Poedji Haryanto
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS KEKUATAN TARIK PADA SAMBUNGAN ALUMINIUM DAN TEMBAGA YANG DISAMBUNG DENGAN LAS GESEK UNTUK KONEKTOR ELEKTRIKAL Poedji Haryanto; Adhy Purnomo; Carli Carli
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2018: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.599 KB)

Abstract

Pengelasan gesek (friction welding, FW) proses penyambungan terjadi akibat panas yang ditimbulkan oleh gesekan antara dua bagian logam yang disambung. Keduabagianlogam yang akan disambung disatukan dibawah pengaruh tekanan aksial, kemudian salah satu diputar sehingga pada permukaan kontakakan timbul panas (mendekati titik cair logam), maka setelah putaran dihentikan akan terbentuk sambungan logam. Keuntungan pengelasan gesek dapat menyambung dua bahan yang berbeda   (dissimilar   metal).   Tembaga   (Cu)   dan   aluminium   (Al) merupakan bahan yang akan disambung pada penelitian ini. Dua metoda penyambungan  dengan  proses  las  gesek,  yaitu  penyambungan  yang secara langsung dan penyambungan dengan menusuk (Shock). Penyambungan dengan cara menusuk merupakan proses penyambungan Cu dan Al untuk mendapatkan kekuatan sambungan yang lebih besar. Metoda  yang  telah  dilakukan  peneliti  dengan  kontak  langsung  pada kedua permukaan bahan uji. Penelitian ini tentang penyambungan bahan aluminium dengan tembaga, sambungan Al dan   Cu digunakan untuk komponen eletrikal. Proses penyambungan anatara Al dan Cu dalam penelitian ini dengan metoda penyambungan tusuk (shock) untuk mendapatkan sambungan yang lebih kuat dibandingkan dengan sambungan kontak permukaan.Bahan uji Cu dengan Ø 12 mm, diameter tusuk Ø 8 mm dan bahan Al dengan Ø 12 mm. Proses penyambungan dengan mertode friction welding, waktu yang digunakan dalam proses penyambungan 15 detik dan 20 detik. Kapasitas mesin yang digunakan 2,2 kWatt, putaran 1400 RPM dan tekanan hydraulik 25 bar. Kata kunci: Las gesek, Kontak langsung, Sambungan shock, Tembaga, Aluminium
MENGUJI KEKUATAN TARIK PADA SAMBUNGAN LAS GESEK BAJA KARBON RENDAH (AISI 1040) DAN BAJA TAHAN KARAT(AISI 304) DISAMBUNG MENGGUNAKAN MESIN LAS GESEK HASIL PENELITIAN RANCANG BANGUN Poedji Haryanto; Bambang Cahyono; Supandi Supandi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2018: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.462 KB)

Abstract

Pengelasan gesek (friction welding, FW) proses penyambungan terjadi akibat  panas  yang  ditimbulkan  oleh  gesekan  antara  dua  permukaan logam yang disambung. Kedua bagian logam yang akan disambung disatukan dibawah pengaruh tekanan aksial, kemudian salahsatu diputar sehinggapada permukaan kontakakan timbul panas (mendekati titik cair logam), maka setelah putaran dihentikan akan terbentuk sambungan logam.   Keuntungan pengelasan gesek dapat menyambung dua bahan yang berbeda (dissimilar metal). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui performan mesin las gesek hasil penelitian, dengan melakukan pengujian kekuatan tarik hasil sambungan las. Bahan uji yang digunakan adalah baja karbon rendah  (AISI 1040) dan Baja tahan karat (stainless steel) dengan  jenis  AISI  304.  Pengelasan  gesek  dilakukan  dengan menggunakan mesin las gesek dari hasil penelitian sebelumnya. Spesifikasi mesin las gesek power motor spindel utama 3 kWatt, motor bydraulik 1.5 kWatt, putaran 1450 RPM. Bahan uji AISI 1040 dan AISI 304  merupakan  bahan  uji  yang  berbeda  (dissimilar  metal).  Ukuran bahan uji panjang 70 mm, diameter 12 mm. Parameter yang digunakan adalah putaran motor (N), tekanan gesek (p) dan waktu gesek (t). Hasil sambungan  las  dilakukan  pengujian  terhadap   kekuatan  tarik  dan kekuatan bengkok. Sambungan las bahan uji yang sama AISI 1040, mengasilkan kekuatan tarik 626 MPa, sedangkan kekuatan untuk bahan AISI 1040 sekitar 548 MPa. Kondisi patahan  terjadi diluar sambungan las. Kekuatan tarik pada sambungan antara AISI 1040 dan AISI 304 mencapai 558 MPa, patahan mengalami deformasi dengan pengecilan diameter. Kata kunci: Las gesek, Bahan berbeda, Baja karbon rendah, Stainless steel
Pembuatan Klem Pemegang Pipa Peralon dari Limbah Plastik Menggunakan Proses Compression Molding Suyadi Suyadi; Ariawan Wahyu Pratomo; Paryono Paryono; Poedji Haryanto; Mochamad Denny Surindra
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 15, No 3 (2020): Volume 15, Nomor 3, Desember 2020
Publisher : Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/jrm.v15i3.1946

