasa Indonesia : Penggantian BBM menjadi BBG untuk kendaraan bermotor ternyata mengakibatkan penurunan daya motor yang dihasilkan. Dengan menambahkan peralatan tambahan berupa blower (+ inverter) dan injeksi BBG, maka tekanan dan kepadatan campuran BBG dan udara yang masuk ke dalam ruang bakar bisa lebih tinggi dan daya yang dihasilkan motor bakar lebih meningkat dan bisa menyamai bahkan melebihi daya motor dari motor bakar pada waktu menggunakan bensin. Kata kunci : performance, bahan bakar gas, blower, sistem injeksi, inverter
Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller Ekadewi Anggraini Handoyo; Rahardjo Tirtoatmodjo
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A diesel engine that is used widely in a rice mill needs to be cooled by water that is circulated. One way to reduce the fuel used is to find the optimum cooling water entering the engine. A research is done in a rice mill in Lumajang. It is found that the optimum temperature to get the rice milled both for IR64 and IR70 is 65oC. The fuel is reduced as much as 13.6% for IR64 if the water enters the engine at 65oC compared to 40oC. Meanwhile, it is 14.3% for IR70. The temperature of the cooling water entering the engine is maintained at the optimum temperature by controlling the volume (or the height) of the water in the cooling pond, i.e. 220 liters for IR64 and 230.6 liters for IR70. Abstract in Bahasa Indonesia : Suatu motor diesel yang banyak dipakai di huller untuk menggiling gabah membutuhkan pendinginan oleh air yang bersirkulasi. Salah satu cara untuk menghemat bahan bakar adalah dengan mencari temperatur air pendingin masuk engine yang optimal. Dari penelitian di sebuah huller di Lumajang, didapat bahwa untuk menggiling gabah IR64 dan IR70 temperatur optimal tersebut adalah 65oC. Penghematan bahan bakar jika air masuk engine pada 65oC dibanding jika masuk pada 40oC adalah 13,6% saat menggiling gabah IR64 dan 14,3% saat menggiling gabah IR70. Untuk menjaga air pendingin masuk engine pada temperatur optimal dilakukan pengaturan volume (atau ketinggian) air pendingin dalam bak pencampur, yaitu 220 liter saat menggiling IR64 dan 230,6 liter saat menggiling IR70. Kata kunci : air pendingin, motor diesel stasioner
Pemanfaatan Energi Gas Buang Motor Diesel Stasioner untuk Pemanas Air Rahardjo Tirtoatmodjo
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (1999): APRIL 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Exhaust gas from a diesel engine is having a big deal of energy. In a stationer diesel engine, the enthalpy of water will be increased by flowing the water in a spiral pipe which is located in the exhaust manifold of the engine. Using copper pipes in this heat exchanger, it's efficiency is found up to 69,5 %. Abstract in Bahasa Indonesia : Gas buang dari motor diesel masih memiliki sejumlah energi panas yang cukup tinggi. Pada motor diesel stasioner, dengan mengalirkan air pada pipa spiral yang diletakkan di dalam saluran buang akan dapat meningkatkan enthalpi dari air. Penggunaan pipa tembaga sebagai heat exchanger dapat mencapai efisiensi hingga 69,5 %. Kata kunci : motor diesel, energi gas buang, air, effisiensi energi
Unjuk Kerja Pemanas Air Jenis Kolektor Surya Plat Datar dengan Satu dan Dua Kaca Penutup Rahardjo Tirtoatmodjo; Ekadewi Anggraini Handoyo
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 2 (1999): OCTOBER 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Warm water is needed by humanbeing to take a bath, wash their clothes, their dishes etc. By the photothermal conversion, the solar energy can be used to heat the water. Flat solar collector is a tool which is used to capture energy of sun radiation then convert it into heat to heat up water in collector's pipe. The number of glass cover used effects the performance and efficiency of the collector. From this research, it is found that the efficiency of the collector is better when the cover used are two glasses than one glass. The temperature difference of incoming and outgoing water in the collector using 2 glasses 17oC higher than that of 1 glass. Abstract in Bahasa Indonesia : Air panas dibutuhkan manusia untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci baju, piring dan lain sebagainya. Dengan konversi fotothermal, maka energi panas matahari dapat dimanfaatkan untuk memanaskan air. Sebuah kolektor surya plat datar digunakan untuk memerangkap energi panas matahari dan panasnya diteruskan ke pipa-pipa yang berisi air sehingga terjadi peningkatan suhu dari air yang berada di dalam pipa tersebut. Jumlah kaca penutup dari kolektor memepengaruhi unjuk kerja dari kolektor. Secara umum diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan dua buah kaca penutup diperoleh efisiensi yang lebih baik dibandingkan hanya menggunakan satu kaca. Perbedaan suhu antara air keluar kolektor dan yang masuk ke kolektor dengan 2 kaca penutup bisa lebih tinggi hingga sekitar 17°C dibandingkan kolektor dengan sebuah kaca penutup. Kata kunci : energi tak habis terpakai, kolektor panas matahari, konversi photothermal, pemanas air
Peningkatan Unjuk Kerja Motor Diesel dengan Penambahan Pemanas Solar Rahardjo Tirtoatmodjo; Willyanto Anggono
