Desyta Ajeng Trisna Santoso
Universitas Airlangga

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGETAHUAN DAN PEMILIHAN OBAT TRADISIONAL OLEH IBU-IBU DI SURABAYA Arina Rahma Oktaviani; Azan Takwiman; Desyta Ajeng Trisna Santoso; Elma Oktavia Hanaratri; Errina Damayanti; Lailatul Maghfiroh; Mega Meiana Putri; Nofika Agung Maharani; Risda Maulida; Viola Arsideva Oktadela; Ana Yuda
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.476 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v8i1.21912

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan pemilihan obat tradisional oleh ibu-ibu di Surabaya, menggunakan metode cross sectional dan instrumen berupa kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah 150 ibu-ibu yang sudah atau pernah berkeluarga, memiliki anak, dan sedang atau pernah mengkonsumsi obat tradisional dalam waktu 2 bulan terakhir. Teknik sampling dilakukan secara non random. Hasil yang didapat, 1.33% responden mempunyai tingkat pengetahuan rendah, 62,67% responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang, dan 36% responden mempunyai tingkat pengetahuan tinggi. Masalah kesehatan yang pernah ditangani dengan obat tradisional paling banyak secara berturut-turut adalah pegal linu/nyeri, batuk pilek, dan demam. Sebanyak 86 responden memilih menggunakan obat tradisional sebagai upaya pencegahan,  48 responden menjadikan sebagai pilihan utama setiap mengalami gangguan kesehatan, dan 31 reponden menggunakan ketika penyakit tidak membaik dengan obat modern. Sebagian besar responden memilih kerabat atau teman sebagai sumber informasi dalam pemilhan obat tradisional dan hanya 17 yang bertanya kepada tenaga kesehatan. Pada saat menerima terapi obat modern, 36 responden menghentikan penggunaan obat tradisional, sementara 18 responden menggunakan keduanya tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Tempat mendapatkan obat tradisonal yang paling banyak adalah apotek sebanyak 45 responden, toko kelontong sebanyak 35 responden, dan 33 responden membeli dari toko obat cina (istilah lokal untuk toko obat yang dikelola atau dimiliki oleh etnis Tionghoa).