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menaikkan nilai tambah sampah plastik menjadi produk klem pemegang pipa paralon dengan proses compression molding di bengkel teknik mesin Polteknik negeri Semarang. Sampah plastik yang sering kita jumpai disekitar kita adalah jenis Polyethylene Terephthalate (PET) dari bekas kemasan air mineral dan Polypropylene (PP) dari bekas alat rumah tangga seperti ember, kursi dan lain-lainya, agar mengurangi beban lingkungan maka perlu di daur ulang menjadi produk klem pemegang pipa paralon dengan proses compression molding, dari hasil penelitian diperoleh kekuatan tegangan bengkok produk klem plastik penjepit paralon yaitu bahan plastik daur ulang PP menghasilkan kekuatan/tegangan bengkok sebesar σb=4,67 N/mm2, dan bahan plastik daur ulang PET menghasilkan kekuatan/tegangan bengkok sebesar σb=4,325 N/mm2.
Produksi Sandal Dan Tas Eceng Gondok Di Kelompok Usaha ?óÔé¼?ôRenita?óÔé¼?Ø Dan ?óÔé¼?ôSekar Melati?óÔé¼?Ø Sari Purnavita; Sri Sutanti; Poedji Haryanto
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2016): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v7i1.1044

Abstract

Di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang terdapat beberapa kelompok usaha yang membuat produk kerajinan eceng gondok, dua diantaranya adalah kelompok usaha Renita dan kelompok usaha Sekar Melati. Permasalahan yang dialami oleh kelompok usaha Renita adalah produk sandal eceng gondok yang diproduksi belum dapat menembus pasar kelas menengah keatas sehingga keuntungannya kecil. Rendahnya kualitas sandal dikarenakan teknologi produksinya ?é?ámasih ?é?ásederhana ?é?ádan?é?á tanpa ?é?ápengemas. ?é?áSedangkan, ?é?ápermasalahan yang ?é?ádialami ?é?áoleh?é?á kelompok?é?á usaha ?é?áSekar?é?á Melati ?é?áadalah ?é?áteknologi?é?á pemutihan eceng gondok yang dilakukan dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida belum bisa memberikan tampilan warna putih atau krem seperti yang diinginkan konsumen dan kurang ramah lingkungan, pembuatan tas masih dilakukan secara manual atau dijahit dengan tangan (tanpa menggunakan mesin jahit yang sesuai), dan penyimpanan produk belum diperhatikan (diletakkan bertumpuk begitu saja secara terbuka). Pemecahan masalah yang dilakukan pada kelompok usaha Renita adalah meningkatkan kualitas kerajinan sandal dengan menggunakan pisau pola spon dan mesin amplas serta memberikan kemasan untuk setiap pasang sandal. Sedangkan pada kelompok usaha Sekar melati dilakukan teknologi pemutihan bahan eceng gondok dengan bahan yang ramah lingkungan yaitu sodium meta bisulfit, teknologi pembuatan tas yang lebih berkualitas, dan manajemen penyimpanan produk kerajinan eceng gondok. Kata Kunci: eceng gondok, pisau pola sandal, pemutihan, sodium meta bisulfit