Jurnal Teknik Mesin Vol. 1 No. 2 (1999): OCTOBER 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The imperfect combustion process will be a problem in the development effort of diesel engine's performance. Nonhomogen air-fuel mixing process is one of the factors which cause the imperfect combustion. By heating up the diesel fuel up to a certain temperature before it goes through the high pressure injection pump will lower its density and viscosity. Therefore, when injected in the combustion chamber, it will formed smaller droplets of fuel spray which result in a more homogenious air-fuel mixture. Also by using higher temperature will make the diesel fuel easier to ignite in order to compensate the limited time which is available in high speed operating conditions. Diesel fuel heating can improve the combustion process to increase the power and decrease the fuel consumption optimally. Abstract in Bahasa Indonesia : Tidak sempurnanya proses pembakaran merupakan masalah yang akan dijumpai dalam usaha peningkatan kinerja motor diesel. Proses pencampuran udara dan bahan bakar yang kurang baik menjadi salah satu faktor penyebab ketidak sempurnaan tersebut. Dengan melakukan pemanasan terhadap solar sampai temperatur tertentu sebelum masuk ke dalam pompa tekanan tinggi akan menyebabkan penurunan density dan viskositas solar, sehingga bila diinjeksikan ke dalam ruang bakar akan membentuk butiran kabut bahan bakar yang lebih halus yang akan menyebabkan proses pencampuran bahan bakar dan udara menjadi lebih homogen. Disamping itu, dengan temperatur yang lebih tinggi akan membuat solar menjadi lebih mudah terbakar sehingga dapat mengimbangi singkatnya waktu yang tersedia untuk pembakaran pada putaran tinggi. Pemanasan solar dapat dipergunakan sebagai salah satu cara untuk menyempurnakan proses pembakaran sehingga dihasilkan peningkatan daya dan penurunan konsumsi bahan bakar yang optimal. Kata kunci : peningkatan daya, penurunan konsumsi bahan bakar, motor diesel, proses pembakaran
PENINGKATAN PERFORMANCE DENGAN PENDINGIN UDARA MASUK PADA MOTOR DIESEL 4JA1 Rahardjo Tirtoatmodjo; Ekadewi Anggraini Handoyo
Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 1 (2000): APRIL 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A combustion process could be complete or incomplete depends on how much air available in the combustion chamber. An intercooler used to cool the air entering a combustion chamber increase the mass flowrate of air. Doing so could increase the possibility of reaction between fuel & air. When the air is cooled to 15°C, the increase of output power using the intercoole is about 1,8 %. Abstrak in Bahasa Indonesia : Jumlah udara yang tersedia di ruang bakar sangat menentukan kesempurnaan hasil pembakaran yang bisa dicapai. Dengan adanya pipa pendingin yang mendinginkan udara sebelum masuk ke ruang bakar akan meningkatkan kapasitas massa dari udara sehingga meningkatkan kemungkinan setiap molekul bahan bakar untuk bertemu dengan molekul udara. Peningkatan daya yang dicapai dengan penambahan pendingin ini adalah sekitar 1,8 % jika didinginkan hingga mencapai 15 °C. Kata kunci : motor diesel, pipa pendingin, daya.
PENGARUH SUHU DAN TEKANAN UDARA MASUK TERHADAP KINERJA MOTOR DIESEL TIPE 4 JA 1 Philip Kristanto; Rahardjo Tirtoatmodjo
Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 1 (2000): APRIL 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the factor that influences optimation of performance of diesel engine is an imperfect combustion in the combustion chamber. To optimize performance of this engine it is necessary to do modification by increasing air temperature and air pressure into combustion chamber. A change of inlet air temperature in the combustion chamber will effect the air density, so will influence the amount of air in the combustion chamber. The increasing air pressure into the combustion chamber will help the mixture to reach its combustion condition faster. So that combustion deceleration, specially in the high rotation speed condition can be avoided. The result of the research showed that the optimal condition can be achieved at the temperature 50°C and the pressure 3 bars. Abstrak in Bahasa Indonesia : Salah satu faktor yang mempengaruhi optimalisasi kinerja pada motor diesel adalah pembakaran kurang sempurna di dalam ruang bakar. Untuk mengoptimalkan kinerja dari motor bakar tersebut dilakukan modifikasi dengan jalan meningkatkan suhu dan tekanan udara masuk ke ruang bakar. Perubahan suhu udara masuk ruang bakar akan berpengaruh terhadap kerapatan udara, sehingga akan mempengaruhi jumlah udara yang masuk ke ruang bakar. Penambahan tekanan pada udara yang masuk ke ruang bakar akan membantu campuran mencapai kondisi pembakaran dengan lebih cepat, sehingga keterlambatan pembakaran, terutama pada kondisi kecepatan putaran yang tinggi dapat dihindari. Hasil penelitian melalui percobaan menunjukkan bahwa kondisi optimal melalui peningkatan suhu dan udara masuk ruang bakar akan dicapai pada 50°C dan tekanan 3 bar. Kata kunci : Modifikasi Motor Diesel
PENINGKATAN UNJUK KERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH DENGAN PENGGUNAAN BUSI DUA ELEKTRODE DAN BUSI TIGA ELEKTRODE Rahardjo Tirtoatmodjo; Willyanto Anggono; Slamet Basuki
Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 1 (2000): APRIL 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of supporting components in the ignition system of Spark Ignition Engine is spark plug. Ignition occurs caused by the existence of electric source energy which generates activation energy to ignite the air fuel mixture until produces power. Spark plug is a component generating the spark highly effected the completeness process in combustion chamber. The completeness of combustion process shall affects the performance of the engine. By using double electrode spark plug and multi electrode spark plug can increase the performance on optimal condition, particularly increasing of the thermal efficiency each is 2.9% and 3.7%. Abstract in Bahasa Indonesia : Salah satu komponen pendukung dalam sistem pengapian pada motor bakar torak adalah busi. Pengapian dari busi terjadi karena adanya sumber energi listrik untuk menghasilkan energi aktivasi yang digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar sehingga menghasilkan tenaga. Busi sebagai suatu piranti untuk menghasilkan busur api listrik sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan proses pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar. Kesempurnaan proses pembakaran akan mempengaruhi unjuk kerja dari motor. Dengan menggunakan busi dua elektrode dan busi tiga elektrode dapat meningkatkan unjuk kerja dari motor pada kondisi optimal khususnya peningkatan Efisiensi Thermis yaitu masing-masing 2,9% dan 3,7%. Kata kunci: Busi dua elektrode, busi tiga elektrode, energi aktivasi, peningkatan daya, penurunan konsumsi bahan bakar, proses pembakaran.
PENGARUH NAPHTALENE TERHADAP PERUBAHAN ANGKA OKTAN BENSIN UNJUK KERJA MOTOR DAN GAS BUANGNYA Rahardjo Tirtoatmodjo
Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2 (2000): OCTOBER 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Octane number is a reference to measure quality of gasoline as the fuel of gasoline engine. Gasoline with higher octane number gives less tendency to knocking. Naphtalene is a chemical solution that gives positive effect to rise the octane number. Octane number of gasoline can be measured by CFR engine. Using a motor Daihatsu CB-23, the best power obtained by using a grain of naphtalene (3,75 grams) for 3 litres of gasoline and ignition timing is 12° before TDC. Using this ratio, CO & CO2 that are produced in the exhaust gas is nearly the ame with pure gasoline usge but less HC and O2 are produced. Abstract in Bahasa Indonesia : Angka oktan merupakan acuan untuk mengukur kualitas dari bensin yang digunakan sebagai bahan bakar motor bensin. Makin tinggi angka oktan maka makin rendah kecenderungan bensin untuk terjadi knocking. Naphtalene merupakan suatu larutan kimia yang memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan angka oktan dari bensin. Besarnya angka oktan ini dapat diukur dengan mesin CFR. Dari hasil percobaan dengan motor Daihatsu CB-23 diperoleh bahwa dengan penambahan naphtalene sebesar 1 butir (3,75 gram) untuk 3 liter bensin dan sudut pengapian 12° sebelum TMA diperoleh daya yang dihasilkan motor paling optimal. Untuk perbandingan tersebut kadar CO maupun CO2 yang terbentuk hampir sama dengan penggunaan bensin premium murni tetapi terjadi penurunan HC dan O2 pada gas buangnya. Kata kunci: angka oktan, naphtalene, motor bensin
PENINGKATAN UNJUK KERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH DENGAN PENGGUNAAN BUSI SPLITFIRE SF392D DAN KABEL BUSI HURRICANE Rahardjo Tirtoatmodjo; Willyanto Anggono; Julianto Setyawan
Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2 (2000): OCTOBER 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of supporting components in the ignition system of Spark Ignition Engine is spark plug. Ignition occurs caused by the existence of electric source energy which generates activation energy to ignite the air fuel mixture until produces power. Spark plug is a component generating the spark highly effected the completeness process in combustion chamber. The completeness of combustion process shall affects the performance of the engine. By using Splitfire SF392D Spark plug and Hurricane plug wire, the ignition timing must be resetting for optimum power result. From result of the test, everage power increased is 3.8%. Abstract in Bahasa Indonesia : Salah satu komponen pendukung dalam sistem pengapian pada motor bakar torak adalah busi. Pengapian dari busi terjadi karena adanya sumber energi listrik untuk menghasilkan energi aktivasi yang digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar sehingga menghasilkan tenaga. Busi sebagai suatu piranti untuk menghasilkan busur api listrik sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan proses pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar. Kesempurnaan proses pembakaran akan mempengaruhi unjuk kerja dari motor. Dengan menggunakan Busi Splitfire SF392D dan Kabel Busi Hurricane, maka waktu pengapian harus disesuiakan untuk mendapatkan daya yang optimal. Peningkatan daya rata-rata yang dihasilkan dari pengujian adalah 3,8%. Kata kunci: Busi, Kabel busi, energi aktivasi, peningkatan daya, penurunan konsumsi bahan bakar, proses pembakaran.